
RI News Portal. Pesisir Selatan, Padang. 18 Agustus 2025 – Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan berat kembali menambah daftar insiden di Jalan Lintas Tapan–Sungai Penuh, sebuah arteri vital yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Jambi. Peristiwa ini terjadi di daerah Sako, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, pada Senin pagi sekitar pukul 10.30 WIB, menyoroti tantangan keselamatan di jalur pegunungan yang rawan longsor dan tikungan tajam. Berbeda dari laporan media konvensional yang fokus pada kronologi semata, analisis ini mengeksplorasi konteks struktural, termasuk tren historis dan faktor sistemik, untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang dinamika kecelakaan di wilayah ini.
Menurut Kanit Lantas Polsek Basa Ampek Balai Tapan, Aiptu Nofrizal Indra, kecelakaan tersebut melibatkan truk tangki pengangkut crude palm oil (CPO) yang datang dari arah Jambi dan sebuah mobil L300 dengan nomor polisi BA 8399 GM. Truk tersebut mengalami posisi miring, dengan separuh badan kendaraan menggantung di tepi jurang, sementara mobil L300 mengalami kerusakan struktural parah: bagian depan ringsek, kaca depan pecah, dan dashboard hancur total. Proses evakuasi korban dari L300 berlangsung secara manual melalui kaca depan yang rusak, menunjukkan urgensi dan risiko tinggi di lokasi kejadian.

Pengemudi mobil L300, seorang warga Nagari Sungai Tunu di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, mengalami luka serius dan segera dilarikan ke RSUD Dr. Muhammad Zein Painan untuk perawatan intensif. Sebaliknya, pengemudi truk tangki dilaporkan selamat tanpa luka signifikan. “Korban telah dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut, sementara kami masih menunggu alat derek untuk menarik truk dari jurang,” ujar Nofrizal dalam keterangannya. Evakuasi kendaraan melibatkan kolaborasi antara petugas kepolisian dan masyarakat setempat, yang hingga siang hari masih berlangsung dengan kehati-hatian ekstrem untuk mencegah truk jatuh lebih dalam.
Investigasi awal menunjukkan dugaan kelalaian pengemudi sebagai pemicu utama, dengan kemungkinan faktor kelelahan atau mengantuk. “Kronologi lengkap masih kami dalami melalui pemeriksaan saksi dan bukti lapangan, tetapi indikasi awal mengarah pada pengemudi yang kehilangan konsentrasi,” tambah Nofrizal. Pendekatan ini selaras dengan prinsip investigasi forensik lalu lintas, di mana faktor manusia sering mendominasi, mencapai hingga 90% dari total kasus kecelakaan di Indonesia berdasarkan data nasional.
Baca juga : Tragedi di Malam HUT RI ke-80: Mobil Kepala Desa Wonokerto Dibakar ODGJ
Insiden ini sempat mengganggu arus lalu lintas di jalur tersebut, yang merupakan rute utama untuk angkutan barang berat seperti CPO dari perkebunan Jambi ke Sumatera Barat. Kendaraan dari kedua arah terpaksa berhenti, meskipun warga setempat secara swadaya mengatur lalu lintas sebelum kedatangan petugas. Setelah intervensi polisi, alur kendaraan kembali normal, meski dengan sedikit keterlambatan akibat proses evakuasi. Dampak ekonomi dari gangguan semacam ini tidak boleh diabaikan, mengingat jalur ini mendukung rantai pasok agroindustri regional.
Dalam konteks lebih luas, kecelakaan di Jalan Lintas Tapan–Sungai Penuh bukanlah kejadian isolasi. Data historis menunjukkan pola berulang, dengan insiden serupa terjadi baru-baru ini. Misalnya, pada 30 Juli 2025, sebuah mobil pikap muatan kelapa terjun ke jurang sedalam 25 meter di perbatasan Jambi-Sumbar, mengakibatkan dua korban tewas dan satu luka. Kejadian tersebut, yang juga terjadi di KM 38 jalur yang sama, menewaskan warga Kabupaten Pesisir Selatan dan menyoroti kerentanan jalur pegunungan terhadap kecelakaan tunggal akibat kondisi jalan yang menantang. Tren ini diperkuat oleh statistik provinsial: Di Sumatera Barat, jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai 3.394 kasus pada 2024, turun 6,37% dari tahun sebelumnya. Namun, selama periode khusus seperti Operasi Patuh Singgalang 2025, penurunan mencapai 34% (dari 83 menjadi 62 kasus), sementara selama libur Lebaran 2025, justru naik 20% menjadi 108 kasus. Kabupaten Pesisir Selatan sendiri mencatat 312 kecelakaan pada 2024, menempatkannya sebagai salah satu wilayah rawan di provinsi.

Faktor sistemik yang berkontribusi mencakup kondisi infrastruktur jalur pegunungan—dengan tikungan curam dan potensi longsor—serta intensitas lalu lintas kendaraan berat. Studi akademis tentang keselamatan lalu lintas menekankan peran kelelahan pengemudi, terutama pada rute panjang antarprovinsi, sebagai pemicu utama. Dalam kasus ini, imbauan polisi untuk istirahat bagi pengemudi lelah menjadi relevan: “Kami mengingatkan seluruh pengendara, khususnya angkutan berat, untuk memprioritaskan kondisi fisik dan menghindari pemaksaan diri yang membahayakan,” tegas Nofrizal.
Untuk mitigasi jangka panjang, rekomendasi mencakup peningkatan patroli rutin, instalasi rambu peringatan elektronik, dan regulasi ketat terhadap jam operasional kendaraan berat. Analisis ini menegaskan bahwa pencegahan kecelakaan memerlukan pendekatan multidisiplin, mengintegrasikan data empiris dengan kebijakan berbasis bukti, guna mengurangi angka fatalitas di jalur strategis seperti Tapan–Sungai Penuh.
Pewarta : Sami S
