
RI News Portal. Lampung Barat 19 Juli 2025 – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat memanfaatkan momentum Festival Budaya Sekala Bekhak Ke-11 sebagai wadah pelestarian kuliner tradisional khas daerah, salah satunya melalui lomba ngelemang (memasak lemang) yang diikuti oleh perwakilan pekon dari berbagai kecamatan. Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Merdeka, Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatan Balik Bukit, dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lampung Barat, Nukman, pada Jumat (18/7/2025).
Dalam acara ini, Pemkab Lampung Barat menyediakan seribu pancung lemang yang dialokasikan untuk 15 pekon dari Kecamatan Sukau, Balik Bukit, dan Batu Brak. Seluruh bahan dan perlengkapan lomba disediakan langsung oleh pemerintah daerah, kemudian diserahkan kepada pihak pekon untuk dilombakan. Hal ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan kuliner tradisional sebagai bagian dari identitas budaya Lampung Barat.
Dalam sambutannya, Sekda Nukman menegaskan bahwa lemang merupakan warisan leluhur yang memiliki makna kultural mendalam bagi masyarakat Lampung Barat. “Alasan ngelemang ini dilombakan karena sekarang lamang semakin langka seiring dengan perkembangan zaman. Lemang bukan hanya kuliner khas, tetapi juga bagian dari adat istiadat masyarakat, mulai dari perayaan Hari Raya, pesta pernikahan, hingga berbagai upacara adat seperti kematian dan kelahiran,” ujar Nukman.

Kuliner lemang sendiri dikenal sebagai panganan berbahan dasar ketan dan santan, dimasak di dalam bambu, dan lazim dihidangkan pada peristiwa-peristiwa penting. Keberadaannya tidak hanya mencerminkan tradisi kuliner, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap tradisi.
Kehadiran Nukman dalam lomba ngelemang turut menjadi energi positif bagi para peserta. Dalam suasana penuh keakraban, ia tidak hanya memberi sambutan resmi, tetapi juga turut berinteraksi dan menghibur masyarakat dengan ikut serta dalam nyambai, seni berpantun khas Lampung Barat. Gaya kepemimpinan yang inklusif ini dianggap mampu memotivasi masyarakat untuk semakin mencintai budaya lokal.
Baca juga : Kapolri Tekankan Sinergitas TNI-Polri dalam Pembekalan 2.000 Capaja di Mabes TNI Cilangkap
Meski tradisi lemang sarat dengan nilai budaya, Nukman menyampaikan kekhawatiran terhadap berkurangnya minat generasi muda untuk melestarikan tradisi ini. “Mudah-mudahan tahun selanjutnya peserta lomba ngelemang lebih banyak, khususnya dari anak-anak muda, karena merekalah garda terdepan dalam pelestarian budaya di daerah kita,” harapnya.
Dari sudut pandang akademis, Festival Budaya Sekala Bekhak Ke-11 tidak hanya berfungsi sebagai wahana rekreasi, tetapi juga sebagai instrumen kebijakan kultural dalam mempertahankan identitas lokal di tengah arus modernisasi dan homogenisasi kuliner global. Lemang, sebagai heritage food, memiliki dimensi nilai budaya yang dapat dikategorikan ke dalam warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) sebagaimana diatur dalam Konvensi UNESCO 2003.
Jika tidak ada upaya regenerasi dan dokumentasi, tradisi ngelemang dikhawatirkan akan mengalami erosi kultural. Oleh karena itu, dukungan pemerintah daerah, kolaborasi dengan lembaga pendidikan, serta partisipasi generasi muda menjadi kunci utama untuk menjaga keberlanjutan kuliner khas ini.
Pewarta : IF
