
RI News Portal. Kyiv, Ukraina 10 Juli 2025 — Rusia meluncurkan serangan udara terbesar sepanjang perang dengan menembakkan 728 drone dan 13 rudal ke wilayah Ukraina dalam satu malam, menurut pejabat pertahanan Ukraina, Rabu (9/7/2025). Serangan masif ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang telah berlangsung tiga tahun, dan menunjukkan upaya Moskow untuk melumpuhkan pertahanan udara serta logistik militer Ukraina.
Presiden Volodymyr Zelenskyy menyatakan bahwa kota Lutsk di Ukraina barat, dekat perbatasan Polandia, menjadi wilayah yang paling terdampak. Kota ini diketahui menjadi jalur penting distribusi senjata dari negara-negara Barat. “Ini adalah upaya sistematis untuk mengganggu pasokan bantuan internasional,” ujar Zelenskyy.
Dalam serangan tersebut, Ukraina berhasil menjatuhkan 296 drone dan tujuh rudal, sementara ratusan lainnya berhasil dialihkan atau dijamming oleh sistem pertahanan. Serangan juga menyasar sepuluh wilayah lainnya, mengakibatkan satu korban jiwa di Khmelnytskyi dan dua luka-luka di Kyiv.

Di sisi lain, Ukraina juga melancarkan serangan balasan dengan drone ke wilayah Rusia. Tiga warga sipil, termasuk seorang anak berusia lima tahun, dilaporkan tewas di wilayah perbatasan Kursk. Otoritas Rusia menyatakan 86 drone Ukraina berhasil ditembak jatuh di enam wilayah, termasuk Moskow, menyebabkan penutupan sementara dua bandara.
Pemerintah Polandia, sebagai anggota NATO, langsung menempatkan angkatan bersenjatanya dalam status siaga penuh. Serangan ini terjadi di tengah ketidakpastian bantuan militer dari Amerika Serikat, serta upaya perdamaian yang macet di tingkat internasional.
Presiden AS Donald Trump menyebut dirinya “tidak senang” dengan Presiden Vladimir Putin, namun mengisyaratkan akan kembali mengirim senjata ke Ukraina. Kremlin merespons pernyataan Trump dengan sikap hati-hati, berharap tetap bisa menjalin komunikasi dengan Washington.
Baca juga : Prabowo dan Lula da Silva Pererat Hubungan Strategis RI-Brasil di Istana Planalto
Sementara itu, Zelenskyy kembali menyerukan sanksi lebih keras terhadap minyak Rusia dan para pembelinya, seraya menegaskan bahwa produksi drone anti-serangan dari Ukraina kini terus meningkat, bekerja sama dengan mitra-mitra Barat.
Lembaga kajian Institute for the Study of War memperingatkan bahwa Rusia kemungkinan besar akan mampu meluncurkan hingga 1.000 drone setiap malam dalam waktu dekat, seiring ekspansi industri drone militer mereka.
Dalam perkembangan lain, Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa pada hari yang sama menyatakan Rusia bersalah atas pelanggaran HAM dalam perang Ukraina, serta secara resmi menyebut Rusia bertanggung jawab atas tragedi jatuhnya pesawat MH17 pada 2014. Putusan ini menjadi tonggak penting dalam akuntabilitas internasional, meski bersifat simbolis secara hukum.
Pewarta : Setiawan S.TH

