
RI News Portal. Kyiv, Ukraina 5 Juli 2025 — Ibu kota Ukraina diguncang serangan udara terbesar sejak invasi Rusia dimulai pada 2022. Dalam serangan sepanjang Kamis malam hingga Jumat dini hari, ratusan drone dan rudal menghujani Kyiv, menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya 26 lainnya, termasuk seorang anak.
Otoritas Ukraina menyebut serangan itu berlangsung selama tujuh jam tanpa henti, merusak infrastruktur di berbagai distrik ibu kota. Ledakan membakar langit malam, sirene meraung, dan puing-puing menutupi jalanan. Lima ambulans turut rusak saat menangani korban, sementara petugas darurat harus mengevakuasi lebih dari 300 ton reruntuhan.
“Itu malam yang berat dan tanpa tidur,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Menurut laporan angkatan udara Ukraina, Rusia meluncurkan total 550 drone dan rudal, mayoritas di antaranya adalah drone Shahed buatan Iran, serta 11 rudal balistik. Dari jumlah itu, sistem pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 270 target, termasuk dua rudal jelajah. Namun, Rusia mengklaim berhasil menghantam delapan lokasi dengan sembilan rudal dan 63 drone.

Selain Kyiv, serangan juga menghantam wilayah Dnipropetrovsk, Sumy, Kharkiv, dan Chernihiv.
Beberapa jam usai serangan, Zelenskyy mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menurut keterangan resmi Zelenskyy, keduanya membahas langkah-langkah memperkuat sistem pertahanan udara Ukraina, kemungkinan produksi persenjataan bersama antara Ukraina dan AS, serta upaya diplomatik internasional untuk menghentikan perang.
“Kami juga bersepakat untuk mempercepat pertemuan tim masing-masing guna memperkuat perlindungan Ukraina,” ujar Zelenskyy.
Presiden Trump, yang sebelumnya pada hari yang sama juga berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengaku kecewa lantaran tidak melihat tanda-tanda perdamaian dari pihak Moskow.
Baca juga : Serangan AS ke Iran Guncang Geopolitik Asia-Pasifik, Sekutu dan Lawan Meninjau Ulang Sikap
“Saya sangat kecewa dengan pembicaraan saya hari ini dengan Presiden Putin, karena saya rasa dia tidak berniat menghentikan pertempuran, dan itu sungguh disayangkan,” kata Trump kepada wartawan.
Sementara itu, penasihat kebijakan luar negeri Presiden Putin, Yuri Ushakov, menegaskan Rusia akan terus mengejar tujuannya di Ukraina dan “menghapus akar penyebab konflik”, sembari menyebut Moskow tidak akan mundur dari ambisi militernya.

Menurut data resmi Ukraina, sepanjang Juni saja Rusia telah meluncurkan lebih dari 5.400 drone dan lebih dari 330 rudal ke berbagai kota di Ukraina, termasuk hampir 80 rudal balistik. Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menyebut serangan semalam adalah salah satu yang terburuk sepanjang perang berlangsung.
“Apa yang dialami Kyiv semalam tidak bisa disebut selain aksi teror yang disengaja,” tulis Menteri Ekonomi Ukraina Yuliia Svyrydenko di media sosial X.
Pemerintah Ukraina kini terus berupaya mempercepat pembangunan industri persenjataan domestik agar dapat mengimbangi intensitas serangan Rusia, meski diakui hal itu membutuhkan waktu.
Pewarta : Setiawan Wibisono S.TH

