
RI News Portal. Surakarta – Dalam semangat Iduladha 1446 Hijriah, masyarakat RW 5 Desa Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, melaksanakan kegiatan pemotongan hewan kurban pada Jumat (6/6/2025). Kegiatan ini tidak hanya merepresentasikan ibadah tahunan umat Islam, tetapi juga menunjukkan praktik kebersamaan sosial, gotong royong, serta pengelolaan keagamaan yang inklusif dan partisipatif di tingkat desa.
Sebagai salah satu bentuk ibadah dan manifestasi solidaritas sosial dalam ajaran Islam, pemotongan hewan kurban di Desa Ngemplak dilaksanakan secara terdesentralisasi di empat Rukun Tetangga (RT) dalam wilayah RW 5. Ketua RW 5, Suroto, dalam keterangannya kepada RRI, menjelaskan bahwa total hewan kurban yang disembelih mencakup puluhan ekor, dengan rincian berbeda di setiap RT:
- RT 01 menyembelih 4 ekor sapi dan 5 ekor kambing,
- RT 02 menyembelih 3 ekor sapi dan 4 ekor kambing,
- RT 03 menyembelih 2 ekor sapi dan 4 ekor kambing,
- RT 04 menyembelih 1 ekor sapi dan 3 ekor kambing.

“Pelaksanaan kurban ini merupakan bentuk kesadaran kolektif masyarakat untuk berbagi, serta menghidupkan nilai-nilai keislaman yang mendorong kepedulian sosial,” ujar Suroto, yang juga dikenal sebagai tokoh masyarakat setempat.
Distribusi daging kurban ditargetkan selesai sebelum pelaksanaan Salat Jumat, mengingat Iduladha 2025 bertepatan dengan hari Jumat. Hal ini menandakan adanya koordinasi dan manajemen waktu yang baik antara panitia dan warga, dengan memperhatikan kaidah fikih yang beragam terkait kewajiban salat Jumat di hari raya Iduladha.
Ribut Rismanto, Ketua Panitia Kurban sekaligus Ketua Takmir Mushola Al-Furqon di wilayah RT 03, menjelaskan bahwa distribusi daging dilakukan secara cepat dan merata kepada warga, tanpa mengabaikan kewajiban ibadah. “Warga kami sudah kompak, sebelum Salat Jumat daging harus sudah dibagikan. Karena sebagian memahami salat Jumat tetap wajib, maka kami tetap melaksanakannya,” ujar Ribut.
Kegiatan ini juga turut melibatkan perangkat desa, termasuk Ketua BPD Desa Donohudan yang hadir memberikan dukungan moral dan pengawasan terhadap jalannya pembagian hewan kurban. Menurutnya, kegiatan semacam ini menjadi indikator nyata sinergi antara pemerintah desa, tokoh agama, dan masyarakat dalam pelaksanaan tradisi keagamaan yang penuh makna.
Dalam kajian sosiologi agama, pelaksanaan kurban tidak semata ibadah personal, tetapi menjadi bagian dari pembentukan modal sosial (social capital) yang memperkuat kohesi masyarakat desa. Kegiatan kurban yang dilakukan gotong royong dan inklusif seperti di Desa Ngemplak menunjukkan fungsi agama sebagai pengikat solidaritas, distribusi kesejahteraan, serta pengelolaan perbedaan pandangan secara damai dalam praktik ibadah.
Selain itu, Iduladha yang jatuh pada hari Jumat memberikan ruang refleksi terkait pluralitas pandangan fikih dan pentingnya saling menghormati dalam pelaksanaan ibadah umat Islam. Desa Ngemplak menunjukkan praktik moderasi beragama (wasathiyah Islam) yang aplikatif dan membangun.
Pelaksanaan kurban di RW 5 Desa Ngemplak dapat dijadikan contoh penerapan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Selain menjadi momentum religius, Iduladha juga menjadi arena sosial untuk memperkuat kebersamaan, mengedepankan inklusi, dan menghidupkan nilai-nilai gotong royong yang menjadi kekuatan sosial budaya masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah pedesaan Jawa Tengah.
Pewarta : Rendro Purbowo

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita