
RI News Portal. Jakarta, 10 Agustus 2025 — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menghadiri upacara gelar pasukan operasional dan kehormatan militer di Lanud Suparlan Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung. Acara ini menandai momen penting dalam restrukturisasi dan penguatan simbolik institusi militer nasional, dengan pelantikan Wakil Panglima TNI dan penganugerahan pangkat serta gelar kehormatan kepada sejumlah perwira tinggi.
Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 08.00 WIB. Dalam upacara tersebut, Kepala Negara secara resmi melantik Jenderal TNI Tandyo Budi sebagai Wakil Panglima TNI. Pelantikan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat komando terpusat dan efektivitas operasional TNI di tengah dinamika geopolitik dan tantangan keamanan nasional.
Selain pelantikan, Presiden juga menaikkan pangkat empat komando satuan khusus dari bintang dua menjadi bintang tiga. Satuan yang menerima kenaikan pangkat tersebut meliputi:
- Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
- Korps Marinir
- Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat)
- Komando Pertahanan Udara Nasional

Kenaikan pangkat ini mencerminkan pengakuan atas peran strategis satuan elite dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional, serta sebagai bentuk penguatan moral dan legitimasi institusional.
Dalam bagian akhir upacara, Presiden Prabowo menganugerahkan gelar Jenderal TNI Kehormatan bintang empat kepada empat jenderal purnawirawan. Mereka yang menerima penghargaan tersebut adalah:
- Jenderal TNI Kehormatan (Purn) Syafrie Syamsudin
- Jenderal TNI Kehormatan (Purn) M. Herindra
- Jenderal TNI Kehormatan (Purn) Agus Sutomo
- Jenderal TNI Kehormatan (Purn) KKO Ali Sadikin
Penganugerahan ini tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga mencerminkan rekognisi atas kontribusi historis dan dedikasi mereka dalam membangun dan menjaga integritas TNI. Dalam konteks politik sipil-militer, langkah ini dapat dibaca sebagai upaya rekonsiliasi dan konsolidasi kekuatan nasional.
Baca juga : Semangat Kemerdekaan Menggema di Sekuro: RW 05 Harjosari Gelar Senam dan Jalan Sehat Meriah
Upacara ini berlangsung dalam lanskap politik yang menempatkan militer sebagai aktor penting dalam pembangunan nasional dan stabilitas pemerintahan. Pelantikan Wakil Panglima dan kenaikan pangkat komando khusus menunjukkan intensifikasi peran militer dalam struktur komando negara. Sementara itu, penganugerahan gelar kehormatan kepada jenderal purnawirawan mengindikasikan pendekatan simbolik yang menggabungkan penghormatan historis dengan strategi legitimasi politik.
Dalam perspektif akademik, peristiwa ini dapat dianalisis sebagai bagian dari proses institusionalisasi kekuasaan dan pembentukan narasi nasionalisme militeristik yang terintegrasi dengan kepemimpinan sipil. Hal ini membuka ruang diskusi tentang batas-batas peran militer dalam demokrasi dan bagaimana simbol-simbol kehormatan digunakan untuk membangun konsensus politik.
Pewarta : Yudha Purnama
