
RI News Portal. Washington, AS 05 Juni 2025 — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan secara tegas akan merespons serangan drone Ukraina di pangkalan udara Rusia yang terjadi akhir pekan lalu. Hal itu disampaikan Putin melalui sambungan telepon dengan Trump pada Rabu (4/6), di tengah kebuntuan diplomasi dan meningkatnya ketegangan di medan perang.
Dalam unggahan di media sosial, Trump menyebut percakapannya dengan Putin berlangsung panjang dan “cukup baik,” namun ia menegaskan bahwa dialog tersebut belum mengarah pada solusi damai dalam waktu dekat.
Ini merupakan pertama kalinya Trump secara terbuka menanggapi serangan Ukraina ke wilayah Rusia. Gedung Putih menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak diberi informasi sebelumnya tentang operasi militer tersebut, dan isu itu menjadi pokok pembahasan dalam panggilan telepon kedua pemimpin.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak rencana gencatan senjata dari Rusia yang ia sebut sebagai “ultimatum.” Dalam pernyataannya, Zelenskyy menyebut bahwa berbagai upaya diplomatik sebelumnya tidak pernah menghasilkan perdamaian yang nyata. Ia mendesak komunitas internasional untuk memperkuat tekanan terhadap Rusia.

“Setiap serangan baru dan setiap penundaan diplomasi adalah bentuk pelecehan terhadap dunia internasional,” ujar Zelenskyy melalui akun resminya.
Trump, yang berkali-kali berjanji akan mengakhiri perang dengan cepat jika kembali menjabat, mulai menunjukkan ketidaksabaran terhadap sikap Putin dalam beberapa minggu terakhir. Namun hingga kini, ia belum secara tegas mendukung sanksi tambahan terhadap Rusia.
Di sisi lain, penasihat urusan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, menyebut panggilan telepon antara Trump dan Putin sebagai “positif dan produktif.” Keduanya juga membahas isu program nuklir Iran dan kemungkinan keterlibatan Rusia dalam pembicaraan dengan Teheran.
Putin sendiri belum menunjukkan keinginan untuk bertemu dengan Zelenskyy secara langsung. Ia mengecam Ukraina atas serangan yang disebutnya sebagai aksi teror di wilayah perbatasan Rusia, seperti Kursk dan Bryansk. Menurutnya, Ukraina hanya mencari gencatan senjata untuk mengisi ulang senjata dari Barat dan mempersiapkan serangan berikutnya.
Sementara itu, Paus Leo XIV turut menghubungi Putin pada hari yang sama dan mendesak Rusia untuk mengambil langkah konkret menuju perdamaian.
Putaran kedua perundingan damai antara delegasi Rusia dan Ukraina dijadwalkan berlangsung di Istanbul pada Senin mendatang. Namun harapan untuk tercapainya kesepakatan dinilai masih kecil. Zelenskyy menyebut perundingan tersebut hanya sebagai “diplomasi palsu” untuk mengulur waktu.
Meski diskusi terus berjalan, kedua pihak tetap melanjutkan operasi militer. Ukraina melaporkan bahwa serangan drone ke pangkalan udara Rusia akhir pekan lalu berhasil merusak atau menghancurkan 41 pesawat, termasuk pembom strategis. Badan Keamanan Ukraina juga menyebut adanya ledakan di bawah Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dan Krimea, meski Kremlin membantah adanya kerusakan.
Rusia mengklaim telah merebut sembilan desa di wilayah Sumy, Ukraina utara, sejak Presiden Putin mengumumkan pembentukan zona penyangga perbatasan pada 22 Mei lalu.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal