
RI News Portal. New Delhi 13 Juli 2025 — Dugaan kesalahan kritis dalam pengoperasian saklar bahan bakar menjadi sorotan utama dalam kecelakaan tragis pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner yang jatuh di Ahmedabad pada 12 Juni 2025 dan menewaskan sedikitnya 260 orang. Temuan awal dari Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) mengungkap bahwa sesaat sebelum pesawat menghantam tanah, saklar pengatur bahan bakar kedua mesin secara misterius berpindah dari posisi “RUN” ke “CUTOFF”, memutus suplai bahan bakar dan menyebabkan hilangnya daya dorong secara total.
Dalam laporan yang dirilis Sabtu pagi (12/7), disebutkan bahwa kedua pilot tampak mengalami kebingungan atas perubahan pengaturan tersebut. Rekaman kokpit menunjukkan bahwa dalam detik-detik terakhir sebelum kecelakaan, salah satu pilot terdengar bertanya kepada rekannya, “Kenapa kamu matikan bahan bakarnya?”, yang langsung dijawab, “Aku tidak melakukannya.”
Pesawat tersebut mengangkut 230 penumpang dari berbagai negara — termasuk 169 warga negara India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugal, dan satu warga Kanada — serta 12 awak pesawat. Hanya satu penumpang yang ditemukan selamat dalam peristiwa ini, yang kini dicatat sebagai salah satu kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam sejarah India.

Laporan menyebutkan bahwa penerbangan hanya berlangsung sekitar 30 detik dari saat lepas landas hingga pesawat jatuh. Ketika pesawat mencapai kecepatan tertinggi yang tercatat, dalam waktu kurang dari satu detik, saklar pemutus bahan bakar kedua mesin berpindah dari “RUN” ke “CUTOFF” secara berurutan. Meski saklar sempat dikembalikan ke posisi semula, upaya tersebut terlambat karena pesawat sudah kehilangan ketinggian secara drastis.
Salah satu pilot sempat memanggil sinyal darurat dengan menyebutkan, “MAYDAY, MAYDAY, MAYDAY,” sebelum hilang kontak.
Terry Tozer, mantan pilot dan analis penerbangan, menyebut peristiwa ini “sangat aneh dan tidak lazim.” Menurutnya, saklar bahan bakar biasanya tidak disentuh setelah lepas landas. “Sayangnya, ketinggian terlalu rendah dan mesin tidak punya cukup waktu untuk pulih,” ujarnya kepada Sky News.
Laporan awal tidak menyebutkan apakah ada kesalahan teknis, kesengajaan, atau kegagalan sistem yang menyebabkan pergeseran saklar tersebut. Belum ada pula rekomendasi kepada Boeing selaku produsen pesawat. Boeing dalam pernyataannya menyatakan belasungkawa dan komitmennya untuk mendukung penuh penyelidikan yang tengah dilakukan.
Baca juga : Kebumen; SPBU 44.543.17 Diduga Jadi Sumber Kejahatan Energi: Mafia BBM Subsidi Gerogoti Negara
Menteri Penerbangan Sipil India, Kinjarapu Ram Mohan Naidu, meminta publik untuk tidak berspekulasi hingga laporan akhir dirilis. “Ini baru laporan awal. Kita harus menunggu hasil investigasi yang tuntas,” katanya kepada awak media.
Air India juga menyatakan kerja sama penuh dalam proses investigasi. “Kami terus berkoordinasi dengan otoritas yang berwenang, termasuk AAIB dan regulator lainnya,” kata pihak maskapai dalam pernyataan resmi.
Sebagai langkah pencegahan, otoritas penerbangan India telah memerintahkan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh armada Boeing 787 Dreamliner milik Air India, yang berjumlah 33 unit.
Kecelakaan ini kembali menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap keselamatan operasional pasca-lepas landas, termasuk pemantauan ketat terhadap sistem kendali bahan bakar dan protokol komunikasi antar-pilot. Investigasi menyeluruh dan transparan menjadi kunci untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang.
Pewarta : Setiawan S.TH

