
RI News Portal. Semarang, Menjelang bulan suci Ramadan, masyarakat Jawa memiliki tradisi unik seperti Nyadran, Megengan, dan Unggahan. Tradisi-tradisi ini sarat makna dan mempererat kebersamaan antarwarga.
1. Nyadran
Mengutip dari https://kebudayaan.jogjakota.go.id tradisi yang masih lekat dalam kehidupan masyarakat Jawa, berasal dari bahasa Sanskerta “Sraddha”yang artinya keyakinan. Tradisi ini adalah budaya mendoakan leluhur yang meninggal, berkembang seiring waktu, menjadi adat dengan berbagai seni budaya.

2. Megengan
Mengutip dari https://kominfo.magetan.go.id/, di balik acara Megengan terdapat makna permohonan maaf, yang disimbolkan dengan kue Apem, kudapan khas Jawa dalam adat. Istilah Apem berasal dari “ngafwan” atau “ngafwun,” melambangkan permohonan maaf serta ungkapan syukur menyambut bulan Ramadhan.
Baca juga : Massa BEM Mahasiswa Demo ‘Indonesia Gelap’ Rela Kumpulkan Kotoran Sapi
3. Unggahan
Tradisi Unggahan dilaksanakan seminggu sebelum Ramadan, berasal dari kata Jawa “munggah,” yang berarti naik atau meningkat. Mengutip jurnal Tradisi Ramadan di Indonesia Dialektika Teks dan Konteks (2024), Unggahan dilakukan di rumah atau mushola terdekat.
Ketiga tradisi ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mempersiapkan diri secara spiritual dan mempererat hubungan sosial sebelum memasuki Ramadan. Melalui kegiatan seperti doa bersama, ziarah makam, dan berbagi makanan, pentingnya kebersamaan dan saling memaafkan.

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal