RI News Portal. Surakarta, 30 Agustus 2025 – Kota Surakarta, atau yang lebih dikenal sebagai Solo, menetapkan status siaga darurat bencana selama tujuh hari menyusul kerusuhan yang terjadi di tiga titik penting: Markas Brimob Batalyon C Pelopor, Gladak Slamet Riyadi, dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surakarta. Kerusuhan ini dipicu oleh kematian tragis Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang tewas tertabrak kendaraan taktis Brimob di Jakarta pada 28 Agustus 2025, menyebabkan kerusakan infrastruktur publik dan meningkatkan ketegangan di kota ini.
Wali Kota Respati Ardi, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua HIPMI Solo, mengumumkan status darurat ini setelah mengadakan rapat koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Makorem 074 Warastratama pada Sabtu pagi, 30 Agustus 2025. Rapat tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk kepolisian, TNI, wakil wali kota, DPRD, komandan pangkalan udara, dan camat, untuk mengevaluasi peristiwa yang menyebabkan tindakan anarkis tersebut dan menyusun strategi penanganan.

“Kami berkumpul pagi ini untuk mengevaluasi situasi, terutama mengapa tindakan anarkis bisa terjadi,” ujar Respati kepada wartawan. “Status darurat ini diserahkan kepada Pak Niko, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebagai koordinator. Status ini berlaku mulai hari ini hingga tujuh hari ke depan.”
Respati menegaskan bahwa status darurat ini bersifat administratif, bertujuan untuk mempermudah koordinasi antar instansi tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari kota. “Ini hanya langkah administratif, jadi warga tidak perlu khawatir,” jelasnya. “Tujuannya hanya untuk menunjuk Kepala BPBD sebagai koordinator untuk langkah antisipasi, agar tidak ada salah paham di masyarakat.”
Meskipun status siaga darurat diberlakukan, Pemerintah Kota Surakarta memastikan bahwa kegiatan yang sudah terjadwal, seperti Car Free Day (CFD) dan pertandingan basket di Stadion Manahan, akan tetap berlangsung seperti biasa. Langkah ini dimaksudkan untuk memfasilitasi respons cepat dan koordinasi pasca kerusuhan, yang menyebabkan kerusakan signifikan, termasuk pembakaran Gedung Sekretariat DPRD, perusakan fasilitas umum di Jalan Slamet Riyadi, dan pembakaran truk pengendali massa milik polisi.
Baca juga : Forum Pemuda Dayak Melawi Ajak Jaga Persatuan, Polres Intensifkan Patroli
Aksi protes dimulai sebagai demonstrasi damai oleh para pengemudi ojek online di Markas Brimob Manahan, di mana doa bersama diadakan untuk mengenang Affan Kurniawan. Namun, situasi memanas pada malam hari, dengan bentrokan terjadi di Gladak Slamet Riyadi. Para pengunjuk rasa, banyak yang mengenakan baju hitam, membakar pembatas air, melempar kembang api, dan merusak properti publik seperti pot bunga dan pembatas jalan. Menjelang tengah malam, kerusuhan berpindah ke Gedung DPRD, di mana massa membakar Sekretariat, menghancurkan sebagian bangunan dan pos keamanan.
Pemerintah kota menegaskan komitmennya untuk menjaga ketertiban sambil menangani keluhan yang memicu protes. Pihak berwenang mengimbau warga untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan mengajak berdialog untuk menyampaikan aspirasi. Status darurat ini akan memungkinkan BPBD untuk berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan instansi lain guna memulihkan infrastruktur yang rusak dan mencegah kerusuhan lebih lanjut.
Di tengah situasi yang penuh tantangan ini, Pemerintah Kota Surakarta mengajak warga untuk tetap tenang dan bekerja sama. Fokus utama adalah memulihkan kota dan memastikan kehidupan budaya serta ekonomi Kota Bengawan tetap berjalan tanpa gangguan.
Pewarta : Surya Kencana

