RI News Portal. Milan – Luciano Spalletti tidak mencari alasan. Satu hari setelah Juventus menyerah 1-2 di kandang Napoli, pelatih berusia 66 tahun itu langsung menyampaikan pesan tegas kepada para pemainnya: bangkit sekarang atau terancam semakin terpuruk di papan tengah klasemen Serie A.
Dalam pernyataan yang dirilis klub pada Senin pagi, Spalletti menekankan bahwa performa Bianconeri di Stadion Diego Armando Maradona merupakan cerminan dari masalah struktural yang harus segera diatasi, terutama dalam penguasaan bola dan intensitas pressing.
“Kita harus bergerak lebih cepat. Kita bisa – dan wajib – bermain jauh lebih baik daripada yang kami tunjukkan kemarin,” ujarnya. “Terlalu banyak bola hilang di area sendiri. Jika kami tidak mengendalikan pertandingan, maka kami hanya akan memainkan skenario yang diinginkan lawan.”

Analisis pasca-pertandingan menunjukkan Juventus memang kehilangan penguasaan bola di babak pertama (42 % possession) dan melakukan 18 loss of possession di sepertiga tengah lapangan – angka tertinggi musim ini. Dua gol Rasmus Højlund, yang memanfaatkan transisi cepat Napoli, menjadi bukti nyata konsekuensi dari kesalahan tersebut. Gol penyama kedudukan Kenan Yıldız pada menit ke-58 sempat mengembalikan harapan, namun kurangnya agresivitas di 30 menit terakhir membuat Juventus kembali kecolongan.
Spalletti mengakui bahwa perubahan taktik di babak kedua – dengan memainkan Weston McKennie lebih tinggi dan mendorong full-back naik – memang memperbaiki alur permainan. Namun, ia menilai tim masih bermain “terlalu aman” setelah gol penyama kedudukan.
“Kami berhasil mengambil kendali setelah gol Kenan, tapi kemudian kami seperti puas. Kami tidak cukup berani mencari gol kedua. Itu kesalahan mental yang mahal,” tegas pelatih yang pernah membawa Napoli juara Serie A 2022/23 itu.
Kekalahan ini membuat Juventus tertahan di peringkat ketujuh dengan 23 poin dari 14 laga, tertinggal empat poin dari zona Liga Champions. Jarak dengan pemuncak klasemen Inter Milan kini sudah mencapai 13 poin – selisih terbesar sejak era Maurizio Sarri pada 2019/20 di pekan yang sama.
Spalletti menolak membahas target jangka panjang saat ini. Baginya, pertandingan berikutnya melawan Pafos FC di matchday keenam Liga Champions, Kamis (11/12) dini hari WIB di Allianz Stadium, adalah momen krusial untuk memperbaiki kepercayaan diri tim.

“Ini kesempatan pertama kami untuk memberikan respons langsung. Kami tidak boleh menunggu lagi. Pafos akan datang dengan motivasi tinggi, tapi kami yang harus menentukan tempo dan intensitas sejak menit pertama,” tandasnya.
Dengan hanya menyisakan tiga laga fase liga Champions dan margin error yang semakin tipis di Serie A, Juventus kini berada di persimpangan: apakah kekalahan di Naples menjadi titik balik menuju kebangkitan, atau awal dari spiral negatif yang sulit diatasi sebelum jeda musim dingin.
Satu yang pasti dari nada bicara Spalletti: ia tidak akan membiarkan anak asuhnya larut dalam kekecewaan.
Pewarta : Vie

