RI News Portal. Wonogiri – Dalam suasana persiapan menyambut Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Polres Wonogiri menggelar pertemuan koordinasi keamanan yang mengedepankan pendekatan dialogis dengan pemimpin umat Kristiani se-Kabupaten Wonogiri. Acara yang berlangsung di Aula Sanika Satyawada pada Rabu, 3 Desember 2025, ini mencerminkan strategi pengamanan yang tidak hanya bersifat represif, tetapi juga membangun kepercayaan publik melalui keterlibatan langsung komunitas keagamaan.
Bertindak sebagai pimpinan pertemuan, Wakapolres Wonogiri Kompol Parwanto, S.H., M.H., menyampaikan bahwa pendekatan pengamanan Operasi Lilin 2025 tahun ini mengintegrasikan tiga elemen utama: peningkatan visibilitas kepolisian, optimalisasi pos pengamanan terpadu, dan penguatan komunikasi dua arah dengan pengurus tempat ibadah. “Kami tidak ingin kehadiran polisi hanya terasa saat terjadi gangguan. Justru kami ingin umat merasakan kehadiran negara sebagai mitra yang melindungi hak beribadah dengan tenang,” ujarnya.
Pertemuan yang dihadiri sekitar 70 peserta ini menghadirkan komposisi yang representatif: pejabat utama Polres, para kapolsek jajaran, serta perwakilan Badan Kerja Sama Gereja Kristen Wonogiri (BKGKW) dan Dewan Paroki Katolik. Kehadiran penyuluh agama dari dua denominasi besar Kristen ini menunjukkan upaya Polres Wonogiri untuk tidak membedakan perlakuan pengamanan berdasarkan aliran keagamaan.

Pendekatan yang diterapkan pada pertemuan kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Selain penyampaian teknis pengamanan, forum juga membuka ruang diskusi terbuka mengenai potensi kerawanan spesifik di masing-masing wilayah. Beberapa kapolsek melaporkan temuan awal terkait titik-titik rawan kemacetan dan kerumunan pada malam Natal, sementara pengurus gereja menyampaikan kekhawatiran terhadap dampak cuaca ekstrem yang berpotensi mengganggu mobilitas jemaat.
Ketua BKGKW Pdt. Yakub Mogendo, S.Th., menilai pertemuan ini sebagai bentuk implementasi nyata dari semangat toleransi aktif. “Kami tidak lagi hanya menjadi objek pengamanan, tetapi subjek yang turut merancang skema keamanan bersama. Ini memperkuat rasa memiliki terhadap situasi kamtibmas di wilayah kami sendiri,” katanya.
Senada, Sekretaris Dewan Paroki Daniel Setyo menegaskan bahwa seluruh paroki telah menyelesaikan pemetaan risiko internal, termasuk penyiapan tim keamanan gereja yang dilatih untuk berkoordinasi langsung dengan petugas kepolisian melalui saluran komunikasi khusus. “Kami juga telah melakukan simulasi evakuasi dan pengendalian massa untuk mengantisipasi lonjakan jemaat pada misa malam Natal,” tambahnya.
Baca juga : Wonogiri Tetapkan Status Siaga Darurat Hidrometeorologi Mulai 1 Desember 2025
Pertemuan ini menghasilkan beberapa kesepakatan operasional, di antaranya penyelenggaraan patroli dialogis gabungan antara personel polsek dengan tim pengamanan gereja, penempatan personel kesehatan di gereja-gereja besar, serta mekanisme pelaporan cepat melalui grup koordinasi daring yang melibatkan seluruh pengurus gereja dan kapolsek setempat.
Langkah Polres Wonogiri ini sejalan dengan tren nasional kepolisian yang semakin mengedepankan community policing dalam pengamanan hari raya keagamaan. Di tengah meningkatnya kompleksitas tantangan keamanan menjelang Nataru, pendekatan yang mengedepankan dialog dan keterlibatan masyarakat seperti yang dilakukan di Wonogiri dapat menjadi model bagi daerah lain dalam membangun ketenangan ibadah yang berkelanjutan.
Pewarta : Nandang Bramantyo

