
RI News Portal. Deir al-Balah, Jalur Gaza 5 Juli 2025 — Serangan udara Israel kembali menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina di Gaza pada Jumat dini hari (5/7), di tengah laporan penembakan terhadap warga yang sedang berusaha memperoleh bantuan kemanusiaan. Rumah Sakit Nasser di Khan Younis melaporkan sedikitnya 20 orang juga tewas akibat tembakan saat menunggu bantuan di beberapa titik distribusi.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mencatat bahwa dalam sebulan terakhir, lebih dari 600 warga Palestina tewas ketika mencoba mengakses bantuan di Jalur Gaza. Sebagian besar korban tewas di sekitar pusat distribusi yang dijalankan oleh organisasi kemanusiaan Amerika yang mendapat dukungan Israel, sementara sisanya meninggal saat menunggu truk bantuan dari PBB dan organisasi kemanusiaan lain.
Juru bicara Kantor HAM PBB, Ravina Shamdasani, menyatakan belum dapat memastikan siapa yang bertanggung jawab langsung atas penembakan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa ada bukti pasukan Israel menembaki warga yang berusaha mencapai lokasi distribusi bantuan. Dari total korban, 509 kematian tercatat di sekitar titik distribusi Gaza Humanitarian Foundation (GHF).

GHF sendiri membantah terjadi korban jiwa di lokasi mereka, dan menuding PBB menyebarkan laporan keliru yang merusak reputasi mereka. Militer Israel mengaku menembakkan tembakan peringatan sebagai tindakan pengendalian massa, atau menembak jika pasukannya terancam.
Pada hari yang sama, militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru di timur laut Khan Younis, memaksa warga Palestina berpindah ke arah barat di tengah rencana operasi lanjutan melawan Hamas. Sejak GHF memulai distribusi bantuan akhir Mei lalu, saksi mata menyebut pasukan Israel hampir setiap hari menembaki kerumunan warga yang berjalan menuju pusat bantuan, melintasi zona militer yang dijaga ketat.
Tragedi juga terjadi di kawasan Tahliya, Khan Younis timur, di mana 17 orang dilaporkan tewas saat menunggu kedatangan truk bantuan pada Jumat. Beberapa saksi mengaku pasukan Israel melepaskan tembakan dari tank dan drone ke arah kerumunan warga yang hanya berusaha mendapatkan makanan.
Baca juga : Serangan Udara Terbesar Rusia Guncang Kyiv, Zelenskyy dan Trump Bahas Penguatan Pertahanan
Selain serangan di darat, serangan udara Israel juga menghantam wilayah Muwasi, lokasi pengungsian di selatan Gaza yang dipadati ratusan ribu warga yang terusir. Dari 15 korban tewas akibat serangan udara ini, delapan di antaranya adalah perempuan dan satu anak.
Militer Israel menyatakan sedang menyelidiki laporan tersebut, termasuk terkait penembakan di sekitar jalur distribusi bantuan. GHF kembali menuduh PBB mendasarkan data korban dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, dan menyebut laporan PBB sebagai propaganda palsu. Namun PBB menegaskan informasi korban berasal dari sumber independen, termasuk organisasi medis, kemanusiaan, dan hak asasi manusia.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan setiap hari menerima puluhan hingga ratusan korban luka, sebagian besar dari sekitar titik distribusi makanan. Rumah sakit tersebut kini berubah menjadi “ruang trauma raksasa” akibat melonjaknya korban, menurut WHO.

Komite Palang Merah Internasional juga mencatat rumah sakit lapangan di dekat lokasi distribusi GHF kewalahan lebih dari 20 kali dalam beberapa bulan terakhir oleh gelombang korban massal, mayoritas menderita luka tembak saat menuju lokasi bantuan.
Di sisi lain, militer Israel mengonfirmasi dua tentaranya tewas dalam pertempuran di Gaza utara. Sejak perang dimulai, lebih dari 860 tentara Israel telah meninggal dunia, termasuk 400 lebih selama operasi di Gaza.
Upaya gencatan senjata masih terus bergulir. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Israel sudah menyetujui proposal gencatan senjata selama 60 hari, dan mendesak Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut sebelum situasi semakin memburuk. Hamas sendiri tengah berdiskusi dengan sejumlah faksi Palestina lain sebelum memberikan jawaban final kepada mediator Mesir dan Qatar.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah warga Palestina yang tewas sejak konflik pecah telah melebihi 57.000 orang, lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak. Perang besar ini dipicu serangan Hamas ke Israel selatan pada akhir 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menawan sekitar 250 sandera.
Pewarta : Setiawan Wibisono S.TH

