
RI News Portal. Dubai, Uni Emirat Arab — Pada Jumat (13/6/2025), Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke sejumlah fasilitas penting militer dan nuklir Iran. Serangan ini dilakukan dengan mengerahkan ratusan pesawat tempur dan drone yang sebelumnya telah diselundupkan ke wilayah Iran. Target utama mencakup fasilitas-fasilitas strategis, termasuk pangkalan militer, pusat pengayaan nuklir, dan tempat tinggal sejumlah jenderal serta ilmuwan senior. Menurut Israel, serangan ini bertujuan untuk mencegah Iran semakin dekat dalam pengembangan senjata nuklir.
Sebagai balasan, pada malam harinya, Iran meluncurkan puluhan rudal balistik ke arah Israel. Ledakan terdengar di langit Yerusalem dan Tel Aviv, mengguncang bangunan dan menciptakan suasana mencekam di seluruh wilayah tersebut.
Serangan Susulan dan Respons Global
Pada Sabtu dini hari, sirene kembali meraung di Yerusalem, disusul oleh ledakan dari sistem pencegat Israel yang menggagalkan serangan lanjutan. Militer Israel memperingatkan warga sipil untuk segera mencari perlindungan. Sementara itu, media Iran Nour News, yang berafiliasi dengan Garda Revolusi, melaporkan bahwa gelombang serangan baru sedang berlangsung.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pesan rekaman, mengecam serangan tersebut sebagai “kejahatan besar” dan bersumpah akan melakukan pembalasan keras. Duta Besar Iran untuk PBB melaporkan bahwa serangan Israel telah menewaskan 78 orang dan melukai lebih dari 320 lainnya.
Di pihak Israel, layanan darurat melaporkan 34 orang terluka, termasuk satu perempuan yang terluka parah di Tel Aviv akibat tertimpa reruntuhan. Di Ramat Gan, mobil-mobil terbakar dan setidaknya tiga rumah rusak berat. Seorang pejabat AS menyatakan bahwa sistem pertahanan udara AS turut membantu menembak jatuh rudal-rudal Iran.

Kekhawatiran Akan Perang Skala Penuh
Pertukaran serangan ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang kemungkinan pecahnya perang besar antara kedua negara. Kawasan Timur Tengah pun semakin terperosok ke dalam ketidakstabilan. Pemerintah Israel menyatakan bahwa serangan ini telah direncanakan sejak lama dan diperlukan untuk menghentikan ancaman eksistensial dari Iran. Sementara itu, komunitas internasional menyerukan deeskalasi segera.
Dewan Keamanan PBB telah menjadwalkan pertemuan darurat atas permintaan Iran. Menteri Luar Negeri Iran menyebut serangan itu sebagai bentuk “terorisme negara” dan menegaskan bahwa Iran berhak melakukan pembelaan diri.
Target Serangan: Natanz, Fordo, dan Isfahan
Militer Israel melaporkan bahwa sekitar 200 pesawat terlibat dalam serangan awal yang menyasar lebih dari 100 target. Fasilitas nuklir utama Iran di Natanz mengalami kerusakan parah, dengan asap hitam terlihat mengepul dari lokasi. Serangan juga dilaporkan mengenai fasilitas nuklir di Fordo dan pusat penelitian nuklir di Isfahan.
Baca juga : Kemenlu RI Keluarkan Peringatan Perjalanan Menyusul Serangan Israel ke Iran: Perlindungan WNI Jadi Prioritas
Menurut Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, fasilitas Natanz mengalami kehancuran signifikan, termasuk sistem listrik utama dan cadangan, serta bagian tempat uranium diperkaya hingga tingkat 60%. Meskipun sentrifugal bawah tanah tidak langsung terkena, hilangnya daya listrik berpotensi menyebabkan kerusakan besar.
Israel menyatakan bahwa gelombang pertama serangan telah memberikan “kebebasan gerak signifikan” di wilayah udara Iran, membuka peluang untuk serangan lanjutan. Seorang pejabat militer Israel menyebut operasi ini bisa berlangsung hingga dua minggu, tanpa jadwal pasti.
Tokoh-Tokoh Kunci Tewas
Serangan Israel juga menewaskan tiga tokoh militer utama Iran:
- Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran
- Jenderal Hossein Salami, Komandan Garda Revolusi
- Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Kepala Program Rudal Balistik
Kematian tokoh-tokoh ini merupakan pukulan besar bagi pemerintahan Iran. Khamenei mengonfirmasi bahwa sejumlah ilmuwan senior juga tewas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa operasi tersebut telah direncanakan sejak November 2024, tak lama setelah kematian Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon, salah satu sekutu utama Iran.

Respons Iran dan Persiapan Israel
Iran menanggapi dengan meluncurkan lebih dari 100 drone ke arah Israel, meskipun Israel mengklaim seluruhnya berhasil dicegat sebelum memasuki wilayah udara nasional. Pasukan cadangan telah dikerahkan, dan unit-unit militer bersiaga di berbagai titik.
Presiden AS Donald Trump mendesak Iran untuk segera menyepakati kesepakatan nuklir baru dengan Amerika Serikat, memperingatkan bahwa situasi hanya akan memburuk.
Ketegangan Diplomatik dan Dampak Regional
AS menarik sebagian diplomat dari Irak dan mengizinkan evakuasi sukarela bagi keluarga personel militer di kawasan. Dua pejabat AS menyatakan bahwa kapal-kapal perang dan sumber daya militer lainnya mulai digerakkan mendekati kawasan konflik.
Pejabat AS menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan dan memperingatkan Iran agar tidak membalas dengan menargetkan kepentingan atau personel AS.
Israel menyebut serangan ini sebagai tindakan pencegahan terhadap program nuklir Iran, yang dianggap sebagai ancaman eksistensial. Iran tetap menegaskan bahwa program nuklirnya murni untuk kepentingan sipil.

Reaksi Internal dan Internasional
Di Israel, masyarakat bergegas membeli persediaan penting. Meski demikian, jalan-jalan tetap sunyi, mencerminkan ketegangan yang membayangi. Iran menuduh Israel juga menyerang kawasan permukiman sipil.
Netanyahu menyatakan bahwa target operasi ini bukan rakyat Iran, melainkan pemerintah teokratis yang disebutnya telah “menindas rakyat selama 46 tahun.” Ia berharap serangan ini dapat mendorong perubahan rezim di Iran.
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menyatakan dukungan penuh terhadap operasi tersebut. Namun, jika serangan balasan Iran menyebabkan korban sipil di Israel, opini publik bisa dengan cepat berbalik.
Sementara itu, Hizbullah Lebanon mengutuk serangan tetapi tidak mengancam akan ikut serta dalam pembalasan. Dalam pernyataannya, Ayatollah Khamenei menyebut serangan tersebut sebagai “bukti nyata kebrutalan Israel” yang menyerang “wilayah-wilayah pemukiman di negeri kami yang tercinta.”
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita