RI News Portal. Karawang, 21 November 2025 – Pesawat kecil jenis Cessna Grand Caravan bernomor registrasi PK-WMP yang dioperasikan BRO Skydive Indonesia berhasil melakukan pendaratan darurat di area persawahan Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Jumat sore sekitar pukul 16.45 WIB. Seluruh lima orang di dalamnya – terdiri atas dua awak kabin dan tiga penumpang – dinyatakan selamat tanpa luka berat.
Pesawat yang lepas landas dari Bandar Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, dengan tujuan Cirebon tersebut diduga mengalami kegagalan mesin (engine failure) saat melintas di ketinggian rendah di atas wilayah Karawang. Pilot memutuskan melakukan pendaratan darurat di lahan pertanian yang relatif terbuka untuk menghindari permukiman penduduk.
“Sekitar 10 menit setelah melintas Karawang, pilot melaporkan adanya indikasi penurunan daya mesin secara signifikan. Keputusan pendaratan darurat diambil untuk menjamin keselamatan jiwa,” ungkap sumber internal operasional penerbangan yang mengetahui kronologi kejadian.

Menurut keterangan Ipda Cep Wildan, Kasi Humas Polres Karawang, pilot berhasil mengarahkan pesawat ke area persawahan yang sedang tidak ditanami padi sehingga mengurangi risiko kecelakaan yang lebih fatal. “Pesawat meluncur sekitar 150 meter di atas tanah lunak sebelum berhenti total. Tidak ada kebakaran dan semua penumpang dapat keluar sendiri sebelum tim darat tiba,” ujarnya.
Tim gabungan Polres Karawang, Koramil Tirtamulya, Basarnas Subang, BPBD Karawang, serta unit Damkar Kabupaten Karawang tiba di lokasi kurang dari 20 menit setelah laporan warga masuk. Kelima orang yang berada di dalam pesawat – dua di antaranya instruktur skydive berkebangsaan asing – langsung dibawa ke RSUD Karawang untuk pemeriksaan medis lanjutan. Hasil observasi awal menunjukkan hanya luka ringan akibat benturan dan kecemasan pasca-insiden.
Kepala Desa Kertawaluya, Maman Sulaeman, mengatakan warga sempat panik ketika mendengar suara mesin pesawat yang tidak normal dan melihat pesawat terbang sangat rendah. “Banyak yang langsung lari ke sawah karena khawatir jatuh di rumah. Alhamdulillah pilotnya pintar, memilih lokasi yang kosong,” katanya.
Baca juga : Lonjakan Kekerasan Pemukim Israel di Tepi Barat: Ancaman Baru terhadap Solusi Dua Negara
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melalui Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menurunkan tim investigasi ke lokasi pada malam harinya. Fokus awal pemeriksaan adalah rekaman cockpit voice recorder (CVR), flight data recorder (FDR), riwayat perawatan mesin Pratt & Whitney PT6A yang dipakai pesawat tersebut, serta kondisi bahan bakar.
“Pesawat ini rutin digunakan untuk misi skydive dan memiliki sertifikat laik terbang yang masih berlaku. Kami akan teliti apakah ada faktor teknis, cuaca, atau human error,” ujar investigator KNKT yang enggan disebut namanya.
Hingga berita ini diturunkan, pesawat masih berada di lokasi kejadian dengan pengamanan ketat. Proses pengangkatan bangkai pesawat direncanakan dilakukan besok pagi dengan bantuan crane heavy duty untuk dibawa ke hangar teknis guna pemeriksaan lebih mendalam.
Insiden ini menjadi yang kedua bagi armada BRO Skydive Indonesia dalam kurun tiga tahun terakhir, setelah sebelumnya satu unit Cessna lain mengalami hard landing di Pondok Cabe pada 2023 tanpa korban jiwa. Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya pemeliharaan ketat pada pesawat-pesawat kecil yang beroperasi di ketinggian rendah dan sering digunakan untuk aktivitas olahraga udara ekstrem.
Pewarta : Vie

