
RI News Portal. Lampung Barat — Satuan Polisi Pamong Praja, Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Lampung Barat menggelar operasi penertiban terhadap pelanggaran Peraturan Daerah (Perda) Nomor 15 Tahun 2013 tentang Ketertiban Umum, Minggu malam (3/8/2025), di wilayah Jerambah, Kecamatan Way Tenong.
Penertiban ini merupakan respons langsung atas laporan masyarakat terkait aktivitas yang meresahkan, seperti konsumsi minuman keras, praktik prostitusi, hingga karaoke liar yang kerap mengganggu ketenangan warga. Lokasi yang dijadikan tempat berkumpul itu bahkan tercatat sebagai aset milik pemerintah daerah.
“Laporan masyarakat menunjukkan bahwa tempat itu kerap menjadi ajang keributan dan perkelahian, sehingga mengancam rasa aman warga,” ujar Plt. Kepala Satpol PP, Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Lampung Barat, Domi Nofalisa Utama Faizul, S.STP., M.Si.
Operasi dilaksanakan secara persuasif dan humanis, dipimpin langsung oleh Kabid Penegakan Perda dan Perbup, Misranto, S.H., dengan melibatkan 16 personel. Tim gabungan melakukan penyisiran di titik-titik lokasi yang terindikasi kuat menjadi tempat pelanggaran Perda.

Hasilnya, sebanyak 35 orang ditemukan berada di lokasi, baik di dalam maupun sekitar bangunan. Sebagian di antaranya kedapatan sedang mengonsumsi minuman keras, bernyanyi karaoke, hingga terindikasi terlibat dalam praktik prostitusi.
Dari lokasi, petugas menyita 10 botol minuman beralkohol dan menemukan 6 dus minuman keras lainnya. Tak hanya itu, 17 wanita yang diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK) turut diamankan untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.
“Mereka berasal dari berbagai daerah—Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jabodetabek, Tanggamus, hingga Bandar Lampung. Fakta ini menunjukkan adanya jaringan lintas wilayah dalam aktivitas ilegal tersebut,” ungkap Misranto.
Para wanita tersebut diberikan peringatan dan pengarahan, serta diminta untuk menghentikan aktivitas mereka dalam waktu 3 hari. Bila pelanggaran masih terjadi setelah tenggat waktu itu, tindakan tegas akan diterapkan.
Domi menambahkan, kegiatan ini merupakan upaya untuk menciptakan efek jera serta mengembalikan fungsi ruang publik agar tidak disalahgunakan.
“Kami ingin ruang publik kembali kepada tujuan semula—menjadi tempat yang aman, nyaman, dan tertib untuk masyarakat. Penegakan hukum kami lakukan tegas, tetapi tetap menjunjung nilai kemanusiaan,” tutupnya.
Satpol PP Lampung Barat menegaskan komitmen untuk terus menegakkan peraturan daerah secara konsisten sebagai bagian dari tugas pelayanan publik dan penjaga ketertiban sosial.
Pewarta : IF
