
RI News Portal. Semarang, 8 Agustus 2025 — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyatakan komitmen kuat dalam mendukung penyelenggaraan Liga 3 dan Liga 4 yang digagas oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Kompetisi berjenjang ini tidak hanya menjadi wadah pembinaan bakat muda, tetapi juga diharapkan mampu meredam kenakalan remaja dan memperkuat identitas lokal melalui olahraga.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa Liga 4 akan memperebutkan Piala Wali Kota dan Bupati, sementara para juara tingkat kabupaten/kota akan melaju ke Liga 3 provinsi untuk memperebutkan Piala Gubernur. Puncaknya, kompetisi nasional akan memperebutkan Piala Presiden.
“Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng sangat mendukung dan mendorong agar segera dijalankan,” ujar Erick Thohir usai bertemu Gubernur Ahmad Luthfi di Kantor Gubernur Jawa Tengah.

Liga 3 dan Liga 4 dirancang sebagai kompetisi amatir yang melibatkan klub-klub dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. Fokus utama adalah pembinaan pemain usia di bawah 23 tahun, dengan sistem kompetisi berjenjang dari tingkat desa hingga nasional.
Erick menekankan bahwa kompetisi ini sejalan dengan regulasi terbaru Kementerian Dalam Negeri (Permendagri), yang memungkinkan pemerintah daerah menyelenggarakan kegiatan olahraga secara transparan dan akuntabel.
“Program ini bisa menjadi sarana kampanye kesehatan, pencegahan narkoba, dan pengurangan kenakalan remaja,” tambah Erick.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menilai bahwa potensi sepakbola di desa-desa perlu diolah secara sistematis. Ia optimistis bahwa banyak bibit atlet yang lahir dari komunitas lokal dan memiliki semangat membela daerahnya.
“Nanti coba diskusikan lagi dengan Disporapar. Saya yakin mereka punya kebanggaan daerahnya,” ujar Luthfi, didampingi Wakil Gubernur Taj Yasin.
Baca juga : Literasi Finansial di Kalbar: BEI Galakkan Program “Guruku Investor Saham” untuk Guru dan Kepala Sekolah
Taj Yasin menambahkan bahwa liga tingkat kabupaten/kota diyakini mampu menghidupkan atmosfer sepakbola lokal sekaligus menjadi instrumen sosial untuk mengurangi kekerasan remaja.
“Setelah ini langsung akan kami petakan lewat Dinas Pemuda dan Olahraga,” tegasnya.
Inisiatif Liga 3 dan Liga 4 mencerminkan sinergi antara organisasi olahraga dan pemerintah daerah dalam membangun ekosistem pembinaan atlet muda. Secara akademis, pendekatan ini dapat dikaji sebagai model intervensi sosial berbasis olahraga, yang menggabungkan aspek partisipasi komunitas, pembangunan karakter, dan penguatan identitas lokal.
Dengan dukungan regulatif dan anggaran daerah, kompetisi ini berpotensi menjadi laboratorium sosial yang efektif dalam membentuk generasi muda yang sehat, produktif, dan berdaya saing.
Pewarta : Sriyanto
