
RI News Portal. Semarang – Movie Orang Ikan membuka layar dengan atmosfer yang langsung menggigit: sebuah kapal militer Jepang yang mengangkut tawanan melintasi lautan di masa Perang Dunia Kedua. Ketegangan meningkat saat prajurit Saito (Dean Fujioka) menghadapi hukuman dari atasannya, namun sebelum eksekusi berlangsung, serangan misterius menghantam kapal. Adegan ini bukan hanya dramatis, tapi juga menjadi gerbang menuju genre utama film: survival horor.
Setelah kapal hancur, Saito terdampar di sebuah pulau terpencil bersama tawanan Inggris, Bronson (Callum Woodhouse). Awalnya mereka saling curiga dan bertikai, namun kehadiran makhluk misterius dari air—yang kemudian dikenal sebagai Orang Ikan—memaksa mereka bersatu. Pulau yang sunyi, hutan lebat, dan gua alami menjadi latar yang memperkuat nuansa isolasi dan ketegangan.
- Atmosfer sunyi dan minim dialog membuat penonton fokus pada ekspresi dan gerak tubuh karakter.
- Suara alam seperti angin, air, dan pepohonan menjadi elemen penting dalam membangun suasana.
- Palet warna suram dan pencahayaan minim menambah rasa tidak nyaman dan misterius.

Orang Ikan bukan sekadar monster biasa. Ia digambarkan sebagai makhluk tinggi, bersisik, berduri, dan bergigi tajam—lebih menyerupai Creature from the Black Lagoon daripada sosok romantis seperti di The Shape of Water. Desain kostum oleh Allan B. Holt dan performa fisik Alan Maxson di balik kostum patut diacungi jempol.
- Adegan jump scare dan skoring mencekam dari Akihiko Matsumoto memperkuat ketegangan.
- Pertarungan brutal antara manusia dan makhluk terasa intens dan sadis, cocok untuk penonton 17+.
- Visual effect dari Fajrul Fadillah memperkuat kesan makhluk sebagai ancaman nyata.
Pengambilan gambar oleh Asep Kalila berhasil menangkap keindahan sekaligus kemisteriusan pulau. Sudut kamera dinamis membuat adegan pengejaran dan pertarungan terasa hidup. Salah satu momen paling ikonik adalah saat Orang Ikan berdiri di atas tebing, seolah menegaskan dominasi dan kekuasaannya atas pulau.
Baca juga : Ketegangan Nuklir Meningkat: Rusia Akhiri Pembatasan Rudal, Perjanjian Terakhir dengan AS Terancam
Meski premisnya tidak terlalu baru—dua orang bertahan hidup dari makhluk buas—Orang Ikan tetap berhasil memikat lewat eksekusi visual dan atmosfer. Asal-usul makhluk tidak dijelaskan secara mendalam, dan unsur mitologi terasa tipis. Namun, kekuatan film ini terletak pada rasa teror yang meresap dan pertanyaan moral yang tersisa: siapa sebenarnya monster dalam cerita ini?
Disutradarai dan ditulis oleh Mike Wiluan, yang sebelumnya menjadi produser Buffalo Boys, Orang Ikan menunjukkan peningkatan dalam hal artistik dan sinematik. Film ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi juga tentang ketakutan, kepercayaan, dan batas antara manusia dan makhluk.
Orang Ikan tayang di bioskop mulai 11 Juli, dan bagi pencinta horor survival dengan sentuhan artistik, film ini layak masuk daftar tonton. Tapi bersiaplah—teror yang sunyi bisa jadi lebih menggigit daripada jeritan keras.
Kalau kamu jadi Saito atau Bronson, kira-kira kamu bisa bertahan nggak?
Pewarta : Vie
