
RI News Portal. Jakarta, 2 Juni 2025 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/6/2025), yang dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih. Fokus utama ratas kali ini adalah isu ekonomi strategis, dengan topik pangan menjadi salah satu agenda prioritas.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, saat dikonfirmasi oleh awak media, menyampaikan bahwa rapat membahas topik ekonomi secara umum. “Nanti kita lihat, topiknya ekonomi. Kemana Kemanakernya, nanti kita lihat,” ujarnya tanpa merinci lebih jauh keterlibatan Kementerian Ketenagakerjaan dalam agenda pangan.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyiratkan adanya penugasan baru bagi BUMN dalam rangka memperkuat fondasi ekonomi nasional. “Kalau penugasan kan memang masih di Kementerian BUMN. Di sini ada beberapa poin untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ungkap Erick. Ia menambahkan bahwa hasil rapat akan diumumkan secara resmi setelah proses internal selesai, termasuk kemungkinan kebijakan insentif seperti diskon.

Rapat juga dihadiri oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo. Komposisi peserta ratas menunjukkan indikasi kuat bahwa Pemerintah tengah merumuskan strategi lintas sektor untuk memastikan ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi nasional.
Isu pangan dalam ratas ini penting dicermati dalam konteks ketahanan nasional. Menurut UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, negara berkewajiban menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi seluruh rakyat. Ratas kali ini menunjukkan adanya langkah koordinatif antara kementerian teknis dan sektor strategis seperti BUMN dalam rangka menghadapi tantangan ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, serta ketergantungan pada impor bahan pangan tertentu.
Penugasan BUMN dalam mendukung agenda ketahanan pangan dan infrastruktur pertanian mencerminkan peran negara sebagai motor penggerak ekonomi. Hal ini sejalan dengan teori ekonomi kelembagaan (institutional economics) yang menekankan pentingnya peran institusi publik dalam menciptakan stabilitas dan efisiensi pasar, terutama di sektor-sektor vital.
Meski pertemuan ini bersifat internal, minimnya transparansi informasi dari beberapa pejabat membuka ruang spekulasi publik. Dalam sistem demokrasi yang sehat, keterbukaan informasi dan komunikasi strategis sangat penting agar proses pengambilan kebijakan dapat dipantau secara kritis oleh masyarakat dan akademisi.
Ke depan, hasil dari ratas ini akan menjadi tolok ukur efektivitas sinergi lintas kementerian dalam mewujudkan agenda Presiden Prabowo yang menempatkan swasembada pangan dan reformasi ekonomi sebagai program prioritas nasional.
Pewarta : Yudha Purnama

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal