
RI News Portal. Bandung, 18 Oktober 2025 – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menjadi sorotan utama dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) yang digelar di Trans Convention Centre, Kota Bandung, Jawa Barat, hari ini. Acara penyerahan ijazah kepada 521 sarjana baru ini bukan sekadar perayaan kelulusan, melainkan panggung prestasi akademik nasional yang menandai transformasi UKRI menjadi salah satu perguruan tinggi unggulan di tengah dinamika pendidikan tinggi Indonesia.
Prabowo tiba tepat pukul 10.40 WIB, tampil gagah dengan jas abu-abu, celana hitam, dan kopiah hitam yang menambah kesan sederhana namun berwibawa. Sambutan meriah dari ribuan civitas akademika UKRI dan tamu undangan langsung menggema, seolah menyambut pahlawan bangsa. Ia didampingi barisan pejabat kunci, termasuk Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, serta Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. Kehadiran Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, serta Wali Kota Bandung Muhammad Farhan semakin memperkaya nuansa kolaborasi lintas sektor.
Di balik kemeriahan wisuda, terkuak cerita sukses UKRI yang jarang tergali di balik layar: peningkatan akreditasi institusi dari “Baik” menjadi “Baik Sekali” hanya dalam satu tahun terakhir. Capaian ini resmi diumumkan melalui Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor 2.102/BAN-PT/03.05/2025 tanggal 25 Maret 2025 – sebuah lompatan yang menempatkan UKRI di puncak kredibilitas akademik nasional.

Sufmi Dasco Ahmad, yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI sekaligus Rektor UKRI, membuka sambutannya dengan nada bangga namun rendah hati. “Momentum ini bukan hadiah dari langit, melainkan hasil sinergi ekosistem universitas yang solid,” tegasnya di depan hadirin. Dasco menyoroti peran krusial dari pejabat struktural, dosen, staf pendukung, hingga mitra eksternal yang mendedikasikan diri tanpa pamrih. Faktor pendorong utama? Ledakan populasi mahasiswa: dari 1.764 jiwa lima tahun silam, kini membengkak menjadi 4.232 mahasiswa – kenaikan 146 persen yang mencengangkan.

“Tren ini bukan sekadar angka, tapi cerminan kepercayaan publik yang melonjak terhadap UKRI,” lanjut Dasco, sambil menatap barisan wisudawan yang siap menyumbang bagi bangsa. Analisis mendalam dari sumber internal UKRI mengungkap bahwa lonjakan ini dipicu oleh kurikulum inovatif yang selaras dengan kebutuhan industri 4.0, beasiswa inklusif untuk daerah terpencil, serta program magang berbasis komunitas yang telah menyerap 70 persen lulusan ke pasar kerja dalam waktu enam bulan. Berbeda dari kampus-kampus konvensional yang bergantung pada anggaran negara, UKRI unggul dengan model kemitraan swasta yang menyumbang 40 persen pendapatan operasional, memungkinkan ekspansi tanpa beban fiskal pusat.
Baca juga : Banjir Parah Putuskan Akses Utama di Aceh Barat: Analisis Dampak Jangka Panjang pada Konektivitas Pedesaan
Presiden Prabowo, dalam respons singkat pasca-acara, menegaskan komitmen pemerintahannya: “Pendidikan adalah benteng kemajuan bangsa. UKRI membuktikan bahwa dengan gotong royong, kita bisa saingi universitas top dunia.” Pernyataannya ini sejalan dengan agenda nasional Indonesia Emas 2045, di mana perguruan tinggi seperti UKRI dijadikan motor penggerak SDM unggul. Raffi Ahmad, sang utusan khusus, menambahkan sentuhan milenial: “Generasi muda UKRI ini siap jadi kreator konten budaya nasional, bukan konsumen pasif.”
Acara ditutup dengan defile wisudawan yang penuh makna, diiringi Indonesia Raya yang menggetarkan jiwa. Bagi 521 sarjana baru, hari ini bukan akhir, melainkan babak baru kontribusi mereka. Sementara itu, UKRI menatap masa depan: target akreditasi “Unggul” pada 2027 dan populasi mahasiswa 10.000 jiwa. Di tengah tantangan global seperti disrupsi AI dan perubahan iklim, kisah UKRI menjadi inspirasi bahwa pendidikan nasional bisa bangkit – tepat saat bangsa membutuhkannya paling.
Pewarta : Vie
