
RI News Portal. Bogor, 20 Agustus 2025 – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali memimpin rapat terbatas di kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Rabu malam, untuk membahas kondisi ekonomi terkini dan langkah percepatan investasi nasional. Rapat ini menutup rangkaian tiga pertemuan intensif yang dipimpin Presiden sejak siang hari.
Menurut Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, rapat malam ini dihadiri oleh jajaran menteri yang membidangi sektor strategis, antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Kehadiran Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menekankan pentingnya koordinasi lintas kementerian.
Rapat ini menekankan strategi percepatan investasi, sejalan dengan prioritas Presiden Prabowo yang diungkapkan dalam pidatonya terkait RUU APBN 2026 pada 15 Agustus 2025. Presiden menegaskan, Danantara Indonesia sebagai sovereign wealth fund nasional memiliki peran katalitik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan dukungan sektor swasta sebagai penggerak utama.

“APBN berfungsi sebagai katalis, sementara peran Danantara Indonesia dan sektor swasta harus diperkuat sebagai motor ekonomi. Profesionalisme, kompetensi, dan integritas menjadi pijakan, didukung tata kelola yang transparan dan akuntabel,” ujar Presiden Prabowo.
Selain itu, Presiden menekankan percepatan berbagai proyek hilirisasi bernilai investasi sekitar 38 miliar dolar AS, mencakup pertambangan mineral, batubara, pertanian, perikanan, serta energi baru dan terbarukan. Langkah ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan perspektif makroekonomi terkait target pertumbuhan 5,4 persen pada 2026. “Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, Indonesia membutuhkan total investasi sebesar Rp7.450 triliun di dalam PDB,” jelas Sri Mulyani saat konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Jakarta pekan lalu.
Analisis akademis menunjukkan bahwa strategi ini menekankan sinergi antara kebijakan fiskal, investasi swasta, dan proyek hilirisasi sebagai instrumen percepatan pertumbuhan ekonomi. Dengan struktur investasi yang terfokus pada sektor produktif dan hilirisasi, Indonesia berpotensi memperkuat kemandirian ekonomi, meningkatkan nilai tambah komoditas domestik, dan menempatkan negara pada posisi strategis dalam perdagangan global.
Baca juga : Drama Fantasi Sejarah “Bon Appetit, Your Majesty” Sajikan Perpaduan Masakan Modern dan Istana Joseon
- Percepatan Hilirisasi: Proyek hilirisasi senilai 38 miliar dolar AS akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah dan meningkatkan nilai tambah domestik.
- Koordinasi Kementerian: Kehadiran lintas sektor menunjukkan pentingnya sinergi antara kebijakan pertanian, energi, perikanan, dan investasi.
- Peran Sovereign Wealth Fund: Danantara Indonesia diharapkan menjadi instrumen strategis dalam mendorong investasi produktif dan menarik investor global.
- Target Pertumbuhan 5,4 Persen: Strategi investasi Rp7.450 triliun menekankan kebutuhan integrasi antara fiskal, moneter, dan kebijakan industri.
Dengan demikian, rapat di Bukit Hambalang tidak hanya menjadi forum koordinasi, tetapi juga refleksi perencanaan strategis pemerintah dalam menghadapi tantangan ekonomi global, memposisikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang produktif dan berdaya saing.
Pewarta : Albertus Parikesit
