RI News Portal. Bekasi, 17 November 2025 – Presiden Prabowo Subianto mengawali pekan dengan kunjungan mendadak ke SMP Negeri 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk mengevaluasi implementasi interactive flat panel (IFP) atau smartboard dalam proses belajar-mengajar. Kunjungan ini menandai peluncuran resmi program nasional yang menargetkan digitalisasi ruang kelas di lebih dari 330 ribu sekolah di Indonesia.
Didampingi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Prabowo memasuki kelas IX yang sedang membahas kimia zat asam. Ia memilih duduk di bangku siswa, menyaksikan guru memanfaatkan IFP untuk memvisualisasikan reaksi kimia secara interaktif. “Teknologi ini membuat konsep abstrak menjadi konkret,” ujar salah seorang siswa yang diminta mendemonstrasikan pemahaman di depan layar sentuh.
Transisi ke kelas XIV berlangsung lancar. Di sini, topik astronomi siklus bulan dijelaskan melalui animasi tiga dimensi pada smartboard. Siswa tampak antusias mengikuti simulasi fase bulan yang bergerak secara real-time. Prabowo sempat berbincang ringan dengan seorang siswa penggemar tinju, bahkan mempraktikkan gerakan jab singkat yang disambut tawa hangat seluruh kelas.

Kunjungan ini dihadiri pula oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo, serta Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi. Kehadiran mereka menggarisbawahi komitmen lintas sektor terhadap transformasi pendidikan.
Program IFP merupakan amanah Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 yang fokus pada revitalisasi satuan pendidikan dan percepatan digitalisasi. Berbeda dari televisi pintar konvensional, smartboard memungkinkan kolaborasi dua arah, termasuk pembelajaran jarak jauh dengan guru virtual yang dapat berinteraksi langsung.
Data terkini menunjukkan 215.572 unit telah dikirim, dengan 172.550 unit tiba di sekolah penerima. Sisanya, 43.022 unit, sedang dalam distribusi. Pemerintah menetapkan Desember 2025 sebagai tenggat akhir penyaluran 288.000 unit tahap pertama, menuju target satu smartboard per kelas secara nasional.
Baca juga : Trump Balik Arah: Desakan Rilis Berkas Epstein Ungkap Celah Politik di Kongres AS
Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Dr. Retno Listyarti, menilai inisiatif ini sebagai lompatan signifikan. “Smartboard bukan sekadar alat, melainkan katalisator perubahan pedagogi. Namun, keberhasilan bergantung pada pelatihan guru dan infrastruktur internet pedesaan,” katanya.
Kunjungan Prabowo ke Bekasi menjadi prototipe implementasi lapangan, menegaskan bahwa digitalisasi pendidikan bukan lagi wacana, melainkan agenda prioritas yang sedang berjalan.
Pewarta : Albertus Parikesit

