RI News Portal. Sydney, 11 November 2025 – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mendarat di Bandara Sydney Kingsford Smith pada Selasa malam pukul 22.00 waktu setempat, menandai dimulainya kunjungan kerja singkat namun strategis ke Australia. Kedatangan ini merupakan respons langsung terhadap kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Jakarta pada Mei lalu, pasca-pemilihannya kembali, yang memperkuat momentum diplomasi bilateral di tengah dinamika geopolitik Indo-Pasifik.
Didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya, Prabowo tampil dengan kemeja safari krem dan celana senada, lengkap dengan peci hitam yang menjadi simbol identitas kepemimpinan nasional Indonesia. Saat menuruni tangga pesawat, ia disambut hangat oleh Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, Honourary Aide-de-Camp Brigadier Phil Bridie, serta Official Secretary to the Governor of New South Wales Colonel Michael Miller. Turut hadir Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier dan Deputi Kepala Protokol Premier’s Department Karina Cameron. Dari kubu Indonesia, Duta Besar Siswo Pramono dan Atase Pertahanan Laksamana Pertama Yusliandi Ginting turut menyambut, mencerminkan koordinasi erat antar-aparatur negara.
Langsung dari bandara, rombongan presiden menuju hotel di kawasan Cumberland Street untuk bermalam. Di sana, Prabowo disambut meriah oleh sekitar 85 anggota diaspora Indonesia, termasuk mahasiswa, perwakilan keluarga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, serta staf dari Konsulat Jenderal RI di Sydney, Melbourne, Perth, dan Darwin. Beberapa menteri Kabinet Merah Putih yang tiba lebih awal—seperti Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Djamari Chaniago, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, serta Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan—juga turut serta dalam penyambutan, menunjukkan komitmen penuh pemerintahan dalam agenda ini.

Kunjungan satu hari ini difokuskan pada pertemuan tatap muka (tête-à-tête) antara Prabowo dan Albanese di Kirribilli House, kediaman resmi perdana menteri di Sydney. Agenda selanjutnya mencakup upacara kenegaraan yang dipimpin Gubernur Jenderal Australia Sam Mostyn di Admiralty House, lokasi bersejarah yang berdekatan dengan kediaman Albanese. Menurut Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, diskusi akan menyoroti penguatan kerja sama di sektor perdagangan, investasi, pendidikan, dan kemitraan industri—bidang-bidang krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan stabilitas regional.
Dari perspektif akademis, kunjungan ini dapat dilihat sebagai manifestasi diplomasi “ekonomi-keamanan” yang semakin integratif. Dalam konteks AUKUS dan QUAD, Indonesia berupaya menyeimbangkan hubungan dengan Australia tanpa mengorbankan prinsip non-blok, sambil memanfaatkan peluang investasi di sektor hilirisasi sumber daya alam. Analis hubungan internasional menilai, pertemuan ini berpotensi menghasilkan kesepakatan baru yang mendukung diversifikasi rantai pasok global, terutama di tengah ketegangan perdagangan Asia-Pasifik. Kunjungan balasan ini juga memperkuat narasi “kemitraan komprehensif” yang telah dibangun sejak 2018, dengan fokus pada isu bersama seperti perubahan iklim dan keamanan maritim.
Baca juga : Pembaruan Kemitraan ASEAN-Jepang: Strategi Geoekonomi untuk Ketahanan Ekonomi Regional
Secara keseluruhan, agenda padat Prabowo di Sydney tidak hanya simbolis, tetapi juga substantif, membuka ruang bagi kolaborasi yang lebih dalam di era pasca-pandemi. Hasil pertemuan diharapkan menjadi katalisator bagi peningkatan volume perdagangan bilateral yang telah mencapai puluhan miliar dolar AS, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan.
Pewarta : Albertus Parikesit

