
RI News Portal. Jakarta, 17 Oktober 2025 – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memasuki usia 74 tahun hari ini, ditandai dengan gelombang doa dan ucapan selamat yang membanjiri ruang digital dari berbagai kalangan masyarakat. Lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951 sebagai putra pakar ekonomi kerakyatan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Mari Sigar, Prabowo kini menjadi simbol kepemimpinan nasional yang penuh inspirasi, dengan harapan kolektif agar ia terus memimpin bangsa menuju kemandirian ekonomi dan kemakmuran berkelanjutan.
Berbeda dari ulang tahun-ulang tahun sebelumnya yang lebih fokus pada perayaan formal, momentum kali ini menonjolkan narasi pribadi dan spiritual dari netizen biasa, mencerminkan ikatan emosional rakyat dengan pemimpinnya. Gelombang ucapan ini tidak hanya sekadar selamat, melainkan doa mendalam yang menekankan kesehatan jasmani dan kebijaksanaan strategis—elemen krusial di tengah tantangan geopolitik global dan transisi ekonomi pasca-pandemi.
Pengguna digital dengan akun Nauzann, misalnya, membagikan pesan sederhana namun tulus yang langsung viral: “Selamat ulang tahun Bapak Presiden Prabowo Subianto. Semoga sehat selalu dan dilindungi oleh Allah SWT.” Ungkapan ini, yang diunggah Jumat pagi, segera mendapat ribuan interaksi, menunjukkan bagaimana warga biasa melihat Prabowo bukan hanya sebagai presiden, tapi juga figur ayah bangsa yang layak mendapat lindungan ilahi.

Tak kalah mengharukan, pemilik akun Yossy menambahkan nuansa keluarga dalam doanya: “HBD ya Pak, selalu sehat dan panjang umur. Kami selalu berdoa semoga Bapak selalu dilindungi oleh Allah SWT, aamiin.” Pesan ini menggambarkan pola tren unik di kalangan generasi muda: ucapan ulang tahun yang memadukan bahasa gaul sehari-hari dengan nilai-nilai agama, menciptakan resonansi emosional yang jarang terlihat di perayaan tokoh publik lain.
Dari kalangan pejabat, Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir turut meramaikan dengan unggahan foto intim saat rapat bersama Prabowo. “Selamat Ulang Tahun ke-74 Bapak Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, semoga selalu diberi kesehatan. Diberi kebijaksanaan dalam memimpin bangsa Indonesia menuju kemandirian dan kemakmuran,” tulisnya. Erick melanjutkan, “Doa dan harapan terbaik kami untuk Bapak Presiden semoga setiap langkah selalu dimudahkan dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri. Mewujudkan Indonesia yang makmur dan segani dunia, dirgahayu Bapak Presiden.”
Analisis mendalam dari perspektif sosiologi politik menunjukkan, banjir doa ini bukan kebetulan. Di usia 74 tahun, Prabowo mewakili generasi transisi: dari era Orde Baru ke demokrasi digital. Doa kesehatan yang dominan—seperti dari Nauzann dan Yossy—mencerminkan kekhawatiran masyarakat akan kontinuitas kepemimpinan di tengah isu penuaan elite politik global. Sementara harapan Erick soal “kebijaksanaan” selaras dengan visi Prabowo’s Indonesia Emas 2045, yang menargetkan swasembada pangan dan energi hijau.
Sejarawan politik UGM, Dr. Andi Wijaya, dalam wawancara eksklusif, menilai: “Ulang tahun Prabowo tahun ini unik karena narasi rakyatnya lebih personal, bukan politik. Ini sinyal positif: 74% masyarakat percaya ia bisa capai target kemakmuran, berdasarkan survei internal terbaru.” Data ini menegaskan, doa-doa sederhana itu justru memperkuat legitimasi sosial Prabowo, melebihi kampanye konvensional.
Hingga sore ini, gelombang ucapan terus bertambah, dengan tagar khusus yang menduduki trending topik nasional. Presiden Prabowo sendiri belum merespons secara publik, tapi sumber Istana menyatakan ia menghabiskan hari spesial dengan keluarga, merenungkan warisan ayahnya Soemitro—tokoh yang dikenal merintis konsep ekonomi inklusif. Di balik pesta digital, ulang tahun ini menjadi pengingat: kepemimpinan Prabowo bukan soal usia, tapi ketangguhan roh yang didoakan seluruh bangsa.
Pewarta : Yudha Purnama
