RI News Portal. Jakarta – POSCO International, anak usaha perdagangan dan sumber daya Grup POSCO asal Korea Selatan, resmi menyelesaikan pembentukan rantai nilai terintegrasi (full value chain) dalam bisnis minyak sawitnya di Indonesia melalui dua langkah strategis sekaligus: akuisisi mayoritas saham PT Sampoerna Agro Tbk dan peresmian pabrik rafinasi berkapasitas 500.000 ton per tahun.
Transaksi akuisisi saham Sampoerna Agro senilai 566 juta dolar AS (sekitar Rp 9 triliun dengan kurs saat ini) memberikan POSCO International kepemilikan 65,72% atas perusahaan perkebunan yang mengelola lahan produktif seluas 128.000 hektare di Sumatera dan Kalimantan. Dengan tambahan ini, total luas lahan kelapa sawit yang dikuasai POSCO International secara global meningkat menjadi 150.000 hektare, termasuk 22.000 hektare yang telah dikembangkan sendiri di Papua sejak 2011.
Langkah ini memperkuat posisi POSCO International sebagai satu-satunya perusahaan Korea yang memiliki kendali penuh atas seluruh mata rantai produksi minyak sawit, mulai dari penanaman, pengolahan CPO (crude palm oil), hingga rafinasi produk akhir. Pabrik rafinasi yang diresmikan bersama GS Caltex di Dumai, Riau, pada pertengahan November 2025, menjadi penutup integrasi tersebut. Fasilitas dengan investasi 210 juta dolar AS ini mampu mengolah 500.000 ton minyak sawit per tahun, setara dengan 80% kebutuhan impor minyak sawit olahan Korea Selatan.

Pejabat senior POSCO International menyatakan bahwa perkebunan yang diakuisisi sudah berada pada fase produksi puncak, sehingga kontribusi laba diharapkan langsung terasa pada laporan keuangan tahun depan. Data internal perusahaan menunjukkan margin operasional rata-rata perkebunan yang ada sebelumnya mencapai 36%, jauh di atas rata-rata industri kelapa sawit global yang berkisar 20-25%.
Dari perspektif ketahanan pangan nasional Korea Selatan, ekspansi ini memiliki makna strategis. Korea mengimpor hampir 100% kebutuhan minyak nabati untuk konsumsi dan biodiesel. Dengan menguasai sumber bahan baku dan kapasitas rafinasi, POSCO Group berupaya mengurangi risiko volatilitas harga serta ketergantungan pada pemasok pihak ketiga.
Baca juga : Cuaca Ekstrem Ancam Dominasi McLaren di Las Vegas
Di sisi lain, masuknya investasi Korea dalam skala besar ke sektor perkebunan Indonesia kembali memunculkan diskusi mengenai konsentrasi kepemilikan lahan sawit oleh konglomerasi asing. Para analis menilai bahwa tren konsolidasi ini dapat mempercepat adopsi praktik pertanian berkelanjutan dan sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), mengingat perusahaan Korea berada di bawah pengawasan ketat investor institusional global yang menerapkan kriteria ESG (environmental, social, governance).
Hingga saat ini, POSCO International menyatakan komitmennya untuk mematuhi seluruh regulasi Indonesia, termasuk kewajiban tender offer atas sisa saham publik Sampoerna Agro yang dapat menambah nilai investasi hingga 862 juta dolar AS. Produksi komersial pabrik rafinasi dijadwalkan dimulai akhir Desember 2025, menandai babak baru dominasi aktor Korea dalam salah satu komoditas strategis Asia Tenggara.
Pewarta; Albertus Parikesit


Keberhasilan bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari usaha terus-menerus.”