RI News Portal. Wonogiri, 11 Desember 2025 – Di tengah lonjakan harga kakao dunia yang kini berkisar Rp60.000–100.000 per kilogram, wilayah Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, kembali menunjukkan potensi sebagai sentra kakao nasional. Momentum itu ditandai dengan penyelenggaraan Sekolah Lapang Tematik Pertanian Kakao Farmer Field Day (FFD) di Dusun Sanggrong, Desa Mlokomanis Wetan, pada Rabu (10/12/2025).
Acara yang diikuti sekitar 60 petani dari berbagai kelompok tani tersebut tidak hanya menjadi ajang transfer pengetahuan budidaya kakao modern, tetapi juga menegaskan kembali peran aktif Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan.
Kehadiran personel Polsek Ngadirojo dalam kegiatan ini melampaui fungsi pengamanan konvensional. Mereka terlibat penuh dalam memastikan kelancaran kegiatan, sekaligus menunjukkan implementasi tugas pokok Polri sesuai Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI, yaitu melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar program pemerintah di sektor pertanian dapat berjalan optimal.

Kepala Desa Mlokomanis Wetan, Suwarno, mengungkapkan bahwa kakao pernah menjadi tulang punggung ekonomi Ngadirojo pada dekade 1980–1990-an. “Kini, dengan harga dunia yang melonjak tajam, kami melihat peluang kebangkitan kembali. Sekolah lapang ini menjadi titik tolak bagi petani untuk kembali percaya diri menanam dan meremajakan tanaman kakao,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, S.P., M.Si., menegaskan bahwa Ngadirojo merupakan salah satu lokasi pilot project kakao nasional sejak era 1980-an yang didukung langsung oleh pemerintah pusat waktu itu. “Banyak pohon kakao di sini sudah berumur di atas 30 tahun. Melalui pendampingan intensif dan penerapan teknologi peremajaan, produktivitas bisa meningkat hingga tiga kali lipat,” terang Baroto.
Ia menambahkan, strategi yang ditekankan dalam sekolah lapang mencakup sanitasi kebun, pemangkasan teratur, pengendalian hama terpadu, fermentasi pascapanen yang benar, hingga akses pasar yang lebih luas.
Kapolres Wonogiri, AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., melalui Kasihumas AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., menegaskan bahwa keterlibatan Polsek Ngadirojo merupakan wujud nyata komitmen Polri mendukung program strategis nasional di bidang pangan dan ekonomi kerakyatan.
Baca juga : Kabag Umum DPRD Padangsidimpuan Bungkam Terkait Dugaan Penyimpangan Anggaran Rp57,5 Juta
“Polri tidak hanya menjaga keamanan fisik kegiatan, tetapi juga memastikan tidak ada potensi gangguan kamtibmas yang dapat menghambat proses pemberdayaan. Sinergi antara Polri, TNI, pemerintah daerah, dan kelompok tani akan terus kami perkuat agar setiap program pembangunan benar-benar memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat,” tegas Anom.
Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari tersebut ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada seluruh peserta oleh Dinas Pertanian dan Forkompincam Ngadirojo. Para petani tampak antusias dan menyatakan kesiapan untuk segera menerapkan ilmu baru di lahan masing-masing.
Revitalisasi kakao di Wonogiri ini menjadi salah satu contoh bagaimana pendekatan keamanan yang humanis dan terintegrasi dengan program pembangunan dapat menciptakan efek berganda: ketahanan pangan nasional terjaga sekaligus kesejahteraan petani kecil meningkat.
Pewarta: Nandang Bramantyo

