
RI News Portal. Lampung Timur, 14 Juli 2025 — Dalam upaya penanggulangan kejahatan narkotika yang kian marak di kalangan remaja, Kepolisian Resor (Polres) Lampung Timur terus mengintensifkan operasi pemberantasan narkoba di wilayah hukumnya. Hasil terbaru dari operasi tersebut adalah penangkapan dua tersangka kasus narkotika yang diduga kuat menjadi bagian dari jaringan pengedar di kawasan pesisir timur Provinsi Lampung.
Kapolres Lampung Timur, AKBP Heti Patmawati, didampingi oleh Kasat Narkoba AKP Timor dan Kanit Opsnal Ipda Rizki, pada Senin (14/7/2025) mengungkapkan bahwa kedua tersangka berinisial GH (28), warga Desa Labuhan Maringgai, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur dan H (30), warga Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan.
Keduanya ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Lampung Timur pada Jumat (11/7/2025) sekitar pukul 13.00 WIB di Desa Labuhan Maringgai. Penangkapan ini merupakan bagian dari strategi intensifikasi patroli dan penyelidikan lapangan, yang menyasar peredaran narkoba khususnya di wilayah-wilayah yang dinilai rawan menjadi titik distribusi dan konsumsi oleh generasi muda.

Dari tangan tersangka, polisi mengamankan sejumlah barang bukti yang memperkuat dugaan aktivitas pengedaran narkotika. Di antaranya: empat plastik klip bening berisi kristal putih yang diduga sabu seberat bruto 13,67 gram, enam plastik klip kosong, satu kotak rokok merek Surya, satu dompet kecil berwarna kuning, satu unit handphone merk VIVO Y21 warna biru, serta satu alat hisap sabu (bong).
Menurut AKP Timor, jumlah dan jenis barang bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa kedua tersangka tidak hanya sebagai pengguna, tetapi terindikasi sebagai pengedar aktif. “Fakta ini sangat mengkhawatirkan karena narkoba ini berpotensi besar menyasar remaja dan pelajar yang sedang berada pada fase rentan pencarian identitas diri,” jelasnya.
Kedua tersangka saat ini ditahan di Mapolres Lampung Timur untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut. Mereka dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 112 ayat (2) dan/atau Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ancaman pidana dalam pasal-pasal tersebut mencakup hukuman penjara paling singkat 5 tahun dan maksimal 20 tahun, serta denda hingga Rp10 miliar.
Menurut pakar hukum pidana dari Universitas Lampung, Dr. Nur Halim, S.H., M.H., penerapan pasal 112 dan 114 ayat (2) menandakan bahwa penyidik menduga adanya peredaran narkotika dalam jumlah besar, dan bukan hanya untuk penggunaan pribadi. “Pasal ini memang dirancang untuk memberikan efek jera terhadap pengedar, terutama yang berpotensi merusak generasi muda,” ujarnya.
Kasus ini kembali menyoroti perlunya pendekatan holistik dalam penanganan masalah narkotika, bukan hanya dari aspek hukum, tetapi juga dari sisi sosial, pendidikan, dan budaya. Polres Lampung Timur menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan pihak sekolah, tokoh masyarakat, dan lembaga keagamaan guna meningkatkan edukasi bahaya narkoba.
“Upaya represif seperti penangkapan ini akan terus kami lakukan. Namun, kami juga berharap ada dukungan kuat dari lingkungan sosial untuk membentengi remaja dari pengaruh narkoba,” tegas Kapolres Heti Patmawati.
Penangkapan dua tersangka pengedar narkoba di Labuhan Maringgai menegaskan bahwa peredaran narkotika di wilayah Lampung Timur masih menjadi persoalan serius. Selain langkah hukum yang tegas, keberhasilan pemberantasan narkoba ke depan sangat bergantung pada sinergi antara penegak hukum, masyarakat, dan institusi pendidikan dalam membangun ketahanan sosial terhadap ancaman narkoba di kalangan generasi muda.
Pewarta : Lii
