
RI News Portal. Astana, 3 Oktober 2025 – Permintaan global terhadap minyak sebagai sumber energi utama diproyeksikan meningkat signifikan sebesar 23 persen, dari 308 juta barel minyak ekuivalen per hari saat ini menjadi 378 juta barel per hari pada 2050. Proyeksi ini disampaikan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan terbarunya, sebagaimana dikutip oleh Kantor Berita Kazinform pada Kamis (2/10).
Berbicara pada acara Kazakhstan Energy Week 2025 dan Forum Eurasia KAZENERGY ke-16 di Astana, Kazakhstan, Kepala Departemen Studi Minyak OPEC, Behrooz Baikalizadeh, memaparkan bahwa lonjakan permintaan ini akan didorong oleh pertumbuhan populasi dunia yang diperkirakan bertambah dari 8,2 miliar jiwa saat ini menjadi 9,7 miliar jiwa pada 2050. “Lebih dari 1,2 miliar orang akan tinggal di perkotaan, dan biaya yang terus meningkat juga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di negara-negara anggota OECD,” ungkapnya.
Meskipun sektor perminyakan terus mencatat kemajuan dalam efisiensi dan pengurangan biaya, Baikalizadeh menegaskan bahwa tidak ada terobosan teknologi signifikan yang diantisipasi hingga 2050. Hal ini menunjukkan bahwa minyak akan tetap menjadi tulang punggung energi global dalam beberapa dekade mendatang, meskipun dengan tantangan efisiensi yang terus ditingkatkan.

Prospek OPEC juga menyoroti pergeseran dalam bauran energi global. Energi terbarukan diproyeksikan menyumbang 13,5 persen dari total kebutuhan energi dunia pada 2050, menunjukkan peningkatan peran sumber energi hijau. Sebaliknya, penggunaan batu bara dan sumber energi konvensional lainnya diperkirakan menurun sebesar 13 persen. Penghapusan bertahap pembangkit listrik berbahan bakar batu bara diperkirakan akan memangkas produksi listrik dari sumber ini menjadi hanya 3,2 terawatt jam. Akibatnya, pangsa energi alternatif diperkirakan melonjak dari 24 persen saat ini menjadi 65,5 persen pada 2050.
Baca juga : Konsorsium PTV Jateng Siapkan Festival Panen Raya Berdikari untuk Dorong Inovasi Industri Hijau
Tren ini mencerminkan dinamika kompleks dalam transisi energi global, di mana minyak tetap dominan dalam jangka menengah, sementara energi terbarukan perlahan mengambil peran yang lebih besar. Faktor-faktor seperti urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan energi akan terus membentuk masa depan sektor energi dunia.
Pewarta : Setiawan Wibisono
