
RI News Portal. Sragen, 20 Agustus 2025 – Tim Resmob Satreskrim Polres Sragen kembali menunjukkan komitmennya dalam pemberantasan penyakit masyarakat, khususnya praktik perjudian yang marak di wilayah lokal. Dini hari tadi, sekitar pukul 00.45 WIB, aparat kepolisian menggerebek sebuah warung di Dukuh Kaliwedi, Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, yang menjadi lokasi perjudian kartu ceki jenis gonggong.
Kasus ini menyoroti dinamika sosial di desa-desa di Sragen, di mana warung-warung lokal kadang berfungsi sebagai ruang interaksi sosial, namun juga rawan disalahgunakan sebagai sarana perjudian ilegal. Kapolres Sragen, AKBP Dewiana Syamsu Indyasari, melalui Kasat Reskrim AKP Ardi Kurniawan, menegaskan bahwa pengungkapan ini merupakan hasil kerja sama antara aparat dan masyarakat yang resah terhadap aktivitas ilegal tersebut.
“Tim kami berhasil mengamankan empat pelaku dan sejumlah barang bukti, sementara satu pelaku lainnya masih dalam pengejaran sebagai daftar pencarian orang (DPO),” ujar AKP Ardi Kurniawan. Keempat pelaku yang diamankan masing-masing berinisial TG (50), GM (56), PR (62), dan MY (48), seluruhnya warga Kecamatan Gondang. Sementara SG (50) berhasil melarikan diri saat penggerebekan.

Barang bukti yang diamankan berupa dua set kartu ceki, uang tunai Rp275.000, dan satu buah papan meja sebagai alas bermain. Pengungkapan ini bermula dari informasi masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti dengan observasi dan pengintaian oleh Tim Resmob.
Dari perspektif hukum, para pelaku dijerat Pasal 303 KUHP tentang perjudian dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Penegakan hukum ini sejalan dengan pendekatan pencegahan sosial, yang menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam meminimalkan risiko praktik perjudian di lingkungan lokal.
Baca juga : Semarang Menyelesaikan Status Pegawai Non-ASN melalui Pengangkatan PPPK Paruh Waktu
Kapolres Sragen menekankan bahwa pihaknya akan terus menindak tegas segala bentuk perjudian demi menjaga keamanan dan kondusivitas masyarakat. “Penindakan ini bukan hanya soal hukum semata, tetapi juga upaya mempertahankan ketertiban sosial dan nilai-nilai norma masyarakat Sragen,” ujarnya.
Kejadian ini sekaligus menjadi refleksi bagi aparat dan warga mengenai pentingnya pengawasan sosial dan koordinasi lintas sektoral dalam menangani praktik perjudian ilegal, yang kerap memicu konflik sosial dan kerawanan ekonomi di tingkat desa.
Pewarta : Adiat Santoso
