RI News Portal. Padang, 17 November 2025 – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyatakan bahwa provinsi tersebut kembali mengekspor satu kontainer gambir ke India, sebuah langkah yang menandakan pemulihan bertahap pasar global untuk komoditas unggulan ini. Pengiriman tersebut, yang dijadwalkan dilepas secara resmi pada Selasa (18/11) dengan kehadiran Menteri Perdagangan RI Budi Santoso, menjadi indikator awal kebangkitan permintaan internasional setelah periode fluktuasi.
“Peningkatan permintaan dari luar negeri ini merupakan sinyal kuat bahwa pasar global mulai pulih terhadap gambir, salah satu produk andalan Sumatera Barat,” ujar Mahyeldi saat ditemui di Padang pada Senin. Ia menekankan bahwa inisiatif ini krusial untuk menjaga keberlanjutan akses pasar eksternal, terutama di tengah ketergantungan historis pada segmen tertentu.
Data dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Barat, Novrial, mengungkap tren positif dalam dua tahun terakhir. Pada 2024, volume ekspor gambir mencapai 13.482 ton senilai Rp574,7 miliar, meningkat dari 11.865 ton pada 2023. Peningkatan ini mencerminkan resiliensi sektor di tengah tantangan global, dengan Sumatera Barat menyumbang sekitar 80 persen pasokan gambir dunia—tanaman dari genus Uncaria yang banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, tekstil, dan pewarna alami.
Baca juga : Dramatis di Valencia: Bezzecchi Raih Kemenangan Perdana, Marquez Saudara Kuasai Klasemen Akhir MotoGP 2025
Novrial menyoroti potensi strategis provinsi ini sebagai pemain utama di pasar internasional jika pengelolaan komoditas ditingkatkan. “Kehadiran menteri dalam pelepasan ekspor ini diharapkan mendorong percepatan perluasan pasar dan penataan sistem perdagangan nasional,” katanya. Ia memperingatkan agar tidak bergantung berlebih pada India sebagai tujuan utama, mengingat risiko volatilitas pasar tunggal.
Dari perspektif akademis, Vicky Brama Kumbara, pakar pemasaran dari Universitas Putra Indonesia YPTK, menilai ekspor ini sebagai momentum positif bagi rantai pasok lokal. “Langkah ini tidak hanya memperbaiki harga di tingkat petani, tetapi juga memperkuat ekosistem gambir secara keseluruhan di Sumatera Barat,” ungkap Vicky. Ia merekomendasikan agar pemerintah segera melanjutkan dengan hilirisasi produk—seperti pengolahan menjadi ekstrak berkualitas tinggi—dan diversifikasi pasar untuk meningkatkan nilai tambah serta kesejahteraan petani.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa pemulihan ini selaras dengan dinamika ekonomi pasca-pandemi, di mana permintaan gambir sebagai bahan baku berkelanjutan mulai rebound di negara-negara berkembang. Namun, tantangan seperti fluktuasi harga komoditas dan isu lingkungan dalam budidaya tetap perlu diatasi melalui kebijakan terintegrasi. Ekspor kontainer ini, meski dalam skala awal, berpotensi menjadi katalisator untuk transformasi sektor gambir Sumatera Barat menjadi lebih kompetitif di arena global.
Pewarta : Sami S

