RI News Portal. Medan, 2 Desember 2025 – Tingkat pemulihan layanan telekomunikasi di wilayah terdampak bencana gempa dan longsor di Pulau Sumatera menunjukkan kemajuan signifikan. Dalam rapat koordinasi lintas sektor yang digelar di Balai Monitoring Frekuensi Radio Medan pada Senin malam hingga Selasa dini hari, para operator seluler nasional melaporkan bahwa layanan di Sumatera Barat telah pulih 95 persen, sementara Sumatera Utara mencapai 90 persen.
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid yang memimpin langsung rapat tersebut menegaskan bahwa pemulihan infrastruktur komunikasi tetap menjadi prioritas utama pemerintah di tengah tahap tanggap darurat bencana. “Kami terus memastikan konektivitas tetap terjaga agar koordinasi penanganan bencana, distribusi logistik, dan komunikasi warga tidak terputus,” ujar Meutya usai rapat.
Berbeda dengan dua provinsi di Sumatera, kondisi di Aceh masih menjadi perhatian khusus. Hingga Selasa pagi, sekitar 60 persen base transceiver station (BTS) di provinsi ujung barat Sumatra itu belum dapat beroperasi akibat gangguan pasokan listrik yang masif pasca-bencana. Data per 1 Desember 2025 pukul 00.00 WIB mencatat total 2.804 menara mengalami gangguan, dengan rincian terbesar berada di Aceh (1.969 menara), disusul Sumatera Utara (681 menara), dan Sumatera Barat (154 menara).

Meutya menyampaikan optimisme bahwa dalam empat hari ke depan pemulihan di Aceh akan melonjak signifikan sejalan dengan percepatan perbaikan jaringan listrik oleh PLN. “PLN telah mengerahkan tim tambahan dan genset berkapasitas besar. Begitu aliran listrik stabil, mayoritas BTS akan langsung online kembali,” katanya.
Untuk mempercepat proses, pemerintah melibatkan TNI dalam pengiriman material perbaikan ke lokasi-lokasi terisolir yang sulit dijangkau melalui jalur darat. Helikopter dan kendaraan taktis digunakan untuk mengangkut perangkat backup power serta teknisi ke wilayah pegunungan dan pesisir yang terputus akses.
Di sisi lain, Kementerian Komdigi melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah mengaktifkan sepuluh titik akses internet darurat berbasis satelit SATRIA-1 di berbagai lokasi pengungsian dan posko bencana. Layanan ini memungkinkan warga, relawan, dan petugas lapangan tetap terhubung meski jaringan terrestrial belum sepenuhnya pulih.
Baca juga : Indonesia Perkuat Ikatan Historis dengan Kamboja melalui Diplomasi Lintas Agama dan People-to-People Contact
Rapat koordinasi tersebut dihadiri penuh oleh pimpinan tertinggi operator seluler dan penyedia infrastruktur, termasuk Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Direktur Utama PT Telkomsel, Direktur & Chief Regulatory Officer XL Axiata, serta Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison. Turut hadir perwakilan Starlink Indonesia, PT Pos Indonesia, dan pemerintah provinsi Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat.
Meutya menutup pernyataannya dengan penegasan bahwa kerja sama tiga pilar—pemerintah, operator telekomunikasi, dan PLN—akan terus diperkuat hingga seluruh layanan kembali normal 100 persen. “Kami tidak akan berhenti sampai setiap warga di daerah bencana dapat kembali berkomunikasi dengan keluarga dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan,” tandasnya.
Pewarta : Adi Tanjoeng

