Skip to content
04/12/2025
  • Facebook
  • Youtube
  • Instagram
RI NEWS

RI NEWS

PORTAL BERITA INDONESIA

baner iklan
Primary Menu
  • Beranda
  • Internasional
  • Nasional
    • IstanaBerita seputar Istana
    • PemerintahanBerita seputar Pemerintahan
    • Parlemen
  • Regional
    • AcehBerita Seputar Aceh
    • DKI JakartaBerita seputar DKI Jakarta
    • Jawa BaratBerita seputar Jawa Barat
    • Jawa TengahBerita seputar Jawa Tangah
    • Jawa TimurBerita seputar Jawa Timur
    • BaliBerita Seputar Bali
    • Nusa TenggaraBerita seputar Nusa Tenggara
    • SumateraBerita seputar Sumatera
    • KalimantanBerita seputar Kalimantan
    • SulawesiBerita seputar Sulawesi
    • PapuaBerita seputar Papua
    • MalukuBerita seputar Maluku
  • Hiburan
  • Budaya
  • Buser Berita
    • TNI/PolriBerita seputar TNI dan Polri
    • KPKBerita seputar KPK
    • Hukum/PolitikBerita seputar Hukum
  • Olah Raga
  • Redaksi
  • Privacy Policy
Live
  • Home
  • World
  • Netanyahu Pertimbangkan Pendudukan Penuh Gaza, Dunia dan Warga Israel Bereaksi Keras

Netanyahu Pertimbangkan Pendudukan Penuh Gaza, Dunia dan Warga Israel Bereaksi Keras

Jurnalis RI News Portal Posted on 4 bulan ago 3 min read
Dunia dan Warga Israel Bereaksi Keras
Silahkan bagikan ke media anda ...

RI News Portal. Tel Aviv, Israel — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan tengah mempertimbangkan opsi pendudukan penuh kembali atas Jalur Gaza, sebuah langkah yang dapat memicu reaksi keras baik dari komunitas internasional maupun dalam negeri Israel sendiri. Kabar ini pertama kali dilaporkan media Israel pada awal Agustus 2025.

Rencana tersebut akan menjadi eskalasi besar dari perang yang telah berlangsung hampir dua tahun sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Selain menimbulkan risiko besar terhadap keselamatan warga sipil Palestina dan sandera yang masih hidup, opsi ini dinilai dapat semakin memperparah isolasi internasional terhadap Israel, yang saat ini tengah menghadapi tekanan global terkait dugaan kejahatan perang.

Rencana pendudukan ini tidak hanya menuai kritik internasional, tetapi juga mendapat tentangan kuat dari dalam negeri. Keluarga para sandera yang masih ditahan Hamas menyebut rencana tersebut sebagai “vonis mati” bagi orang yang mereka cintai. Sementara itu, sejumlah tokoh dalam lembaga keamanan Israel menolak gagasan pendudukan tanpa batas waktu, karena dinilai akan menyulitkan dan memperpanjang keterlibatan militer di wilayah konflik.

Netanyahu diduga menggunakan ancaman pendudukan sebagai taktik negosiasi dalam pembicaraan yang dimediasi Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, yang saat ini tengah mengalami kebuntuan. Namun, para pengamat juga menilai bahwa langkah ini bertujuan untuk memuaskan tekanan dari mitra koalisi sayap kanan yang sejak awal mendukung pendudukan penuh atas Gaza, pengusiran sebagian warga Palestina melalui “emigrasi sukarela”, dan pembangunan kembali permukiman Yahudi.

Jika pendudukan penuh dilakukan, Israel harus melancarkan operasi militer di wilayah-wilayah padat penduduk seperti Deir al-Balah dan zona kemanusiaan Muwasi, tempat ratusan ribu warga Palestina tinggal di kamp pengungsian darurat. Operasi ini dikhawatirkan akan memicu pengungsian massal lanjutan dan memperburuk krisis pangan yang telah dinyatakan oleh sejumlah badan PBB sebagai awal dari bencana kelaparan.

Di sisi lain, sekitar 20 sandera yang diyakini masih hidup juga berada dalam bahaya besar, karena Hamas disebut telah memerintahkan agar mereka dibunuh jika pasukan Israel mendekat.

Baca juga : Festival Gajah Fest 2025: Sinergi Konservasi, Pariwisata, dan Budaya di Taman Nasional Way Kambas

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 61.000 warga Palestina telah tewas sejak serangan balasan Israel dimulai. Meski kementerian tersebut berada di bawah otoritas Hamas, data yang disampaikan tetap menjadi sumber acuan utama bagi PBB dan lembaga internasional, karena dikelola oleh tenaga medis profesional.

Israel saat ini tengah menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, serta surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pemerintah Israel menolak tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai bentuk fitnah antisemit, dan menegaskan telah berupaya meminimalkan korban sipil. Namun, banyak kalangan internasional menilai bahwa Israel gagal menunjukkan itikad untuk mengakhiri konflik secara damai dan justru memperkuat gagasan pemaksaan pemindahan penduduk Gaza.

Jika pendudukan dilaksanakan, Israel akan menjadi penguasa tunggal atas wilayah antara Laut Tengah dan Sungai Yordan, yang dihuni sekitar 7 juta orang Yahudi dan 7 juta warga Palestina. Sebagian besar warga Palestina tidak memiliki hak politik, termasuk hak suara. Sejumlah organisasi HAM global bahkan telah sejak lama menyatakan situasi ini sebagai bentuk apartheid modern.

Netanyahu sejauh ini menolak keterlibatan Otoritas Palestina dalam pemerintahan pascaperang Gaza, dan belum menawarkan rencana jelas untuk pembangunan kembali wilayah tersebut. Sementara itu, Hamas menyatakan hanya akan melepaskan para sandera jika Israel menyetujui gencatan senjata permanen dan menarik pasukannya dari Gaza. Hamas juga menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan kekuasaan, tetapi tidak akan meletakkan senjata selama Israel masih menduduki wilayah yang diakui sebagai bagian dari negara Palestina masa depan.

Dengan meningkatnya ketegangan, Israel menghadapi dilema eksistensial yang kian nyata: mendirikan negara Palestina dan mempertahankan identitas demokratisnya, atau memerintah secara permanen atas jutaan warga Palestina tanpa hak dan menghadapi konsekuensi internasional yang makin berat.

Apapun yang diputuskan Netanyahu dan pemerintahannya, masa depan Gaza dan stabilitas kawasan Timur Tengah saat ini berada di ambang krisis besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pewarta : Setiawan Wibisono S.TH


Silahkan bagikan ke media anda ...

Continue Reading

Previous: Festival Gajah Fest 2025: Sinergi Konservasi, Pariwisata, dan Budaya di Taman Nasional Way Kambas
Next: Rwanda Setujui Terima Deportan dari AS dalam Program Migrasi Kontroversial Pemerintahan Trump

Related Stories

Upaya Akhiri Perang Ukraina Memasuki Fase Kritis
3 min read

Delegasi AS Pimpin Pembicaraan Langsung dengan Putin di Moskow: Upaya Akhiri Perang Ukraina Memasuki Fase Kritis

Jurnalis RI News Portal Posted on 18 jam ago
IMIP Raih Penghargaan Filantropi Terbaik Asia 2025 di Hainan
2 min read

IMIP Raih Penghargaan Filantropi Terbaik Asia 2025 di Hainan

Jurnalis RI News Portal Posted on 18 jam ago
Majelis Umum PBB Tegaskan Komitmen Damai- Resolusi Pendudukan Israel Picu Debat Global di Tengah Rencana Trump untuk Gaza
4 min read

Majelis Umum PBB Tegaskan Komitmen Damai: Resolusi Pendudukan Israel Picu Debat Global di Tengah Rencana Trump untuk Gaza

Jurnalis RI News Portal Posted on 18 jam ago
#Advestaiment RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News
Berita Video

Recent Posts

  • Pengumuman UMP 2026: Antara Fleksibilitas Daerah, Keseimbangan Upah, dan Target Pertumbuhan 5,5 Persen
  • Polda Sumut Percepat Penyaluran Bantuan ke Sibolga dan Tapanuli Tengah via Udara: Strategi Logistik Darurat di Tengah Isolasi Wilayah Pasca-Banjir Bandang
  • Pagutan Siaga: Kelurahan di Wonogiri Bangun Kesadaran Kolektif Hadapi Ancaman Longsor dan Puting Beliung
  • Rans Simba Bogor Lepas Devon van Oostrum akibat Regulasi Baru IBL 2026
  • Rencana Pemasangan Kembali Chattra di Puncak Stupa Borobudur Tahun 2026: Upaya Melengkapi “Living Heritage” Tanpa Mengubah Struktur Asli

Komentar

  1. Sami.s mengenai Bara Progib 08 Laporkan Akun @AnakIsrael7828 ke Bareskrim Polri atas Dugaan Penyebaran Hoaks Terhadap Presiden Prabowo
  2. rendro mengenai Penodaan Bendera Merah Putih di Jembrana: Protes Mabuk RKUHP Berujung Ancaman 5 Tahun Penjara
  3. Tukino gaul gaul mengenai POSCO International Capai Integrasi Vertikal Penuh pada Industri Minyak Sawit Indonesia
  4. Sami.s mengenai Masyarakat Indrapura Bersatu Akhiri Blokade Jalan setelah Bupati Pesisir Selatan Nyatakan Dukungan Penuh atas Tuntutan Plasma 20%
  5. Sugeng Rudianto mengenai Dugaan Penyimpangan Berat pada Proyek Rabat Beton Sironcitan, Angkola Selatan: Anggaran Rp200 Juta Hanya Terealisasi Rp17 Juta Sebagai Upah Tukang

Arsip

  • Desember 2025
  • November 2025
  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Mei 2024

Berita Video

Berita video mengungkap fakta dengan visual live dan streaming.

Cara Instal Aplikasi RI News Portal di HP kalian ; Download file Zip apk RI News Portal, simpan dan ekstrak file Zip. Kemudian instal ..... enjoy RI News Portal sudah di HP Kalian.

Aplikasi RI News PortalUnduh
Aplikasi RI News PortalUnduh

RI NEWS-Media Portal Berita Republik Indonesia-Menyajikan informasi peristiwa yang teraktual dan terpercaya-Virnanda Creator Production adalah media pemberitaan yang berdedikasi tinggi untuk menyampaikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi sumber informasi dunia yang akurat, cepat, dan terpercaya. Kami percaya bahwa informasi yang baik dapat mencerdaskan umat manusia dan menjaga kedamaian dunia. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan dunia yang terbebas dari pertikaian dan permusuhan.

Pos-pos Terbaru

  • Pengumuman UMP 2026: Antara Fleksibilitas Daerah, Keseimbangan Upah, dan Target Pertumbuhan 5,5 Persen
  • Polda Sumut Percepat Penyaluran Bantuan ke Sibolga dan Tapanuli Tengah via Udara: Strategi Logistik Darurat di Tengah Isolasi Wilayah Pasca-Banjir Bandang
  • Pagutan Siaga: Kelurahan di Wonogiri Bangun Kesadaran Kolektif Hadapi Ancaman Longsor dan Puting Beliung
  • Rans Simba Bogor Lepas Devon van Oostrum akibat Regulasi Baru IBL 2026
  • Rencana Pemasangan Kembali Chattra di Puncak Stupa Borobudur Tahun 2026: Upaya Melengkapi “Living Heritage” Tanpa Mengubah Struktur Asli
Copyright © RI News Production | Editor IT by Setiawan Wibisono | PT. VIRNANDA CREATOR PRODUCTIONS.