
RI News Portal. Semarang 01 September 2025 — Dalam dunia Formula 1 yang penuh tekanan, di mana ketepatan dan ketangguhan menentukan kemenangan, Ferrari mengalami pukulan telak pada Grand Prix Belanda 2025. Balapan yang digelar pada 31 Agustus di sirkuit legendaris Zandvoort menjadi kisah kelam penuh kemalangan mekanis dan tabrakan di lintasan. Akibatnya, kedua pebalap Ferrari gagal finis—sebuah kegagalan langka yang menyoroti kerapuhan tim di tengah persaingan ketat.
Kemalangan Ferrari dimulai lebih awal melalui Lewis Hamilton, juara dunia tujuh kali, yang harus tersingkir setelah hanya menjalani 23 dari 72 lap. Saat melintasi Tikungan 3 yang menantang, Hamilton kehilangan kendali atas mobil SF-25 miliknya dan keluar lintasan dalam momen yang menunjukkan betapa sulitnya sirkuit ini.

Berbicara kepada wartawan setelah balapan, Hamilton dengan jujur mengungkapkan kejadian itu: “Bagian belakang mobil terasa tidak stabil, saya masuk ke Tikungan 3 dan langsung kehilangan kendali. Saya tidak bisa mengembalikannya.” Pernyataan ini, dikutip dari kanal resmi Formula 1 pada 1 September, menggarisbawahi kesalahan langka dari seorang pebalap yang dikenal akan pengendalian dan strategi briliannya.
Baca juga : Kerusakan Museum dan Cagar Budaya Pasca-Aksi Massa: Refleksi atas Krisis Pelestarian Warisan Indonesia
Di usia 40 tahun, kekecewaan Hamilton sangat terasa, tidak hanya karena kesalahan pribadi, tetapi juga karena dampaknya bagi tim. “Saya jarang sekali keluar dari balapan karena kecelakaan. Saya tidak punya banyak komentar lagi soal ini,” katanya, menunjukkan penyesalan mendalam karena gagal menyumbang poin untuk Ferrari. Namun, di tengah kekecewaan, Hamilton menegaskan bahwa kondisi mentalnya tetap kuat dan akhir pekan di Zandvoort secara keseluruhan cukup menjanjikan. Ketangguhan ini mencerminkan pengalamannya, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang karakteristik mobil SF-25 di kondisi Zandvoort yang dikenal dengan tikungan menanjak dan angin kencang.
Pewarta : Vie
