
RI News Portal. Semarang, 20 Juni 2025 — Momentum Malam Satu Suro, yang tahun ini jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025, kembali menjadi penanda penting dalam kalender budaya dan spiritual masyarakat Jawa. Dirayakan secara khidmat di sejumlah daerah, terutama Yogyakarta dan Surakarta (Solo), peringatan ini menjadi ruang simbolik untuk perenungan, pelestarian nilai-nilai leluhur, dan penguatan identitas budaya lokal di tengah arus modernitas.
Dalam sistem penanggalan Jawa, bulan Suro merupakan bulan pertama dari siklus dua belas bulan dalam kalender Hijriyah-Jawa yang dikembangkan pada masa Sultan Agung Mataram. Malam Satu Suro menandai transisi menuju Tahun Baru Jawa dan sering kali dikaitkan dengan bulan Muharram dalam kalender Islam. Karena itu, peringatan ini mengandung dimensi spiritual yang kuat, sarat dengan praktik-praktik keheningan, laku tapa, dan kontemplasi diri.
Menurut budayawan dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Retno Wardani, Satu Suro merupakan “perpaduan harmonis antara warisan budaya Hindu-Buddha dan nilai-nilai spiritualitas Islam yang diinternalisasi dalam masyarakat Jawa.” Malam tersebut diyakini sebagai waktu yang sakral, ketika energi spiritual alam dan manusia mencapai keseimbangan, dan karenanya digunakan untuk ritual pensucian lahir dan batin.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat secara konsisten mempertahankan tradisi Topo Bisu Mubeng Beteng, sebuah ritual jalan kaki mengelilingi benteng keraton sejauh ±5 km dalam keheningan penuh. Menurut informasi dari Situs Resmi Keraton Yogyakarta, prosesi ini akan diawali dengan pembacaan tembang Macapat selepas salat Isya, sebelum para peserta memulai perjalanan ritual mengelilingi benteng.
Tradisi Topo Bisu tidak hanya sekadar laku lahiriah, tetapi juga simbol dari introspeksi batin—sebuah “perjalanan sunyi” untuk mengenali diri, membersihkan niat, dan menyelaraskan hubungan manusia dengan alam dan Tuhannya. Prosesi ini terbuka bagi masyarakat umum, meskipun peserta diharapkan mematuhi tata cara khusus yang disakralkan.
Di Surakarta, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar Kirab Malam Satu Suro, yang telah berlangsung sejak masa pemerintahan Pakubuwono X (1893–1939). Tradisi ini menyajikan perarakan benda-benda pusaka keraton, termasuk kebo bule—kerbau berwarna putih yang dianggap sebagai hewan keramat dan simbol kekuatan leluhur.
Mengacu pada rilis Pemerintah Kota Surakarta, kirab ini menjadi sarana reflektif sekaligus ritual tolak bala. Masyarakat dari berbagai daerah bahkan turut hadir menyaksikan prosesi ini, menjadikannya tidak hanya sebagai upacara adat, tetapi juga agenda pariwisata budaya yang berdampak ekonomi.
Peneliti kebudayaan dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof. Djoko Suryo, menilai kirab pusaka sebagai bentuk “rekonstruksi identitas budaya yang mempertahankan memori kolektif kerajaan Jawa.” Ia menambahkan, kirab ini bukan sekadar warisan simbolik, tetapi juga ajang aktualisasi nilai-nilai etis seperti kesederhanaan, kesabaran, dan introspeksi diri.
Peringatan Malam Satu Suro tidak hanya menyimpan kekayaan ritual, tetapi juga menjadi instrumen penting dalam rekonstruksi kebudayaan dan pembentukan identitas kolektif masyarakat Jawa. Di tengah ancaman komersialisasi budaya dan penurunan partisipasi generasi muda, prosesi seperti Topo Bisu dan Kirab Pusaka tetap relevan sebagai sarana pendidikan karakter dan ketahanan budaya.
Tantangan ke depan adalah menjaga kemurnian nilai-nilai spiritual dan kultural di tengah tuntutan pariwisata. Pemerintah daerah, lembaga adat, dan institusi pendidikan perlu berkolaborasi untuk memastikan bahwa tradisi ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga ruang pembelajaran nilai dan kearifan lokal bagi masyarakat luas.
Pewarta : Anjar Bramantyo

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita