
RI News Portal. Jakarta, Jakarta, 14 September 2025 – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah menunjukkan performa yang solid dalam menjaga keamanan sehari-hari masyarakat. Pernyataan ini disampaikan di tengah sorotan publik terhadap institusi kepolisian pasca-serangkaian insiden kekerasan kolektif dan kerusuhan akhir Agustus lalu.
Dalam video keterangannya yang diterima di Jakarta pada Minggu (14/9), Mahfud menekankan bahwa Polri secara umum telah berhasil menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga. “Secara umum, Polri itu baik. Masyarakat merasa aman dan nyaman di kehidupan sehari-hari. Jangan dipungkiri ini,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kehadiran aparat kepolisian tersebar luas, mulai dari kota besar hingga desa-desa terpencil, yang turut berkontribusi pada stabilitas nasional.
Mahfud mengilustrasikan peran Polri dengan contoh-contoh sehari-hari yang sering terabaikan. Ia menyebutkan bagaimana polisi menjaga keamanan di acara seminar, pusat perbelanjaan, hingga kampus dan sekolah yang ramai. “Coba Anda bayangkan. Kita seminar di satu hotel, di situ ada polisi yang jaga juga di luar keamanannya. Kita ke mal, ada polisi. Ke desa terpencil, ada polisi. Semua menjaga dan Indonesia menjadi tempat yang nyaman sebenarnya,” katanya.

Menurutnya, aspek positif ini perlu dikembangkan dan disebarluaskan untuk mengimbangi narasi negatif yang sering mendominasi. “Karena banyak sekali polisi yang bagus sekali. Kalau kita coba di sekolah-sekolah tertentu saja, kampus kalau terlalu ramai itu ada polisinya juga yang jaga. Itu maksudnya kan untuk menjaga keamanan,” tambah Mahfud. Pendekatan ini, katanya, mencerminkan dedikasi Polri dalam melindungi masyarakat tanpa pandang bulu.
Meski memuji kinerja operasional, Mahfud tidak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi Polri. Dalam Forum Belajar Bersama (FBB) bertema “Pemulihan Moril, Semangat, dan Profesional Polri Pasca Kekerasan Kolektif serta Riot Akhir Agustus” pada Jumat (12/9), ia menyoroti perlunya peningkatan kepercayaan publik. Hal ini menjadi krusial pasca-peristiwa demonstrasi yang memicu kontroversi dan kritik tajam terhadap penanganan oleh aparat.
Baca juga : Momentum Kebangkitan Islami: Subulussalam Rayakan Hari Jadi ke-63 dengan Semangat Sada Kata
Mahfud meyakini bahwa kepercayaan masyarakat adalah fondasi utama bagi efektivitas penegakan hukum. “Kepercayaan publik merupakan hal yang fundamental karena akan berpengaruh pada efektivitas proses penegakan hukum yang dilakukan Polri,” jelasnya. Ia menekankan bahwa Polri harus kembali ke jati dirinya sebagai pelayan masyarakat dan penegak hukum yang netral.
Untuk mengatasi isu ini, Mahfud menawarkan solusi berbasis nilai-nilai inti. “Solusi fundamental bagi Polri adalah kembali pada jati dirinya. Tri Brata dan Catur Prasetya harus dihayati, dengan berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945, agar Polri tetap dipercaya rakyat sebagai penjaga hukum dan NKRI,” tegasnya.
Pernyataan Mahfud ini datang di saat Polri sedang berupaya mereformasi diri, termasuk melalui pelatihan internal dan dialog dengan masyarakat sipil. Analis keamanan menilai bahwa pujian dari figur seperti Mahfud, yang memiliki pengalaman luas di bidang hukum dan politik, bisa menjadi katalisator positif untuk perbaikan institusi. Namun, tantangan nyata tetap ada: bagaimana menerjemahkan kata-kata menjadi aksi konkret di lapangan.
Pewarta : Setiawan Wibisono
