RI News Portal. Jakarta, 27 November 2025 – Pemerintah Indonesia dan Jepang melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) memperkuat inovasi layanan pengantar kerja dengan menggelar kegiatan Community of Practice (CoP) bagi Pejabat Fungsional Pengantar Kerja. Inisiatif ini menjadi langkah strategis untuk merespons percepatan perubahan dunia kerja yang ditandai volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA).
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan bahwa CoP ini tidak sekadar forum pertukaran pengalaman, melainkan wadah untuk menghasilkan inovasi konkret dalam layanan Public Employment Services (PES). “Kita sedang mentransformasi pengantar kerja dari sekadar perantara menjadi case manager profesional yang mampu melakukan profiling mendalam, pendampingan personal, dan job matching berbasis data,” ujarnya usai membuka kegiatan di Jakarta, Kamis (27/11).
Beberapa terobosan yang menjadi fokus antara lain:
- Pengembangan sistem profiling dan pemetaan kompetensi pencari kerja berbasis data terintegrasi
- Penerapan case management dengan pendampingan individu jangka panjang
- Optimalisasi konsultasi job matching secara virtual
- Pendekatan proaktif melalui kunjungan perusahaan dan job canvassing intensif
- Pelayanan yang lebih inklusif bagi kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, perempuan kepala keluarga, dan pekerja usia lanjut

Yassierli menyoroti bahwa mismatch keterampilan masih menjadi salah satu hambatan utama penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Untuk itu, penguatan PES difokuskan pada tiga pilar: digitalisasi layanan melalui platform SIAPKerja dan SISNAKER, penyediaan data pasar kerja yang lebih akurat dan terintegrasi secara nasional, serta sinkronisasi antara pelatihan dan penempatan kerja bersama lembaga pelatihan dan mitra industri.
“Kita tidak bisa lagi bekerja secara silos. Kolaborasi lintas sektor – pemerintah, perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan dunia usaha – menjadi keniscayaan agar supply tenaga kerja benar-benar sesuai demand pasar,” tegasnya.
Plt. Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta & PKK) Estiarty Haryani menambahkan bahwa CoP ini menjadi sarana untuk mengadopsi praktik terbaik baik dari dalam negeri maupun pengalaman internasional, khususnya model layanan ketenagakerjaan Jepang yang dikenal sangat terstruktur dan berorientasi pada lifelong employability.
Baca juga : Pulang ke Tanah Air: 42 Naskah Kuno Nusantara Koleksi Timothy Behrend Akhirnya Tiba di Perpustakaan Nasional
“Kami ingin setiap dinas tenaga kerja di daerah memiliki ‘champion’ pengantar kerja yang tidak hanya mampu menempatkan pencari kerja, tetapi juga meningkatkan eksistensi profesi ini sebagai profesi yang prestisius dan strategis bagi pembangunan nasional,” ujar Estiarty.
Dalam pesannya kepada ratusan pejabat fungsional pengantar kerja yang hadir, Menaker Yassierli menekankan tiga hal: adaptasi cepat terhadap kebutuhan industri lokal, konsistensi dalam mendokumentasikan dan mereplikasi praktik baik, serta menjadi ujung tombak peningkatan kualitas penempatan kerja secara nasional.
Kegiatan CoP ini menjadi salah satu wujud nyata komitmen jangka panjang kerja sama Indonesia–Jepang dalam pengembangan sumber daya manusia, sekaligus bagian dari agenda besar transformasi layanan ketenagakerjaan publik menuju Indonesia Emas 2045.
Pewarta : Yudha Purnama

