
RI News Portal. Teheran, 18 Juni 2025 – Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan pidato nasional yang mempertegas posisi negaranya dalam menghadapi konflik militer yang tengah berkecamuk dengan Israel dan tekanan internasional yang meningkat. Dalam siaran langsung yang disampaikan melalui televisi nasional Iran dan dikutip oleh kantor berita semi-resmi Tasnim, Khamenei menegaskan bahwa Iran “tidak akan menyerah kepada siapa pun saat berada di bawah tekanan,” serta memperingatkan Amerika Serikat terhadap konsekuensi dari kemungkinan intervensi militer.
Pidato Khamenei muncul di tengah meningkatnya eskalasi militer antara Iran dan Israel, yang telah memasuki hari keenam sejak serangan udara mendadak Israel terhadap wilayah Iran pada 13 Juni 2025. Berdasarkan data awal dari sejumlah lembaga internasional, konflik ini telah menyebabkan hampir 600 korban jiwa di pihak Iran dan 24 di pihak Israel. Dalam pidatonya, Khamenei menggambarkan serangan Israel sebagai “agresi bodoh dan jahat” dan memuji reaksi rakyat Iran yang ia sebut “teguh, berani, dan tepat waktu.”
Pernyataan Khamenei tidak hanya bersifat retoris, tetapi juga mencerminkan konsistensi dalam doktrin ketahanan nasional Iran yang berbasis pada prinsip ideologis anti-imperialisme. Ia menekankan bahwa bangsa Iran “akan berdiri teguh menentang perdamaian yang dipaksakan,” sebuah frasa yang dapat dibaca sebagai penolakan terhadap segala bentuk resolusi diplomatik yang tidak menguntungkan Iran secara kedaulatan dan martabat nasional.

Dalam kerangka wacana politik domestik, pernyataan ini bertujuan memperkuat solidaritas internal dan membangun resistensi sosial terhadap tekanan asing, dengan membingkai konflik sebagai ujian spiritual dan nasional. Khamenei menyatakan bahwa ketahanan rakyat Iran merupakan cerminan dari “pertumbuhan rasionalitas dan spiritualitas” bangsa, sebuah retorika yang bertujuan menyatukan narasi nasionalis dan religius di tengah situasi krisis.
Pidato Khamenei juga menyikapi pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sehari sebelumnya melalui media sosial menyerukan agar Iran “MENYERAH TANPA SYARAT!” serta mengisyaratkan kemungkinan penargetan pribadi terhadap Khamenei. Merespons hal ini, Khamenei memperingatkan bahwa intervensi militer oleh AS akan membawa “kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.”
“Ancaman terhadap Iran adalah sia-sia,” katanya, seraya menegaskan bahwa sejarah panjang perlawanan Iran terhadap tekanan Barat telah membentuk mentalitas bangsa yang tidak mudah tunduk. Pernyataan ini dapat dilihat sebagai upaya untuk meredam efek psikologis dari tekanan internasional serta memperkuat posisi tawar Iran dalam percaturan geopolitik kawasan.
Baca juga : Manchester City Awali Kampanye Piala Dunia Antarklub 2025 dengan Kemenangan Meyakinkan atas Wydad AC
Konflik terbuka antara Iran dan Israel menandai babak baru dalam ketegangan regional yang selama ini ditandai oleh perang proksi dan benturan kepentingan strategis. Intervensi langsung oleh negara besar seperti Amerika Serikat dikhawatirkan akan memperluas spektrum perang menjadi krisis regional yang melibatkan banyak aktor, termasuk kelompok bersenjata non-negara seperti Hizbullah, serta mengganggu stabilitas ekonomi global melalui gangguan terhadap jalur energi di Teluk Persia.
Dari perspektif hukum internasional, agresi Israel tanpa deklarasi perang resmi dan tanpa mandat dari Dewan Keamanan PBB dapat dikualifikasikan sebagai pelanggaran terhadap prinsip non-agresi dan kedaulatan negara. Sementara itu, respons Iran dalam mempertahankan diri—selama sesuai dengan prinsip proporsionalitas dan diskriminasi terhadap target sipil—tetap berada dalam kerangka legal.
Pidato Ali Khamenei menjadi refleksi atas pola respons Iran terhadap tekanan eksternal: tidak hanya sebagai pertahanan militer, tetapi juga sebagai strategi ideologis dan simbolik dalam mempertahankan legitimasi rezim. Ketika narasi global semakin mengarah pada polarisasi dan ancaman intervensi, pernyataan ini menjadi penegasan bahwa Iran memilih jalan konfrontasi pasif aktif berbasis prinsip kedaulatan nasional dan martabat bangsa.
Dalam konteks dinamika geopolitik kontemporer, keteguhan Iran ini menantang tatanan internasional yang berbasis pada dominasi unipolar, sekaligus mengingatkan dunia bahwa stabilitas kawasan Timur Tengah tidak akan pernah lepas dari kompleksitas sejarah, ideologi, dan realitas kekuasaan global.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita
Selamat pagi rekan, rekan salam satu pena tetap semangat 🙏🙏🙏
Selamat Siang, salam satu pena 🙏