RI News Portal. Jakarta, 9 November 2025 – Dalam tahun pertama kepemimpinannya, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berhasil meraih dukungan mayoritas masyarakat terkait penanganan keamanan nasional. Hasil survei terbaru dari Tim Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden menilai kinerja keduanya sebagai baik atau sangat baik, sebuah indikator awal yang menggambarkan stabilitas kepercayaan publik di tengah dinamika politik pasca-pemilu.
Peneliti senior Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menyampaikan temuan ini melalui presentasi hasil survei yang dirilis akhir pekan lalu. “Kami mencatat 56,5 persen responden memberikan penilaian positif terhadap upaya pemerintah dalam menjaga keamanan negara. Angka ini secara signifikan melampaui respons negatif, yang hanya mencapai 15 persen,” ujar Bawono, menekankan bahwa data tersebut mencerminkan persepsi yang solid di kalangan pemilih.
Survei ini, yang digelar antara 20 hingga 27 Oktober 2025, melibatkan 1.220 responden dari seluruh wilayah Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pemilih dalam pemilu. Metodologi penelitian mengadopsi pendekatan multistage random sampling, dengan margin of error sebesar 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, memastikan representasi yang akurat terhadap populasi nasional. Fokus utama penelitian ini adalah evaluasi kinerja pemerintahan baru di bidang keamanan, yang sering kali menjadi tolok ukur awal legitimasi rezim pasca-transisi kekuasaan.

Secara rinci, 55,6 persen responden menyatakan kepuasan tinggi terhadap strategi keamanan yang diterapkan, termasuk penguatan koordinasi antarlembaga penegak hukum dan respons cepat terhadap isu-isu domestik seperti konflik sosial dan ancaman siber. Sementara itu, 27,4 persen responden menilai kinerja tersebut berada pada level sedang, yang Bawono interpretasikan sebagai ruang untuk perbaikan tanpa mengurangi optimisme keseluruhan. Penilaian negatif, yang terbagi menjadi 13,5 persen “buruk” dan 1,5 persen “sangat buruk”, cenderung terkait kekhawatiran atas isu-isu residual seperti ketegangan perbatasan dan penegakan hukum di daerah rawan.
Bawono menambahkan bahwa temuan ini selaras dengan tren historis survei keamanan nasional di Indonesia, di mana pemerintahan baru sering kali mendapat “bonus bulan madu” dari publik. Namun, ia memperingatkan bahwa keberlanjutan dukungan ini bergantung pada konsistensi kebijakan jangka panjang, seperti integrasi teknologi pengawasan dan kolaborasi internasional. “Keamanan bukan hanya soal responsifitas, tapi juga pencegahan. Pemerintah perlu memanfaatkan momentum ini untuk membangun ketahanan yang lebih inklusif,” katanya.
Dari perspektif akademis, hasil survei ini membuka peluang penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi persepsi keamanan di era digital. Para pakar politik dari berbagai universitas nasional, seperti yang dikutip dalam diskusi pasca-rilis, menyoroti bahwa tingkat kepuasan ini bisa menjadi katalisator bagi reformasi sektor pertahanan. Seorang dosen ilmu politik dari salah satu kampus ternama di Jakarta, yang enggan disebut namanya, menyatakan, “Data ini menandakan transisi yang mulus dari era sebelumnya, tapi tantangan nyata akan muncul saat isu ekonomi dan keamanan saling tumpang tindih.”

Sementara pemerintah belum merespons secara resmi terhadap survei ini, juru bicara Istana menyatakan bahwa komitmen utama tetap pada prioritas nasional yang berkelanjutan. Dengan demikian, survei Indikator Politik bukan hanya sekadar snapshot opini publik, melainkan panggilan untuk refleksi strategis di tengah lanskap geopolitik yang semakin kompleks.
Temuan ini diharapkan menjadi dasar bagi pembuat kebijakan untuk memperkuat fondasi keamanan yang berbasis data, memastikan bahwa suara mayoritas tidak hanya didengar, tapi juga direspons dengan tindakan konkret. Seiring berjalannya masa jabatan, perjalanan pemerintahan Prabowo-Gibran dalam menjaga stabilitas nasional akan terus menjadi sorotan, baik dari lensa jurnalistik maupun analisis akademis.
Pewarta : Albertus Parikesit

