Skip to content
04/12/2025
  • Facebook
  • Youtube
  • Instagram
RI NEWS

RI NEWS

PORTAL BERITA INDONESIA

baner iklan
Primary Menu
  • Beranda
  • Internasional
  • Nasional
    • IstanaBerita seputar Istana
    • PemerintahanBerita seputar Pemerintahan
    • Parlemen
  • Regional
    • AcehBerita Seputar Aceh
    • DKI JakartaBerita seputar DKI Jakarta
    • Jawa BaratBerita seputar Jawa Barat
    • Jawa TengahBerita seputar Jawa Tangah
    • Jawa TimurBerita seputar Jawa Timur
    • BaliBerita Seputar Bali
    • Nusa TenggaraBerita seputar Nusa Tenggara
    • SumateraBerita seputar Sumatera
    • KalimantanBerita seputar Kalimantan
    • SulawesiBerita seputar Sulawesi
    • PapuaBerita seputar Papua
    • MalukuBerita seputar Maluku
  • Hiburan
  • Budaya
  • Buser Berita
    • TNI/PolriBerita seputar TNI dan Polri
    • KPKBerita seputar KPK
    • Hukum/PolitikBerita seputar Hukum
  • Olah Raga
  • Redaksi
  • Privacy Policy
Live
  • Home
  • World
  • Kebijakan Imigrasi Baru Trump: Lonjakan Biaya Visa H-1B dan Pengenalan “Kartu Emas” untuk Investor Kaya

Kebijakan Imigrasi Baru Trump: Lonjakan Biaya Visa H-1B dan Pengenalan “Kartu Emas” untuk Investor Kaya

Jurnalis RI News Portal Posted on 2 bulan ago 3 min read
Kebijakan Imigrasi Baru Trump
Silahkan bagikan ke media anda ...

RI News Portal. Jakarta, 20 September 2025 — Dalam langkah yang mengejutkan dan kontroversial, Presiden Donald Trump baru saja menandatangani proklamasi yang secara dramatis mengubah lanskap visa pekerja asing di Amerika Serikat. Kebijakan ini memberlakukan biaya tahunan sebesar 100.000 Dollar untuk visa H-1B, yang ditujukan bagi pekerja berketerampilan tinggi, serta memperkenalkan visa “kartu emas” senilai 1 juta Dollar sebagai jalur cepat menuju kewarganegaraan bagi individu berpenghasilan tinggi. Langkah ini, yang diumumkan pada Jumat, 19 September 2025, langsung memicu perdebatan sengit di kalangan ahli imigrasi, ekonom, dan pemimpin industri teknologi.

Proklamasi ini muncul di tengah upaya Trump untuk mereformasi sistem imigrasi AS, dengan fokus pada prioritas “America First”. Menurut pengumuman resmi dari Gedung Putih, perubahan ini bertujuan untuk melindungi pekerja Amerika dari kompetisi upah rendah yang sering dikaitkan dengan program H-1B. Namun, kritikus menilai ini sebagai bentuk pembatasan imigrasi legal yang berpotensi melanggar wewenang eksekutif, karena mengabaikan peran Kongres dalam menetapkan kebijakan imigrasi.

Visa H-1B telah menjadi tulang punggung bagi perusahaan teknologi raksasa seperti Amazon, Google, dan Microsoft, yang bergantung pada talenta asing untuk mengisi posisi-posisi spesialis di bidang rekayasa perangkat lunak, kecerdasan buatan, dan data science. Biaya baru yang melonjak dari semula 215 Dollar menjadi 100.000 Dollar per tahun diprediksi akan mengurangi jumlah aplikasi visa secara signifikan. Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dalam konferensi pers, menyatakan bahwa perubahan ini akan mendorong perusahaan untuk lebih memprioritaskan pelatihan tenaga kerja domestik. “Jika Anda benar-benar membutuhkan insinyur kelas dunia, bayarlah biayanya,” ujar Lutnick, seraya menambahkan bahwa industri teknologi besar mendukung langkah ini.

Dari perspektif akademis, kebijakan ini dapat dianalisis melalui lensa ekonomi tenaga kerja. Studi dari berbagai jurnal seperti Journal of Labor Economics menunjukkan bahwa program H-1B sering kali dimanfaatkan untuk mengisi pekerjaan entry-level dengan gaji lebih rendah, yang pada akhirnya menekan upah pekerja AS. Namun, peningkatan biaya drastis ini berisiko memperlambat inovasi di sektor teknologi, di mana kekurangan talenta lokal masih menjadi isu kronis. Ekonom seperti Doug Rand, mantan pejabat imigrasi era Biden, menyebut kebijakan ini sebagai “fan service” bagi kelompok anti-imigrasi, bukan reformasi substansial. “Ini bukan kebijakan nyata; ini hanya untuk headline,” katanya dalam wawancara baru-baru ini.

Perusahaan konsultan seperti Tata Consultancy Services dan Infosys, yang sering menjadi penerima utama visa H-1B, kemungkinan akan terdampak paling parah. Data historis menunjukkan Amazon saja menerima lebih dari 10.000 visa pada tahun lalu, dengan California sebagai pusat utama pekerja H-1B. Dengan batas tahunan 85.000 visa yang kini mungkin tidak terpenuhi karena faktor ekonomi, model bisnis outsourcing bisa berubah secara fundamental.

Selain reformasi H-1B, Trump memperkenalkan visa “kartu emas” seharga 1 juta Dollar untuk individu kaya, dengan opsi sponsorship perusahaan hingga 2 juta Dollar. Visa ini menjanjikan jalur kewarganegaraan setelah proses vetting ketat. Lebih lanjut, “Trump Platinum Card” senilai 5 juta Dollar memungkinkan pemegangnya tinggal di AS hingga 270 hari tanpa pajak atas pendapatan luar negeri. Lutnick menjelaskan bahwa program ini akan menggantikan visa berbasis pekerjaan untuk profesor, ilmuwan, dan atlet, mengalihkan fokus pada kontribusi finansial daripada keterampilan.

Baca juga : Presiden Prabowo Kunjungi Expo 2025 Osaka, Tunjukkan Komitmen Indonesia di Panggung Global

Dalam konteks akademis, pendekatan ini mencerminkan tren global di mana negara-negara seperti Portugal dan Yunani menawarkan “golden visa” untuk menarik investasi. Namun, di AS, ini menimbulkan pertanyaan etis tentang kesetaraan akses imigrasi. Apakah sistem ini memperkuat ketidakadilan sosial, di mana kekayaan menjadi tiket masuk utama? Kelompok advokasi seperti U.S. Tech Workers memuji langkah ini sebagai alternatif terbaik untuk membatasi H-1B, sementara serikat buruh AFL-CIO mendorong reformasi lebih lanjut, seperti alokasi visa berdasarkan gaji tertinggi daripada lotre acak.

Kebijakan ini hampir pasti akan menghadapi gugatan hukum. Lutnick mengakui bahwa sementara biaya H-1B dan kartu emas bisa diterapkan secara eksekutif, kartu platinum memerlukan persetujuan Kongres. Secara historis, visa H-1B dialokasikan melalui lotre, dengan penurunan aplikasi hingga 40% pada 2024 akibat aturan anti-penipuan dari USCIS. Perubahan ini, yang membatasi satu aplikasi per individu, telah disambut baik tapi dianggap belum cukup oleh kritikus.

Dari sudut pandang jurnalistik akademis, kebijakan Trump ini bukan hanya tentang imigrasi, melainkan refleksi dari dinamika politik pasca-pemilu 2024. Ini memperkuat narasi proteksionisme ekonomi, tapi berpotensi merugikan daya saing global AS. Sebagai contoh, Ibu Negara Melania Trump sendiri pernah memanfaatkan visa H-1B pada 1996 sebagai model asal Slovenia, menyoroti ironisnya perubahan ini.

Di era digital, di mana talenta global menjadi kunci inovasi, kebijakan ini bisa menjadi titik balik. Apakah ini akan mendorong pelatihan domestik atau justru menghambat pertumbuhan? Jawabannya mungkin terungkap dalam bulan-bulan mendatang, saat pengadilan dan pasar bereaksi.

Pewarta : Setiawan Wibisono


Silahkan bagikan ke media anda ...

Continue Reading

Previous: Presiden Prabowo Kunjungi Expo 2025 Osaka, Tunjukkan Komitmen Indonesia di Panggung Global
Next: Dukungan Militer AS ke Israel di Tengah Badai Isolasi Global: Analisis Geopolitik di Balik Paket $6 Miliar

Related Stories

Upaya Akhiri Perang Ukraina Memasuki Fase Kritis
3 min read

Delegasi AS Pimpin Pembicaraan Langsung dengan Putin di Moskow: Upaya Akhiri Perang Ukraina Memasuki Fase Kritis

Jurnalis RI News Portal Posted on 17 jam ago
IMIP Raih Penghargaan Filantropi Terbaik Asia 2025 di Hainan
2 min read

IMIP Raih Penghargaan Filantropi Terbaik Asia 2025 di Hainan

Jurnalis RI News Portal Posted on 17 jam ago
Majelis Umum PBB Tegaskan Komitmen Damai- Resolusi Pendudukan Israel Picu Debat Global di Tengah Rencana Trump untuk Gaza
4 min read

Majelis Umum PBB Tegaskan Komitmen Damai: Resolusi Pendudukan Israel Picu Debat Global di Tengah Rencana Trump untuk Gaza

Jurnalis RI News Portal Posted on 17 jam ago
#Advestaiment RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News
Berita Video

Recent Posts

  • Pengumuman UMP 2026: Antara Fleksibilitas Daerah, Keseimbangan Upah, dan Target Pertumbuhan 5,5 Persen
  • Polda Sumut Percepat Penyaluran Bantuan ke Sibolga dan Tapanuli Tengah via Udara: Strategi Logistik Darurat di Tengah Isolasi Wilayah Pasca-Banjir Bandang
  • Pagutan Siaga: Kelurahan di Wonogiri Bangun Kesadaran Kolektif Hadapi Ancaman Longsor dan Puting Beliung
  • Rans Simba Bogor Lepas Devon van Oostrum akibat Regulasi Baru IBL 2026
  • Rencana Pemasangan Kembali Chattra di Puncak Stupa Borobudur Tahun 2026: Upaya Melengkapi “Living Heritage” Tanpa Mengubah Struktur Asli

Komentar

  1. Sami.s mengenai Bara Progib 08 Laporkan Akun @AnakIsrael7828 ke Bareskrim Polri atas Dugaan Penyebaran Hoaks Terhadap Presiden Prabowo
  2. rendro mengenai Penodaan Bendera Merah Putih di Jembrana: Protes Mabuk RKUHP Berujung Ancaman 5 Tahun Penjara
  3. Tukino gaul gaul mengenai POSCO International Capai Integrasi Vertikal Penuh pada Industri Minyak Sawit Indonesia
  4. Sami.s mengenai Masyarakat Indrapura Bersatu Akhiri Blokade Jalan setelah Bupati Pesisir Selatan Nyatakan Dukungan Penuh atas Tuntutan Plasma 20%
  5. Sugeng Rudianto mengenai Dugaan Penyimpangan Berat pada Proyek Rabat Beton Sironcitan, Angkola Selatan: Anggaran Rp200 Juta Hanya Terealisasi Rp17 Juta Sebagai Upah Tukang

Arsip

  • Desember 2025
  • November 2025
  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Mei 2024

Berita Video

Berita video mengungkap fakta dengan visual live dan streaming.

Cara Instal Aplikasi RI News Portal di HP kalian ; Download file Zip apk RI News Portal, simpan dan ekstrak file Zip. Kemudian instal ..... enjoy RI News Portal sudah di HP Kalian.

Aplikasi RI News PortalUnduh
Aplikasi RI News PortalUnduh

RI NEWS-Media Portal Berita Republik Indonesia-Menyajikan informasi peristiwa yang teraktual dan terpercaya-Virnanda Creator Production adalah media pemberitaan yang berdedikasi tinggi untuk menyampaikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi sumber informasi dunia yang akurat, cepat, dan terpercaya. Kami percaya bahwa informasi yang baik dapat mencerdaskan umat manusia dan menjaga kedamaian dunia. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan dunia yang terbebas dari pertikaian dan permusuhan.

Pos-pos Terbaru

  • Pengumuman UMP 2026: Antara Fleksibilitas Daerah, Keseimbangan Upah, dan Target Pertumbuhan 5,5 Persen
  • Polda Sumut Percepat Penyaluran Bantuan ke Sibolga dan Tapanuli Tengah via Udara: Strategi Logistik Darurat di Tengah Isolasi Wilayah Pasca-Banjir Bandang
  • Pagutan Siaga: Kelurahan di Wonogiri Bangun Kesadaran Kolektif Hadapi Ancaman Longsor dan Puting Beliung
  • Rans Simba Bogor Lepas Devon van Oostrum akibat Regulasi Baru IBL 2026
  • Rencana Pemasangan Kembali Chattra di Puncak Stupa Borobudur Tahun 2026: Upaya Melengkapi “Living Heritage” Tanpa Mengubah Struktur Asli
Copyright © RI News Production | Editor IT by Setiawan Wibisono | PT. VIRNANDA CREATOR PRODUCTIONS.