Skip to content
02/10/2025
  • Facebook
  • Youtube
  • Instagram
RI NEWS

RI NEWS

PORTAL BERITA INDONESIA

baner iklan
Primary Menu
  • Beranda
  • Internasional
  • Nasional
    • IstanaBerita seputar Istana
    • PemerintahanBerita seputar Pemerintahan
    • Parlemen
  • Regional
    • AcehBerita Seputar Aceh
    • DKI JakartaBerita seputar DKI Jakarta
    • Jawa BaratBerita seputar Jawa Barat
    • Jawa TengahBerita seputar Jawa Tangah
    • Jawa TimurBerita seputar Jawa Timur
    • BaliBerita Seputar Bali
    • Nusa TenggaraBerita seputar Nusa Tenggara
    • SumateraBerita seputar Sumatera
    • KalimantanBerita seputar Kalimantan
    • SulawesiBerita seputar Sulawesi
    • PapuaBerita seputar Papua
    • MalukuBerita seputar Maluku
  • Hiburan
  • Budaya
  • Buser Berita
    • TNI/PolriBerita seputar TNI dan Polri
    • KPKBerita seputar KPK
    • Hukum/PolitikBerita seputar Hukum
  • Olah Raga
  • Redaksi
  • Privacy Policy
Live
  • Home
  • Budaya
  • Jejak Sejarah Kota Depok: Warisan Kolonial, Identitas Budaya, dan Transmisi Agama di Pinggiran Batavia

Jejak Sejarah Kota Depok: Warisan Kolonial, Identitas Budaya, dan Transmisi Agama di Pinggiran Batavia

Jurnalis RI News Portal Posted on 4 bulan ago 3 min read
Jejak Sejarah Kota Depok
Silahkan bagikan ke media anda ...

RI News Portal. Jakarta 27 Mei 2025 – Nama Depok yang kini identik sebagai kota penyangga Jakarta ternyata menyimpan sejarah panjang yang sarat dengan muatan kolonialisme, penyebaran agama, dan pembebasan budak. Tak banyak yang mengetahui bahwa sebutan Depok berasal dari frasa dalam Bahasa Belanda: De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen, yang berarti Organisasi Kristen Protestan Pertama. Sejarah ini berakar dari inisiatif seorang tokoh kolonial Belanda bernama Cornelis Chastelein, yang dikenal sebagai eks pegawai tinggi VOC serta dermawan yang membebaskan budak-budaknya.

Cornelis Chastelein (1658–1714) adalah seorang Kristen Protestan yang memiliki jabatan tinggi dalam struktur VOC, dengan karier yang menanjak dari pengawas gudang hingga menjadi anggota Raad van Indië (Dewan Kota Batavia). Catatan dalam buku Depok Tempo Doeloe (2011) menunjukkan bahwa setelah dua dekade bekerja di VOC, ia membeli tanah di Weltevreden (kini kawasan Gambir) pada 1693. Dua tahun berselang, ia memutuskan pensiun dan membeli tanah di Srengseng (sekarang Lenteng Agung), lalu membangun sebuah rumah besar di sana dan memulai kehidupan sebagai tuan tanah.

Di sinilah kisah Depok bermula. Chastelein membawa serta keluarganya dan lebih dari 150 orang budak yang sebagian besar berasal dari luar Jawa. Sebagai seorang Kristen yang saleh, ia menaruh perhatian besar pada hak asasi manusia dan perlakuan terhadap budak. Ia bukan hanya memberi mereka tempat tinggal, tetapi juga mendidik mereka dalam ajaran Kristen dan mempersiapkan mereka untuk hidup merdeka.

Menurut catatan Tri Wahyuning M. Irsyam dalam Berkembang dalam Bayang-bayang Jakarta: Sejarah Depok 1950–1990-an (2017:41), “Ketika pindah ke Seringsing (Srengseng), Chastelein bukan hanya membawa keluarganya melainkan juga budak-budaknya.” Komunitas ini kemudian dikenal sebagai De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen, yang dalam perkembangan fonetik dan sosial, melahirkan nama Depok.

Tindakan Chastelein memerdekakan budaknya memiliki implikasi sosial dan hukum yang luar biasa untuk masa itu. Dalam surat wasiat tertanggal 13 Maret 1714—tiga bulan sebelum wafat pada 28 Juni 1714—Chastelein menuliskan bahwa seluruh kekayaannya akan diwariskan kepada bekas budak-budaknya yang telah ia merdekakan. Tanah di wilayah Mampang, Srengseng, hingga Depok menjadi warisan bersama. Para mantan budak diberi wewenang untuk mengelola perkebunan tebu, pala, kopi, dan lada—komoditas yang sangat bernilai pada masa kolonial.

Baca juga : Pelepasan Jemaah Haji Tangerang Selatan 2025: Pilar Saga Ichsan Tekankan Nilai Spiritualitas dan Kebangsaan

Langkah ini menjadikan komunitas Depok sebagai salah satu komunitas pribumi merdeka pertama yang memiliki hak atas tanah dan organisasi sosial keagamaan sendiri. Hal ini menandai terbentuknya sebuah komunitas Protestan independen di luar sistem VOC, yang tetap bertahan bahkan hingga masa pascakolonial.

Walau asal-usul nama Depok telah ditelusuri oleh banyak sejarawan ke akar Protestan Belanda tersebut, beberapa versi lain terus bermunculan di ruang publik. Salah satu versi populer menyebut Depok sebagai akronim dari “Daerah Permukiman Orang Kota”. Meski tidak memiliki dasar historis kuat, versi semacam ini menjadi bagian dari dinamika linguistik dan identitas lokal kontemporer.

Stasiunt Depok. Kota Depok yang berpisah dari Kabupaten Bogor pada tahun 1999 ini ternyata dulunya sempat memiliki Presiden

Namun, sebagaimana ditegaskan oleh banyak kajian, nama Depok pada awalnya adalah simbol dari resistensi budaya dan warisan kebebasan beragama yang dirintis oleh komunitas eks-budak. Dalam konteks ini, Depok tidak sekadar nama wilayah, melainkan juga simbol dari mobilitas sosial, warisan kolonial yang unik, dan jejak pluralisme agama dalam sejarah Indonesia.

Kini, Depok menjadi kota modern yang terus berkembang di tengah arus urbanisasi dan modernisasi Jabodetabek. Namun, memahami sejarah Depok bukan hanya sekadar menelusuri akar kata, melainkan menyelami kisah kemanusiaan, keimanan, dan transformasi sosial dari masa kolonial menuju Indonesia modern.

Di balik bangunan dan jalan-jalan yang padat di Depok hari ini, tersimpan warisan penting tentang bagaimana satu komunitas kecil, yang dibangun atas dasar kebebasan dan kesetaraan, dapat memberi kontribusi besar pada sejarah sosial dan religius di tanah Jawa.

Pewarta : Yudha Purnama

Baca Berita lain >>>>>>>>>>>
#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal

Silahkan bagikan ke media anda ...

Continue Reading

Previous: Pelepasan Jemaah Haji Tangerang Selatan 2025: Pilar Saga Ichsan Tekankan Nilai Spiritualitas dan Kebangsaan
Next: Prabowo Tegaskan Tiga Pilar Strategis ASEAN-GCC: Visi Masa Depan Kawasan dalam Perspektif Ekonomi, Industri Halal, dan Perlindungan Migran

Related Stories

Gelar Budaya Bersih Desa Trukan 2025
2 min read

Gelar Budaya Bersih Desa Trukan 2025: Merajut Harmoni Lewat Seni Tayub Kolosal

Jurnalis RI News Portal Posted on 16 jam ago
Pejabat Polda Lampung Turun ke Sekolah
3 min read

Pejabat Polda Lampung Turun ke Sekolah: Membangun Benteng Pendidikan Melawan Ancaman Digital dan Narkotika

Jurnalis RI News Portal Posted on 2 hari ago
Penemuan 17 Cagar Budaya Baru di Gunungkidul
3 min read

Penemuan 17 Cagar Budaya Baru di Gunungkidul: Upaya Pelestarian Warisan Sejarah di Tengah Dinamika Modern

Jurnalis RI News Portal Posted on 6 hari ago
#Advestaiment RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News
Berita Video

Recent Posts

  • IMX 2025: Menyulut Kreativitas Modifikasi Otomotif Asia Tenggara
  • Kelangkaan BBM Picu Gugatan Perdata terhadap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
  • Pemeriksaan Acak Jalur Hijau Kepabeanan: Strategi Baru Menkeu Cegah Peredaran Rokok Ilegal
  • Emak-Emak di Sragen Siram Anggota Polres dengan Pertalite, Motif Masih Didalami
  • Gelar Budaya Bersih Desa Trukan 2025: Merajut Harmoni Lewat Seni Tayub Kolosal

Komentar

  1. rendro mengenai Wakil Menteri Pertanian Dorong Kolaborasi Lintas Daerah untuk Percepat Pembangunan Irigasi
  2. Sugeng Rudianto mengenai Israel Menolak Aneksasi Wilayah Tepi Barat di Bawah Kendali Palestina: Analisis Kebijakan dan Implikasi Regional
  3. Adi tanjoeng mengenai Wakil Menteri Pertanian Dorong Kolaborasi Lintas Daerah untuk Percepat Pembangunan Irigasi
  4. Tukino gaul gaul mengenai Kota Bogor Gencarkan Program Anti-Bullying untuk Lindungi Generasi Muda
  5. Sugeng Rudianto mengenai Penemuan 17 Cagar Budaya Baru di Gunungkidul: Upaya Pelestarian Warisan Sejarah di Tengah Dinamika Modern

Arsip

  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Mei 2024

Berita Video

Berita video mengungkap fakta dengan visual live dan streaming.

Cara Instal Aplikasi RI News Portal di HP kalian ; Download file Zip apk RI News Portal, simpan dan ekstrak file Zip. Kemudian instal ..... enjoy RI News Portal sudah di HP Kalian.

Aplikasi RI News PortalUnduh
Aplikasi RI News PortalUnduh

RI NEWS-Media Portal Berita Republik Indonesia-Menyajikan informasi peristiwa yang teraktual dan terpercaya-Virnanda Creator Production adalah media pemberitaan yang berdedikasi tinggi untuk menyampaikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi sumber informasi dunia yang akurat, cepat, dan terpercaya. Kami percaya bahwa informasi yang baik dapat mencerdaskan umat manusia dan menjaga kedamaian dunia. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan dunia yang terbebas dari pertikaian dan permusuhan.

Pos-pos Terbaru

  • IMX 2025: Menyulut Kreativitas Modifikasi Otomotif Asia Tenggara
  • Kelangkaan BBM Picu Gugatan Perdata terhadap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
  • Pemeriksaan Acak Jalur Hijau Kepabeanan: Strategi Baru Menkeu Cegah Peredaran Rokok Ilegal
  • Emak-Emak di Sragen Siram Anggota Polres dengan Pertalite, Motif Masih Didalami
  • Gelar Budaya Bersih Desa Trukan 2025: Merajut Harmoni Lewat Seni Tayub Kolosal
Copyright © RI News Production | Editor IT by Setiawan Wibisono | PT. VIRNANDA CREATOR PRODUCTIONS.