
RI News Portal. Tel Aviv, Israel — Konflik bersenjata antara Israel dan Iran memasuki minggu kedua pada Jumat (20/6/2025), ditandai dengan saling serang yang semakin intens. Di tengah situasi yang memanas, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempertimbangkan opsi keterlibatan militer, sementara sejumlah menteri luar negeri negara-negara Eropa bertemu dengan pejabat tinggi Iran di Jenewa untuk mencoba meredam ketegangan.
Namun, pertemuan tatap muka pertama antara pejabat Barat dan Iran sejak perang meletus itu berakhir setelah empat jam tanpa adanya terobosan diplomatik. Presiden Trump menyatakan bahwa ia akan menunda keputusan selama dua minggu terkait kemungkinan keterlibatan AS dalam kampanye udara Israel terhadap Iran. Jika AS terlibat, fokus serangan diperkirakan akan tertuju pada fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Iran di Fordo, yang hanya bisa dijangkau oleh bom penghancur bunker milik AS.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa operasi militer Israel terhadap Iran akan terus berjalan “selama diperlukan” guna menghilangkan apa yang ia sebut sebagai ancaman eksistensial dari program nuklir dan arsenal rudal balistik Iran. Kepala Staf Militer Israel juga menegaskan kesiapan negaranya untuk menghadapi “kampanye jangka panjang”.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam konferensi pers di Jenewa, menyatakan keterbukaan untuk melanjutkan dialog, namun menegaskan bahwa Iran menolak bernegosiasi dengan AS selama serangan Israel terus berlangsung.
“Iran siap mempertimbangkan jalur diplomasi jika agresi dihentikan dan pihak penyerang dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang telah dilakukan,” tegas Araghchi.
Sejak perang meletus pada 13 Juni, Israel telah melancarkan serangan udara yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, termasuk para jenderal tinggi dan ilmuwan nuklir. Menurut kelompok hak asasi manusia Iran yang berbasis di Washington, sedikitnya 657 orang tewas, termasuk 263 warga sipil, dan lebih dari 2.000 orang lainnya terluka.
Sebagai balasan, Iran menembakkan sekitar 450 rudal dan 1.000 drone ke wilayah Israel. Militer Israel melaporkan bahwa sebagian besar serangan berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara, namun setidaknya 24 warga Israel tewas dan ratusan lainnya terluka.
Salah satu serangan paling parah terjadi di Kota Haifa, di mana rudal Iran menghantam pusat kota, menyebabkan 31 orang luka-luka dan kerusakan besar pada bangunan, termasuk sebuah masjid. Presiden Israel Isaac Herzog menyatakan bahwa beberapa tokoh agama dan jamaah turut menjadi korban.
Dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, memperingatkan risiko besar jika reaktor nuklir Iran di Bushehr menjadi target serangan.
“Serangan terhadap reaktor tenaga nuklir Bushehr dapat menyebabkan pelepasan radiasi berbahaya ke lingkungan,” ujarnya.
Israel sendiri membantah menargetkan reaktor tersebut, dan menyatakan fokus serangan ditujukan ke fasilitas pengayaan uranium seperti Natanz, bengkel sentrifugal di Teheran, serta laboratorium di Isfahan dan reaktor air berat Arak. Meskipun reaktor Arak tidak sedang beroperasi dan tidak mengandung bahan nuklir, IAEA menyatakan bahwa serangan pada Kamis lalu telah merusak beberapa bangunan utama, termasuk unit distilasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah menghubungi Netanyahu, menyatakan bahwa Israel telah menjamin keselamatan pekerja Rusia di fasilitas nuklir Bushehr.
Iran selama ini mengklaim bahwa program nuklirnya bertujuan damai. Namun, Israel dan AS menuduh Iran memperkaya uranium hingga tingkat yang sangat dekat dengan level senjata (60%). Meskipun begitu, Israel yang secara luas diyakini memiliki persenjataan nuklir, tidak pernah secara resmi mengakuinya.
Dalam komentarnya kepada pers, Trump menyatakan skeptisisme terhadap kebutuhan Iran akan energi nuklir sipil:
“Iran duduk di atas salah satu cadangan minyak terbesar di dunia. Sulit untuk memahami mengapa mereka masih butuh energi nuklir,” katanya.
Militer Israel mengklaim telah menghancurkan sebagian besar peluncur rudal balistik Iran, yang menyebabkan penurunan frekuensi serangan. Namun, sekitar 30 rudal yang ditembakkan Iran pada Jumat tetap berhasil menembus sistem pertahanan, menghantam kota Beersheba dan menyebabkan kerusakan, termasuk pada sebuah rumah sakit.
Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, menyatakan bahwa Israel telah mencapai “prestasi signifikan” namun memperingatkan bahwa “hari-hari sulit masih di depan”. Netanyahu juga menegaskan bahwa negaranya akan terus berjuang hingga “ancaman eksistensial” dari Iran dapat diakhiri sepenuhnya.
Dengan internet yang masih terputus di sebagian besar wilayah Iran selama lebih dari dua hari, banyak warga Iran kemungkinan tidak menerima peringatan evakuasi atau perkembangan situasi terbaru. Di tengah suasana yang kian mencekam, belum ada tanggal resmi ditetapkan untuk perundingan damai berikutnya.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita