
RI News Portal. Monako Juni 2026 – Dalam upaya memperkuat diplomasi maritim global serta kolaborasi internasional dalam pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan, Indonesia secara resmi mengundang Kerajaan Monako untuk berpartisipasi dalam Ocean Impact Summit (OIS) atau KTT Dampak Laut yang akan diselenggarakan di Bali pada Juni 2026. Undangan ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Arif Havas Oegroseno, saat menghadiri forum Blue Economy and Finance Forum (BEFF) di Monako pada Minggu, 8 Juni 2026.
Forum BEFF, yang merupakan salah satu agenda tingkat tinggi dalam rangkaian United Nations Ocean Conference (UNOC) ke-3, menjadi panggung penting bagi Indonesia untuk menegaskan komitmen pada pembangunan ekonomi biru (blue economy) dan konservasi kelautan global. Kehadiran Wamenlu RI dalam forum ini juga menandai keterlibatan aktif pertama delegasi Indonesia dalam UNOC 2025 yang dilaksanakan di bawah koordinasi KBRI Paris dan KJRI Marseilles.
Dalam pertemuan tersebut, Wamenlu Oegroseno tidak hanya menyampaikan undangan resmi kepada Pemerintah Monako, tetapi juga mengajak komunitas internasional untuk memperkuat sinergi dalam perlindungan ekosistem laut dan pemanfaatannya secara berkelanjutan. Monako, yang dikenal sebagai pelopor dalam konservasi laut dan rumah bagi berbagai inisiatif kelautan global, dinilai sebagai mitra strategis dalam agenda diplomasi biru Indonesia.

Di sela forum, Wamenlu RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Urusan Luar Negeri dan Kerja Sama Monako, Isabelle Berro-Amadeï. Pertemuan ini menjadi wadah pertukaran pandangan strategis tentang sejumlah isu krusial, antara lain:
- Pelestarian terumbu karang dan keanekaragaman hayati laut;
- Inovasi ekonomi biru berbasis rumput laut dan teknologi kelautan;
- Konservasi mangrove dan penguatan ekosistem pesisir;
- Kolaborasi di bidang digitalisasi kelautan dan pembiayaan berkelanjutan.
Diskusi ini mencerminkan semangat kolaboratif kedua negara dalam mengembangkan pendekatan terpadu antara konservasi dan pembangunan ekonomi berbasis laut.
Baca juga : Lombok Sharia Festival 2025: Ruang Kolaboratif Inklusif untuk Ekonomi dan Budaya Syariah di Kota Mataram
Partisipasi aktif Indonesia dalam BEFF dan ajakan resmi kepada Monako untuk hadir dalam OIS 2026 menunjukkan konsistensi arah kebijakan luar negeri Indonesia yang menempatkan laut sebagai poros diplomasi (global maritime fulcrum). Dalam konteks ini, OIS 2026 diharapkan menjadi platform strategis bagi negara-negara pesisir dan kepulauan untuk menyepakati langkah-langkah konkret guna menanggapi krisis iklim, degradasi laut, serta eksplorasi potensi ekonomi biru secara adil dan berkelanjutan.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memposisikan diri tidak hanya sebagai subjek, tetapi juga sebagai penggerak dalam tata kelola kelautan global berbasis keadilan ekologis, inovasi teknologi, dan tata kelola inklusif. Undangan kepada Monako mencerminkan pendekatan diplomatik yang adaptif, proaktif, dan berbasis kemitraan strategis dalam kerangka multilateralisme maritim.
Pewarta : Setiawan S.TH

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita