RI News Portal. Valencia, Spanyol – Musim MotoGP 2025 resmi tertutup dengan babak klimaks yang penuh gejolak di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, pada Minggu (16/11). Marco Bezzecchi dari tim Aprilia Racing tampil heroik, merebut kemenangan di seri penutup ini dengan mengumpulkan 25 poin berharga, yang langsung melontorkannya ke posisi ketiga klasemen akhir musim. Prestasi ini bukan hanya membalas dendam atas kegagalan sebelumnya, tapi juga menandai pergeseran dinamika di papan atas pembalap, di tengah absennya sang juara dunia Marc Marquez akibat cedera.
Lomba yang berlangsung di bawah langit mendung Valencia ini dimulai dengan tensi tinggi, di mana Bezzecchi – yang dijuluki “The Bezz” – memanfaatkan start sempurna dari baris depan untuk merebut kendali sejak tikungan pertama. “Ini adalah momen yang sudah lama saya tunggu. Valencia selalu spesial, tapi tahun ini terasa seperti penebusan,” ujar Bezzecchi usai finis, suaranya masih bergetar oleh adrenalin. Strategi tim Aprilia yang fokus pada pengaturan suspensi adaptif terbukti ampuh, memungkinkan motor RS-GP-nya melahap tikungan Curva Ascari dan Corredor dengan kecepatan superior, meninggalkan rival-rivalnya di belakang.
Perubahan klasemen akhir ini menjadi sorotan utama, terutama karena absennya Marc Marquez sejak seri Indonesia pada 5 Oktober lalu. Pembalap Ducati Lenovo itu, yang telah mengunci gelar juara dunia di MotoGP Jepang pada 28 September, terpaksa mundur dari tiga seri terakhir untuk memulihkan cedera bahu yang parah. Dengan total 545 poin, Marquez tetap tak tergoyahkan di puncak, tapi absensinya membuka peluang bagi yang lain. “Marc adalah benchmark, tapi ini juga pelajaran bahwa MotoGP tak pernah tidur,” kata manajer tim Ducati Gigi Dall’Igna, yang menyaksikan lomba dari paddock.

Pilar kedua klasemen akhir adalah adik Marc, Alex Marquez dari Gresini Racing, yang menyelesaikan musim dengan catatan karier terbaik: 467 poin. Finis keempat di Valencia menjadi puncak dari konsistensi Alex sepanjang tahun, di mana ia meraih tiga podium dan menghindari kecelakaan besar. “Ini bukan hanya tentang poin, tapi membuktikan bahwa DNA Marquez bisa bersinar di mana saja,” ungkap Alex, yang kini menjadi ancaman nyata bagi kakaknya di musim depan. Analis balap Andrea Dovizioso, mantan rival keduanya, menyebut prestasi Alex sebagai “evolusi tak terduga”, di mana gaya riding defensifnya berubah menjadi serangan balik yang mematikan di sektor rem.
Guncangan terbesar terjadi di papan tengah, di mana Pedro Acosta dari Red Bull KTM merebut posisi keempat dengan 307 poin, menggeser Francesco “Pecco” Bagnaia dari Ducati Lenovo ke peringkat kelima (288 poin). Acosta, rookie berusia 21 tahun yang dijuluki “El Diablo”, memanfaatkan momentum dari kemenangan di seri Amerika untuk finis kedua di Valencia, menunjukkan adaptasi cepat terhadap motor KTM RC16 yang sebelumnya dikritik karena kurang stabil. “Ini seperti mimpi yang jadi nyata. Saya belajar dari kegagalan di Mandalika, dan sekarang kami siap bertarung untuk podium reguler,” kata Acosta, yang totalnya melonjak berkat empat kemenangan musim ini. Sementara itu, Bagnaia mengakui kekalahannya dengan lapang dada: “Kesalahan kecil di pit stop menghabiskan segalanya. Tapi Ducati akan kembali lebih kuat.”
Di belakang mereka, Fabio Di Giannantonio dari Pertamina Enduro VR46 Racing Team menutup musim di posisi keenam dengan 262 poin, diikuti Franco Morbidelli (231 poin) yang juga dari tim yang sama. Fermin Aldeguer (Gresini Racing, 214 poin) dan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha, 201 poin) melengkapi top 10, meski keduanya bergulat dengan isu reliabilitas motor sepanjang tahun. Quartararo, yang sempat frustrasi dengan performa Yamaha M1, kini menatap opsi transfer untuk 2026.
Baca juga : BAM DPR-RI Serap Aspirasi Konflik Agraria di Subulussalam: Dari Laporan Walikota hingga Harapan Penyelesaian
Musim 2025 ini, secara keseluruhan, mencatat rekor 21 seri dengan peningkatan 15 persen penonton global dibanding tahun sebelumnya, berkat narasi heroik seperti comeback Bezzecchi dan rivalitas Marquez bersaudara. Namun, di balik gemerlapnya, isu keselamatan tetap menjadi bayang-bayang: cedera Marquez menambah daftar panjang insiden di Mandalika, memicu diskusi tentang perlindungan rider di sirkuit tropis.
Sebagai transisi menuju babak baru, para pembalap dijadwalkan kembali ke Ricardo Tormo untuk sesi uji coba pada Selasa (18/11). Hari itu akan menjadi ajang perebutan prototipe motor 2026, di mana tim seperti Aprilia dan KTM diharapkan unggul berkat inovasi aerodinamika baru. Bagi Bezzecchi, yang finis dengan perasaan euforia, ini adalah awal dari perburuan gelar pribadi. “Valencia memberi saya sayap. Sekarang, mari kita lihat apa yang bisa kami lakukan di musim depan,” tutupnya.
Dengan akhir musim yang begitu dramatis, MotoGP 2025 meninggalkan warisan tak terlupakan: bahwa di dunia kecepatan 350 km/jam, tak ada yang pasti, dan setiap tikungan bisa mengubah sejarah.
Pewarta : Vie

