
RI News Portal. Wonogiri 29 September 2025 – Dalam lanskap penegakan hukum Indonesia, peran seorang polisi sering kali terbatas pada citra otoritas dan keamanan. Namun, di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sosok IPTU Yanuar Triatmaja, S.H., menawarkan narasi yang lebih holistik. Sebagai Penjabat Kasubag Dalpers Bag SDM Polres Purworejo, ia tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai aparat negara, tetapi juga mengabdikan diri sebagai Wakil Ketua Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Kabupaten Purworejo dan pelatih yang telah membina generasi atlet bela diri berprestasi.
Perjalanan IPTU Yanuar dengan Shorinji Kempo dimulai sejak masa remajanya di bangku SMP, di mana ia pertama kali terpikat oleh seni bela diri asal Jepang ini. Dedikasinya yang konsisten membawanya mencapai tingkatan sabuk hitam 2 DAN, sebuah pencapaian yang mencerminkan komitmen jangka panjang terhadap disiplin dan pengembangan diri. Shorinji Kempo, yang dikenal dengan filosofi “kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman, dan kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan,” menjadi landasan bagi Yanuar dalam mengajar. Filosofi ini, yang berakar pada ajaran Zen dan penekanan pada keseimbangan tubuh serta pikiran (Ken Zen Ichinyo), tidak hanya mengajarkan teknik bertarung, tetapi juga nilai-nilai humanisme yang relevan dalam konteks sosial Indonesia kontemporer.

Di Dojo SMK Penabur Purworejo, Yanuar dikenal sebagai “Senpai Yanuar” oleh para kenshi muda yang dilatihnya. Pendekatannya melampaui latihan fisik; ia menekankan pembentukan mental juara, disiplin, dan kesadaran sosial. “Saya selalu ingatkan mereka untuk taat aturan pemerintah dan jauhi narkoba,” ujar Yanuar, menunjukkan bagaimana ia mengintegrasikan nilai-nilai kepolisian ke dalam olahraga. Pendidikan bela diri ini, menurut perspektif akademis, berkontribusi pada pembangunan karakter pemuda, di mana olahraga menjadi alat untuk mengurangi risiko deviasi sosial seperti penyalahgunaan narkotika atau pelanggaran hukum.
Hasil dari dedikasi ini terlihat jelas dalam prestasi para atlet binaannya. Frizon Danzel, misalnya, meraih medali perak di POPDA 2023 dan mewakili Jawa Tengah di POPNAS Sumatera Selatan. Sementara itu, Kanza dan Nada menyumbang dua medali perunggu di PORPROV cabang Shorinji Kempo. Pada POPDA Provinsi 2022, Abdel dan Nada juga membawa pulang dua medali perunggu. Prestasi ini tidak terbatas pada tingkat regional; banyak kenshi asuhannya bersinar di kejuaraan nasional, dari kategori pemula hingga remaja. Lebih baru, kontingen Purworejo meraih medali perunggu di Indonesia Martial Art Games (IMAG) 2023 melalui atlet seperti Nayrara Desqya, menunjukkan konsistensi Perkemi Purworejo dalam menghasilkan talenta.
Baca juga : Musrenbangdes Desa Tanggulangin: Forum Demokrasi Lokal yang Lahirkan Prioritas Pembangunan Berkelanjutan
Apa yang membedakan Yanuar bukan hanya rekam jejak prestasi, melainkan ketulusan hatinya. Ia sering kali menggunakan dana pribadi untuk mendukung kebutuhan latihan dan pendampingan atletnya selama kompetisi provinsi seperti POPDA dan PORPROV Jawa Tengah. Dalam konteks akademis, inisiatif semacam ini mencerminkan model kepemimpinan komunitas di mana aparat negara berperan aktif dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya di daerah pedesaan seperti Purworejo. Hal ini selaras dengan studi tentang dampak olahraga bela diri terhadap resiliensi pemuda, di mana pelatih seperti Yanuar berfungsi sebagai mentor holistik yang membangun tidak hanya kemampuan fisik, tetapi juga etika sosial.
Kiprah IPTU Yanuar Triatmaja menjadi contoh nyata bagaimana peran ganda sebagai penegak hukum dan pembina olahraga dapat bersinergi untuk kemajuan bangsa. Di tengah tantangan seperti urbanisasi dan degradasi nilai moral di kalangan muda, dedikasinya menawarkan harapan bahwa olahraga bisa menjadi jembatan untuk membentuk generasi tangguh dan berempati. Sebagai bagian dari Perkemi Purworejo yang aktif mengembangkan dojo hingga pesisir selatan kabupaten, Yanuar terus menginspirasi, membuktikan bahwa di balik tugas negara, ada komitmen pribadi untuk masa depan anak-anak Indonesia.
Pewarta : Nandang Bramantyo
