RI News Portal. Jakarta, 17 November 2025 – Artis Della Puspita untuk pertama kalinya membuka suara secara mendalam mengenai rumor panjang yang mengaitkannya dengan Henry Pasman sebagai ayah biologis. Dalam wawancara eksklusif yang direkam untuk sebuah program diskusi audio-visual, Della dengan tegas menolak klaim tersebut, menekankan bahwa keyakinannya sepenuhnya didasarkan pada cerita langsung dari ibunya.
“Saya sejuta persen berpegang pada apa yang saya dengar dari ibu saya sendiri,” ungkap Della saat menjawab pertanyaan tajam dari pembawa acara. Pernyataan ini bukan sekadar penyangkalan, melainkan pintu masuk ke narasi keluarga yang penuh liku-liku, yang selama ini tersembunyi di balik sorotan publik.
Menurut penuturan Della, ibunya pernah bekerja sebagai pelayan di sebuah bar pada era 1980-an. Di sana, ia mengandung Della dari hubungan singkat dengan seorang pria Jepang bernama Toshio Risawa. Ayah biologis ini, kata Della, sempat menawarkan tanggung jawab penuh dengan mengajak ibunya pindah ke Jepang untuk membangun keluarga baru. Namun, pilihan sulit harus dihadapi: ibunya memutuskan tetap di Indonesia demi menjaga ikatan dengan keluarga besarnya.

“Jika saya ikut ke sana, empat adik saya yang masih kecil kemungkinan besar akan mati karena tidak ada yang merawat,” ujar Della, mengutip alasan ibunya yang sarat pengorbanan. Keputusan ini mencerminkan dilema klasik perempuan pekerja di masa itu, di mana mobilitas sosial sering bertabrakan dengan tanggung jawab domestik.
Perkawinan ibunya dengan Henry Pasman baru terjadi ketika Della berusia 11 bulan. Namun, ikatan ini rapuh sejak awal. Konflik memuncak saat Della berusia dua tahun, dipicu oleh pengkhianatan yang mendalam: Henry diduga menghamili adik kandung ibunya sendiri. Kejadian ini menjadi pemicu perceraian, mendorong ibu Della untuk meninggalkan rumah dan mencari nafkah di Bali sebagai bentuk pelarian ekonomi.
Ditinggalkan sendirian dengan Henry, Della kecil menghadapi serangkaian perlakuan yang traumatis. Ia mengaku pernah diculik dalam konteks konflik keluarga, serta menjadi korban kekerasan fisik rutin. “Saat marah, saya dipukul dengan ikat pinggang atau sapu lidi. Itu bukan perlakuan untuk anak kandung,” cerita Della dengan nada pilu, menyoroti dinamika kekuasaan yang timpang dalam rumah tangga pasca-perceraian.
Baca juga : Pesugihan Sate Gagak: Horor Komedi Lokal yang Menggugat Jalan Pintas Kekayaan
Lebih lanjut, Della merasa dirinya hanya dimanfaatkan sebagai alat tekanan finansial. “Saya seperti jaminan; setiap kali butuh uang, dia bilang itu untuk kebutuhan saya, padahal untuk kepentingannya sendiri,” tambahnya. Situasi ini berlangsung hingga intervensi kakeknya, yang akhirnya membawa Della pulang ke kampung halaman untuk memutus lingkaran kekerasan tersebut.
Pengakuan Della ini tidak hanya menutup spekulasi lama mengenai garis keturunan, tapi juga membuka diskusi lebih luas tentang dampak trauma masa kecil terhadap perkembangan identitas publik figur. Dari perspektif sosiologis, kasus ini mengilustrasikan bagaimana narasi keluarga yang terfragmentasi sering kali menjadi bahan gosip media, sementara realitas di baliknya mencerminkan isu struktural seperti ketidaksetaraan gender dan akses ekonomi bagi perempuan tunggal.
Hingga kini, Henry Pasman belum memberikan respons resmi atas pernyataan Della. Kisah ini menegaskan bahwa di balik gemerlap industri hiburan, terdapat lapisan-lapisan pribadi yang kompleks, yang patut dihormati sebagai bagian dari sejarah individu.
Pewarta : Vie

