
“Hun Sen merupakan figur kunci dalam proses rekonsiliasi nasional Kamboja pascakonflik, dan peranannya selama lebih dari tiga dekade mencerminkan stabilitas politik yang jarang terjadi di negara-negara pasca-perang saudara di Asia Tenggara.”
RI News Portal. Jakarta, 05-Mei-2025 – Kunjungan kehormatan Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada 5 Mei 2025 di Istana Kepresidenan Jakarta. Pertemuan bilateral ini menjadi bagian penting dari diplomasi regional Indonesia-Kamboja, memperkuat kerja sama strategis, serta menandai kesinambungan kepemimpinan di tengah tantangan geopolitik Asia Tenggara. Artikel ini juga mengaitkan kunjungan tersebut dengan agenda Hun Sen dalam ERIA Leadership Lecture Series, sebagai upaya membangun refleksi kolektif tentang kepemimpinan dan stabilitas kawasan.

Hubungan bilateral Indonesia dan Kamboja telah mengalami penguatan signifikan dalam dua dekade terakhir, ditandai oleh kerja sama di bidang perdagangan, pendidikan, kebudayaan, dan pertahanan. Dalam konteks tersebut, kunjungan kehormatan Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Hun Sen, ke Presiden RI Prabowo Subianto menjadi simbol penting diplomasi tingkat tinggi antara dua negara anggota ASEAN.
Pertemuan Bilateral: Dimensi Strategis
Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, pertemuan ini berlangsung pada Senin, 5 Mei 2025, sekitar pukul 11.00 WIB di Istana Kepresidenan, Jakarta. Agenda ini melibatkan pertemuan bersama delegasi kedua negara, membahas penguatan kerja sama di berbagai bidang strategis.
Dalam konteks hubungan internasional, pertemuan semacam ini tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga fungsional dalam menyelaraskan kepentingan luar negeri dua negara dalam isu-isu seperti stabilitas kawasan, investasi, transisi energi, dan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga : Denda Triliunan untuk ByteDance: Pelajaran Penting dari Kasus Privasi Data TikTok di Uni Eropa
Kunjungan Hun Sen ke Indonesia juga bertepatan dengan kehadirannya sebagai pembicara dalam ERIA Leadership Lecture Series yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 6 Mei 2025, di Jakarta. Dalam forum tersebut, Hun Sen akan membagikan refleksi atas peran kepemimpinannya dalam proses rekonsiliasi dan perdamaian nasional di Kamboja, yang diakui sebagai salah satu transformasi politik paling signifikan di Asia Tenggara pasca-Perang Dingin.
ERIA (Economic Research Institute for ASEAN and East Asia), sebagai lembaga think tank regional, memfasilitasi seri kuliah ini untuk memperkuat ekosistem kebijakan publik, pertukaran gagasan lintas negara, dan membentuk generasi pemimpin yang memahami tantangan multidimensi kawasan. Sebagai forum intelektual, kuliah ini pertama kali diluncurkan pada 18 September 2024 dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pembicara perdana.
Kunjungan Presiden Senat Hun Sen ke Indonesia dan partisipasinya dalam forum ERIA menunjukkan pentingnya diplomasi yang tidak hanya berbasis kekuasaan, tetapi juga pengetahuan dan sejarah. Pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto menandai fase baru dalam hubungan Indonesia-Kamboja, sementara kontribusinya dalam diskursus kepemimpinan regional memperluas dimensi pengaruh Kamboja dalam komunitas ASEAN.
Kedua momen ini menunjukkan bagaimana hubungan bilateral dapat diperkuat melalui diplomasi formal sekaligus diplomasi intelektual, yang keduanya penting dalam menghadapi tantangan geopolitik dan ekonomi kawasan secara kolektif.
Pewarta : Yogi Hilmawan

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal