
“Penangkapan tersangka PP oleh tim gabungan Polsek Sekincau dan Satreskrim Polres Lampung Barat menunjukkan pentingnya sinergi antara aparat penegak hukum dan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan kejahatan”
RI News Portal. Lampung, 03-Mei-2025, Tindak pidana pencurian dengan pemberatan (curat) merupakan salah satu bentuk kejahatan konvensional yang masih tinggi prevalensinya di Indonesia. Studi ini mengangkat kasus curat di Pekon Giham Sukamaju, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat, yang berhasil diungkap oleh Satreskrim Polres Lampung Barat dan Unit Reskrim Polsek Sekincau pada awal Januari 2025. Artikel ini membahas respons institusional terhadap tindak pidana tersebut serta pentingnya kolaborasi antara aparat penegak hukum dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban sosial.

as merupakan persoalan sosial yang kompleks dan multidimensional. Dalam konteks hukum pidana Indonesia, pencurian dengan pemberatan sebagaimana diatur dalam Pasal 363 KUHP menempati posisi strategis sebagai tindak pidana yang memiliki dampak langsung terhadap keamanan warga dan stabilitas sosial. Kasus yang terjadi pada 5 Januari 2025 di wilayah hukum Polsek Sekincau mencerminkan dinamika lokal dari fenomena kejahatan tersebut.
Tindakan tersangka dikategorikan sebagai pencurian dengan pemberatan berdasarkan Pasal 363 ayat (1) KUHP, yang dalam kasus ini dapat mencakup unsur pemberatan berupa pencurian di malam hari, dilakukan di rumah tinggal, dan melibatkan lebih dari satu objek bernilai ekonomi. Ancaman hukuman maksimal terhadap pelaku adalah pidana penjara selama tujuh tahun.
Baca juga : Pembatalan Mutasi Perwira Tinggi TNI: Dampak Politik, Profesionalisme, dan Penegasan Otoritas Presiden
Penangkapan pelaku berkat informasi warga mempertegas pentingnya pendekatan community policing dalam strategi penegakan hukum modern. Kapolsek Sekincau, AKP Samsu Rizal, menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kepekaan dan partisipasi aktif masyarakat dalam memberi informasi kepada kepolisian. Ini selaras dengan prinsip restorative justice, di mana masyarakat bukan hanya objek perlindungan hukum, tetapi juga subjek yang aktif menjaga ketertiban.
Kasus ini menunjukkan bahwa efektivitas aparat penegak hukum sangat dipengaruhi oleh kemampuan responsif terhadap laporan warga serta kecepatan dalam bertindak. Namun demikian, upaya pencegahan jangka panjang tetap memerlukan pendekatan yang holistik melalui edukasi hukum, peningkatan sistem keamanan lingkungan, serta kebijakan sosial yang mengurangi motif ekonomi di balik kejahatan.
Pengungkapan kasus pencurian dengan pemberatan di Lampung Barat menjadi contoh konkret keberhasilan respons penegakan hukum berbasis kolaborasi masyarakat. Ke depan, pendekatan partisipatif dan penguatan sistemik dalam pencegahan kejahatan menjadi kunci untuk menciptakan kondisi keamanan yang berkelanjutan.
Pewarta : IF

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal