RI News Portal. Samarinda, 15 Desember 2025 – Pemerintah Kota Samarinda tengah mengintensifkan langkah-langkah strategis untuk menyambut operasional rute penerbangan internasional perdana dari Bandara A.P.T. Pranoto menuju Kuala Lumpur, Malaysia, yang dijadwalkan mulai Februari 2026. Inisiatif ini dipandang sebagai tonggak penting dalam memperkuat posisi Samarinda sebagai gerbang utama Kalimantan Timur, terutama dalam mendukung peranannya sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, dalam pernyataannya baru-baru ini, menekankan perlunya persiapan komprehensif agar penerbangan ini tidak hanya sukses secara operasional, melainkan juga memicu multiplier effect bagi perekonomian lokal. “Kami terus menjalin sinergi erat dengan pengelola bandara untuk memastikan semua fasilitas pendukung siap sepenuhnya. Komitmen kami adalah memberikan dukungan maksimal demi kelancaran implementasi ini,” ungkapnya.
Optimisme Andi Harun didasarkan pada potensi konektivitas langsung ini sebagai katalisator pertumbuhan multisectoral. Sebagai ibu kota provinsi yang berdekatan dengan IKN, Samarinda memerlukan akses internasional yang lebih efisien untuk menarik investasi, wisatawan, dan pelaku bisnis. Dampak positif yang diantisipasi mencakup peningkatan okupansi sektor perhotelan, revitalisasi industri kuliner lokal, ekspansi layanan transportasi darat, serta penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, arus masuk wisatawan dan pebisnis asing diproyeksikan akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Keberhasilan rute awal ke Kuala Lumpur diharapkan menjadi fondasi bagi ekspansi lebih lanjut. Andi Harun menyatakan bahwa target jangka menengah meliputi pembukaan koneksi ke destinasi ASEAN lainnya, seperti Singapura dan Thailand, serta potensi rute ke Korea Selatan. “Rute-rute ini ideal untuk dioperasikan dengan armada narrow-body seperti Boeing 737 atau Airbus A320, yang sesuai dengan kapasitas infrastruktur saat ini,” tambahnya.
Namun demikian, tantangan infrastruktur tetap menjadi fokus utama. Panjang landasan pacu Bandara A.P.T. Pranoto saat ini belum memadai untuk melayani pesawat wide-body pada penerbangan jarak jauh. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah kota aktif berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan dan mengharapkan dukungan intensif dari pemerintah provinsi. “Perpanjangan runway menjadi prioritas agar bandara kita truly international-capable, mampu menampung trafik yang lebih besar dan beragam,” tegas Andi Harun.
Baca juga : Kemajuan Signifikan Pemulihan Infrastruktur Telekomunikasi Pascabencana Hidrometeorologi di Sumatra Utara
Dari perspektif akademis, inisiatif ini mencerminkan strategi pembangunan berbasis konektivitas dalam kerangka regionalisme ASEAN. Pembukaan rute langsung tidak hanya meningkatkan mobilitas manusia dan barang, tetapi juga mempercepat integrasi ekonomi di koridor Borneo-Malaysia, sejalan dengan visi Indonesia sebagai hub regional di tengah relokasi ibu kota negara. Meski dihadapkan pada kendala infrastruktur, pendekatan kolaboratif antarlevel pemerintahan ini menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan yang inklusif, di mana manfaat ekonomi diharapkan merata hingga ke lapisan masyarakat grassroots.
Langkah Samarinda ini menjadi contoh bagaimana kota-kota penyangga dapat memanfaatkan momentum nasional untuk leapfrog menuju status global, sambil tetap mengaddress keterbatasan struktural melalui advokasi dan koordinasi lintas sektor.
Pewarta : Anjar Bramantyo

