RI News Portal. Semarang, 10 Desember 2025 – Gerakan Jalan Lurus (GJL) Kota Semarang bersama ratusan warga Pucung RT 02 RW II, Kelurahan Bambankerep, Kecamatan Ngaliyan, memastikan akan menggelar aksi damai besar-besaran pada Kamis, 11 Desember 2025. Aksi ini menjadi puncak kekecewaan warga setelah lebih dari lima tahun menanti itikad baik PT Petropack terkait ganti rugi atas kerusakan rumah dan tanah akibat perluasan lahan perusahaan tersebut.
Rabu sore (10/12), perwakilan GJL yang dipimpin langsung Ketua Umumnya, Budi, menggelar pertemuan tertutup dengan Satuan Intelijen dan Keamanan (Sat Intelkam) Polrestabes Semarang. Pertemuan berlangsung sekitar dua jam di salah satu ruang rapat markas komando kepolisian setempat.
“Dari 2020 hingga sekarang, direksi PT Petropack tidak pernah sekalipun mau duduk bersama warga. Janji-janji tinggal janji. Rumah kami retak parah, sebagian bahkan sudah tidak layak huni karena galian mereka memicu longsor berulang. Kalau sampai besok masih tidak ada respons, kami akan turun dalam jumlah besar,” ujar Budi usai pertemuan.

Ia menegaskan aksi kali ini berbeda dengan demonstrasi sebelumnya yang hanya puluhan orang. GJL mengklaim telah menggalang dukungan lintas RW di Ngaliyan bahkan dari kelurahan tetangga, dengan estimasi massa mencapai ratusan hingga seribuan orang.
Sementara itu, Kasat Intelkam Polrestabes Semarang yang enggan disebut namanya menyatakan pihaknya menghormati hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, namun menekankan aspek keamanan menjadi prioritas utama.
“Kami sudah memetakan titik-titik rawan dan menyiapkan personel pengamanan. Pesan kami satu: sampaikan tuntutan secara damai, tidak anarkis, tidak merusak fasilitas umum, dan tidak mengganggu pengguna jalan lain,” katanya.
Berdasarkan dokumen yang dikuasai warga, galian perluasan lahan PT Petropack sejak 2019–2020 diduga tidak dilengkapi analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang memadai untuk kontur tanah lereng di Bambankerep. Akibatnya, puluhan rumah mengalami retak berat hingga ambles, saluran irigasi rusak, dan sumur warga mengering.
Baca juga : Kodim 0730/Gunungkidul Gelar Karya Bakti Lingkungan dalam Rangka Hari Juang TNI AD ke-80
Sejumlah warga yang diwawancarai terpisah mengaku sudah tidak memiliki harapan lagi melalui jalur musyawarah. “Kami sudah lima kali mengirim surat resmi, dua kali audensi dengan kecamatan, bahkan pernah melapor ke DPRD Kota Semarang. Hasilnya nol. Makanya ini langkah terakhir kami sebelum naik ke ranah hukum yang lebih tinggi,” tutur Siti, salah satu korban yang rumahnya kini miring hampir 15 derajat.
Aksi besok direncanakan dimulai pukul 09.00 di depan kantor PT Petropack di kawasan industri Ngaliyan, dilanjutkan long march ke Balai Kota Semarang jika tidak ada respons dari perusahaan. GJL menegaskan akan membawa spanduk, orasi terbuka, serta bukti foto dan video kerusakan rumah selama lima tahun terakhir.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Petropack belum dapat dimintai konfirmasi. Nomor telepon resmi perusahaan yang tertera di laman web tidak aktif, sementara pesan tertulis yang dikirim melalui surel belum dibalas. Sudah beberapa kali diadakan pertemuan tapi direktur nya belum pernah sama sekali datang. Pihak PT hanya mengutus karyawan saja yang dinilai tidak berkompeten terhadap masalah tersebut.
Harapan kegiatan tersebut Direktur bisa turun dan bisa komunikasi dengan warga terkait kejelasan kompensasi
Pewarta : Sriyanto

