RI News Portal. Yogyakarta, 9 Desember 2025 – Pemerintah Indonesia dan Federasi Rusia tengah mengakselerasi penyelesaian sejumlah nota kesepahaman (MoU) di bidang industri menjelang penyelenggaraan pameran industri global INNOPROM 2026 yang akan berlangsung pada Juli tahun depan di Yekaterinburg, Rusia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta pada Selasa (9/12), mengungkapkan bahwa kunjungan kerjanya ke Moskwa pada 8 Desember 2025 berhasil menghasilkan kemajuan signifikan. Dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Perdagangan Federasi Rusia Anton Alikhanov, kedua pihak menyepakati dua MoU strategis yang selama ini berada dalam tahap finalisasi.
MoU pertama mengatur kerja sama penelitian ilmiah tentang penggunaan aman asbes krisotil (chrysotile asbestos). Kerja sama ini bukan sekadar dokumen formal, melainkan kelanjutan konkret dari pelatihan yang telah diikuti dua tenaga laboratorium Indonesia di Rusia pada September 2024. Penelitian bersama ini diharapkan menghasilkan protokol keselamatan berbasis bukti ilmiah yang dapat diterapkan di kedua negara, sekaligus menjawab kekhawatiran global terhadap material tersebut tanpa mengorbankan kepentingan industri yang masih menggunakannya.

MoU kedua berfokus pada pengembangan industri galangan kapal. Dokumen ini membuka ruang transfer teknologi, co-production, dan potensi investasi bersama dalam pembangunan kapal niaga maupun kapal pertahanan. Bagi Indonesia yang tengah menggenjot program Tol Laut dan modernisasi armada nasional, kerja sama ini berpotensi mempercepat kemandirian industri maritim.
“Melalui dua MoU ini, kami tidak hanya memperluas akses teknologi, tetapi juga memperkuat posisi tawar Indonesia dalam rantai pasok global,” tegas Menperin Agus.
Pertemuan tersebut juga digunakan untuk mengevaluasi tindak lanjut Sidang Komisi Bersama Indonesia-Rusia, khususnya pada Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri. Beberapa isu prioritas yang dibahas meliputi harmonisasi standar dan sertifikasi produk, penguatan rantai pasok halal, logistik, hingga kerja sama keuangan industri.
Baca juga : Mahkamah Agung Dukung Pengujian Pasal Anggaran: Dorong Kemandirian Peradilan dari Campur Tangan Eksekutif
Dukungan eksplisit disampaikan Indonesia terhadap BRICS Centre for Industrial Competences (BCIC) yang berbasis di Rusia. Menperin menilai lembaga ini memiliki potensi besar untuk mempercepat adopsi teknologi 4.0 di Indonesia, mulai dari kecerdasan buatan, kendaraan tanpa awak, bio-industri, hingga digitalisasi usaha mikro dan kecil.
“Kesiapan Indonesia tampil all-out di INNOPROM 2026 bukan sekadar soal promosi, tetapi juga menunjukkan kematangan ekosistem industri nasional yang siap berkolaborasi secara setara dengan mitra global,” ujar Agus Gumiwang.
Langkah akselerasi ini semakin bermakna di tengah peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia. Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Vladimir Putin pada Juni 2025 lalu telah memberikan mandat politik tingkat tinggi bagi penguatan kerja sama ekonomi, terutama di sektor industri dan perdagangan. Rencana kunjungan balasan Presiden Putin ke Jakarta pada 2026 dipandang sebagai momentum untuk menyegel sejumlah proyek besar yang saat ini masih dalam tahap negosiasi.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Dr. Muhamad Arif, menilai langkah ini menunjukkan pendekatan pragmatis Indonesia dalam diplomasi ekonomi. “Di tengah fragmentasi geopolitik global, Indonesia memilih memperdalam kemitraan dengan Rusia di sektor-sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dan minim risiko sanksi sekunder,” katanya.
Dengan semakin dekatnya INNOPROM 2026, Kementerian Perindustrian menyatakan akan terus mendorong partisipasi pelaku industri nasional, mulai dari BUMN strategis hingga IKM unggulan, untuk memanfaatkan platform tersebut sebagai gerbang ekspansi ke pasar Eurasia.
Pewarta : Yudha Purnama

